Kolam di Istana Al-Bahia.
Persembahan untuk permaisuri
Istana Al-Bahia masuk dalam kawasan Kota Marrakech. Disebut Al-Bahia, karena istana ini diperuntukkan bagi salah seorang permaisuri yang bernama Bahia, yang hidup pada akhir abad ke-19.
Dari keempat istri raja, Bahia adalah yang paling disayang sang raja karena melahirkan anak laki-laki pertama.
Istana Al-Bahia dibangun sekitar akhir abad ke-19, yakni antara 1894 dan 1900, atas perintah Perdana Menteri Kesultanan Maroko saat itu, Si Moussa. Pembangunannya dimaksudkan untuk menjadi istana terbesar pada masanya.
Itu sesuai dengan namanya yang berarti 'cemerlang'. Rancangan bangunan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi ini merupakan hasil karya sang arsitek Muhammad Al-Mekki dari Marrakech.
Bangunan istana ini memiliki 160 kamar yang keseluruhannya dihiasi mosaik warna-warni dari bahan plesteran, lukisan, pahatan kayu yang diukir secara detail serta ubin keramik berwarna terang dan mengilap. Semua elemen yang digunakan diadaptasi dari arsitektur Istana Nasrid di Spanyol yang dilebur menjadi gaya arsitektur Maroko.
Sang arsitek tidak mengadopsi gaya arsitektur art deco yang banyak digunakan pada bangunan dan gedung-gedung di Prancis. Meskipun, gaya art deco sedang digandrungi pada saat Maroko menjadi protektorat atau kawasan perlindungan Prancis selama 44 tahun, antara 1912-1956.
Bangunan-bangunan yang terdapat di Kota Marrakech justru menampilkan corak lokal yang mirip arsitektur Mediterania, bahkan sangat mirip pula dengan arsitektur Santa Fe.
Keindahan istana ini tak hanya karena arsitekturnya, tetapi juga tamannya yang tertata rapi. Mengikuti gaya Maroko, pada bagian tengah ruang selalu terdapat kolam pancuran dengan udara terbuka yang dikelilingi taman yang luas dan indah.
Dan untuk menimbulkan aksen romantis, di bagian taman dilengkapi dengan fitur berbagai macam tumbuhan, mulai dari tanaman bunga seperti mawar dan lavender hingga pohon buah-buahan seperti pisang, jeruk, dan anggur.
Di kompleks istana terdapat juga beberapa taman kecil yang difungsikan sebagai tempat bermain dan beristirahat keluarga raja. Sehingga bisa dikatakan Istana Bahia merupakan contoh yang luar biasa dari arsitektur Timur pada awal abad ke-20.
Struktur bangunan yang kaya akan berbagai macam unsur arsitektur pada masa itu, memberikan kesan yang lebih modern terhadap Istana Al Bahia. Inilah yang membuat ini tidak pernah sepi dari pengunjung.
Bahkan, karena keunikan arsitektur yang dimilikinya, istana ini pernah digunakan sebagai tempat kediaman resmi Louis Lyautey, seorang Jenderal Prancis yang memimpin pasukan di Maroko pada era kolonial.
Redaktur: Chairul AkhmadPersembahan untuk permaisuri
Istana Al-Bahia masuk dalam kawasan Kota Marrakech. Disebut Al-Bahia, karena istana ini diperuntukkan bagi salah seorang permaisuri yang bernama Bahia, yang hidup pada akhir abad ke-19.
Dari keempat istri raja, Bahia adalah yang paling disayang sang raja karena melahirkan anak laki-laki pertama.
Istana Al-Bahia dibangun sekitar akhir abad ke-19, yakni antara 1894 dan 1900, atas perintah Perdana Menteri Kesultanan Maroko saat itu, Si Moussa. Pembangunannya dimaksudkan untuk menjadi istana terbesar pada masanya.
Itu sesuai dengan namanya yang berarti 'cemerlang'. Rancangan bangunan di atas lahan seluas 8.000 meter persegi ini merupakan hasil karya sang arsitek Muhammad Al-Mekki dari Marrakech.
Bangunan istana ini memiliki 160 kamar yang keseluruhannya dihiasi mosaik warna-warni dari bahan plesteran, lukisan, pahatan kayu yang diukir secara detail serta ubin keramik berwarna terang dan mengilap. Semua elemen yang digunakan diadaptasi dari arsitektur Istana Nasrid di Spanyol yang dilebur menjadi gaya arsitektur Maroko.
Sang arsitek tidak mengadopsi gaya arsitektur art deco yang banyak digunakan pada bangunan dan gedung-gedung di Prancis. Meskipun, gaya art deco sedang digandrungi pada saat Maroko menjadi protektorat atau kawasan perlindungan Prancis selama 44 tahun, antara 1912-1956.
Bangunan-bangunan yang terdapat di Kota Marrakech justru menampilkan corak lokal yang mirip arsitektur Mediterania, bahkan sangat mirip pula dengan arsitektur Santa Fe.
Keindahan istana ini tak hanya karena arsitekturnya, tetapi juga tamannya yang tertata rapi. Mengikuti gaya Maroko, pada bagian tengah ruang selalu terdapat kolam pancuran dengan udara terbuka yang dikelilingi taman yang luas dan indah.
Dan untuk menimbulkan aksen romantis, di bagian taman dilengkapi dengan fitur berbagai macam tumbuhan, mulai dari tanaman bunga seperti mawar dan lavender hingga pohon buah-buahan seperti pisang, jeruk, dan anggur.
Di kompleks istana terdapat juga beberapa taman kecil yang difungsikan sebagai tempat bermain dan beristirahat keluarga raja. Sehingga bisa dikatakan Istana Bahia merupakan contoh yang luar biasa dari arsitektur Timur pada awal abad ke-20.
Struktur bangunan yang kaya akan berbagai macam unsur arsitektur pada masa itu, memberikan kesan yang lebih modern terhadap Istana Al Bahia. Inilah yang membuat ini tidak pernah sepi dari pengunjung.
Bahkan, karena keunikan arsitektur yang dimilikinya, istana ini pernah digunakan sebagai tempat kediaman resmi Louis Lyautey, seorang Jenderal Prancis yang memimpin pasukan di Maroko pada era kolonial.
Reporter: Nidia Zuraya