Jumat, 25 Mei 2012

Tim Riset: Ada Dua Peradaban di Gunung Padang


Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat (Antara/ Agus Bebeng)

Ada struktur bangunan batu yang berbeda di lapisan terbawah. Peradaban berbeda.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan sistem pemindaian dengan menggunakan georadar, geolistrik dan geomagnet, tim riset di bawah koordinasi Tim Katastrofi Purba menemukan adanya konstruksi berbeda di bawah konstruksi situs Gunung Padang saat ini.

“Kami menduga struktur dan konstruksi yang baru kami temukan (berasal) dari peradaban yang berbeda,” kata Ketua Tim Penelitan Gunung Padang, Danny Hilman Natawijaya, usai pertemuan dengan Bupati Cianjur dan tokoh masyarakat Cianjur, Jumat 25 Mei 2012.

Kepada VIVAnews, geolog ini menjelaskan penemuan dari riset yang dilakukan minggu lalu ini sedang diteliti lebih lanjut. Dari perkiraan sementara, struktur yang berada di bawah Gunung Padang ini berusia lebih tua dan berbeda peradabannya dengan yang di atas.

“Asumsi lebih tua terlihat dari jenis batuan dan struktur yang ada di bawah bangunan yang ada saat ini. Pada struktur yang terlihat saat ini peradabannya lebih modern terlihat dari pola penyusunan batuan yang ada dan dapat dilihat di permukaan,” katanya.

Saat ditanya mengenai kedalaman struktur baru yang ditemukan, Danny mengatakan ini masih rahasia. “Kami masih menelitinya lebih lanjut, nanti akan kami publikasikan setelah beberapa tahapan risetnya sudah diketahui,” katanya.

Minggu lalu, tim melakukan tiga bentuk riset di kawasan Gunung Padang. Selain pemindaian, tim melakukan penelusuran struktur bangunan dan batuan. Dari penelusuran struktur dan batuan tim menemukan sebuah bentuk baru di wilayah Sungai Cimanggu. Temuan ini bentuknya seperti sebuah teras yang berjarak sekitar 100 meter dari bagian bawah Gunung Padang. Namun Danny enggan menceritakan detil dari temuan baru ini.

Untuk penggalian yang dilakukan di dekat bangunan utama situs, tim menemukan pecahan berbagai tembikar dan mengambil sampel karbon baru termasuk melihat struktur permukaan. Semua itu didapat dari penggalian di teras ke empat dari lima teras yang ada. Tim membuat enam buah lubang dengan diameter 1x1 meter dengan kedalaman bervariatif antara 20-30 CM. Hasil temuan ini sekarang berada di Arkeologi Nasional Jakarta dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia untuk dilakukan penelitian lebh lanjut.

(eh)vivanews