Peta Hindustan (ilustrasi).
Sepeninggalnya Muizzuddin, dinasti ini mengalami pertikaian internal. Sekelompok prajurit Turki Ghuriyyah memerdekakan diri di Ghazna, dan Khwarazm Syah mempersatukan wilayah hukum Ghuriyyah ke dalam kekaisarannya sendiri.
Akan tetapi, dominasi Khwarazm tersebut tidak berlangsung lama karena dunia Islam bagian timur segera dikuasai oleh Jengis Khan. Jenderal-jenderal Turki yang pernah bekerja di bawah pimpinan Muizzuddin juga tetap menjalankan kebijaksanaan dan tradisi Ghuriyyah di India bagian utara.
Kesultanan Delhi 1206-1555 M
Menurut CE Bosworth dalam Dinasti-Dinasti Islam, Kesultanan Delhi mengacu pada penguasa Muslim yang memerintah melalui Delhi. Turki Ghaznawiyah pertama kali membawa militer Muslim ke India utara dan menumbangkan dinasti setempat. Kepentingan Ghaznawiyah di India utara lebih bersifat finansial.
Dalam perekrutan tentara dari orang-orang India, peralihan keyakinan ke agama Islam bukanlah menjadi syarat utama. Pasukan India merupakan elemen penting dalam ketentaraan Ghaznawiyah. Setelah kehancuran dinasti itu, Ghuriyyah menguasai India Utara.
Kesultanan Delhi pun jatuh ke tangan salah satu jenderal Ghuriyyah, Quthbudin Aibak. Di bawah kepemimpinan Quthbudun, dinasti ini sering disebut dengan Dinasti Budak karena rajanya merupakan budak yang dibebaskan majikannya.
Wilayah kesultanan Delhi terbentang dari Bengal di timur dan Deccan di selatan. Kesultanan ini mendapatkan ancaman besar dari daerah barat laut dan juga tekanan politik internal para bangsawan. Terjadi ketidakstabilan dalam kesultanan ini karena ada lima dinasti yang berganti dengan cepat, yaitu Dinasti Budak, Khiliji, Tughlaq, Sayyid, dan Lodi.
Setelah kejatuhan Dinasti Budak, kesultanan menjadi lebih rapuh dan tidak stabil karena banyaknya revolusi dan agresi internal. Dinasti Khiliji dimulai dengan penobatan Jalaluddin Khiliji oleh para bangsawan sekitar tahun 1290.
Ketika Jalaludin meninggal, dinasti tersebut dilanjutkan oleh Alaudin yang di bawah pimpinannya dinasti tersebut mencapai masa keemasannya. Dinasti ini bertahan selama 30 tahun.
Keruntuhan dinasti ini disebabkan ketika seorang Gujarat, Khusraw Khan, keluar dari Hinduisme dan Mubarak Syah keluar dari Islam dan merebut takhta di Delhi. Kekuasaan Islam di India ditegakkan kembali oleh panglima Ghazi Malik Tughlaq dengan mendirikan Dinasti Tughlaqiyyah (1321-1412). Ia berusaha memulihkan kembali stabilitas ekonomi dan administratif kesultanan dan menerapkan kembali kekuasaan Muslim di Deccan.
Redaktur: Chairul AkhmadSepeninggalnya Muizzuddin, dinasti ini mengalami pertikaian internal. Sekelompok prajurit Turki Ghuriyyah memerdekakan diri di Ghazna, dan Khwarazm Syah mempersatukan wilayah hukum Ghuriyyah ke dalam kekaisarannya sendiri.
Akan tetapi, dominasi Khwarazm tersebut tidak berlangsung lama karena dunia Islam bagian timur segera dikuasai oleh Jengis Khan. Jenderal-jenderal Turki yang pernah bekerja di bawah pimpinan Muizzuddin juga tetap menjalankan kebijaksanaan dan tradisi Ghuriyyah di India bagian utara.
Kesultanan Delhi 1206-1555 M
Menurut CE Bosworth dalam Dinasti-Dinasti Islam, Kesultanan Delhi mengacu pada penguasa Muslim yang memerintah melalui Delhi. Turki Ghaznawiyah pertama kali membawa militer Muslim ke India utara dan menumbangkan dinasti setempat. Kepentingan Ghaznawiyah di India utara lebih bersifat finansial.
Dalam perekrutan tentara dari orang-orang India, peralihan keyakinan ke agama Islam bukanlah menjadi syarat utama. Pasukan India merupakan elemen penting dalam ketentaraan Ghaznawiyah. Setelah kehancuran dinasti itu, Ghuriyyah menguasai India Utara.
Kesultanan Delhi pun jatuh ke tangan salah satu jenderal Ghuriyyah, Quthbudin Aibak. Di bawah kepemimpinan Quthbudun, dinasti ini sering disebut dengan Dinasti Budak karena rajanya merupakan budak yang dibebaskan majikannya.
Wilayah kesultanan Delhi terbentang dari Bengal di timur dan Deccan di selatan. Kesultanan ini mendapatkan ancaman besar dari daerah barat laut dan juga tekanan politik internal para bangsawan. Terjadi ketidakstabilan dalam kesultanan ini karena ada lima dinasti yang berganti dengan cepat, yaitu Dinasti Budak, Khiliji, Tughlaq, Sayyid, dan Lodi.
Setelah kejatuhan Dinasti Budak, kesultanan menjadi lebih rapuh dan tidak stabil karena banyaknya revolusi dan agresi internal. Dinasti Khiliji dimulai dengan penobatan Jalaluddin Khiliji oleh para bangsawan sekitar tahun 1290.
Ketika Jalaludin meninggal, dinasti tersebut dilanjutkan oleh Alaudin yang di bawah pimpinannya dinasti tersebut mencapai masa keemasannya. Dinasti ini bertahan selama 30 tahun.
Keruntuhan dinasti ini disebabkan ketika seorang Gujarat, Khusraw Khan, keluar dari Hinduisme dan Mubarak Syah keluar dari Islam dan merebut takhta di Delhi. Kekuasaan Islam di India ditegakkan kembali oleh panglima Ghazi Malik Tughlaq dengan mendirikan Dinasti Tughlaqiyyah (1321-1412). Ia berusaha memulihkan kembali stabilitas ekonomi dan administratif kesultanan dan menerapkan kembali kekuasaan Muslim di Deccan.
Reporter: C02/Heri Ruslan