Peta Hindustan (ilustrasi).
Pada 1335, kekuasaan Kashmir dikendalikan Syah Mirza Swati, seorang petualang. Ia menjaga hubungan baik dengan Hindu. Namun penerusnya, Sikandar, adalah seorang Muslim yang fanatik. Ia menghancurkan kuil-kuil di wilayah kekuasaannya.
Ketika tampuk kekuasaan berada di tangan anaknya, Zainal Abidin, pemerintahan pun berlangsung dengan lebih baik. Ia tidak meneruskan kebijakan ayahnya yang keras. Kesultanan Kashmir mencapai era keemasan di masa kepemimpinan Zainal.
Sayangnya, keturunan Zainal bertikai satu sama lain. Berbagai pemimpin provinsi memanfaatkan daerah pegunungan yang sulit dijangkau untuk menegakkan kemerdekaan. Pangeran Mughal, Haydar Dughlat, menyerbu Kashmir tahun 1540 dan memerintah di sana atas nama Humayun selama 10 tahun. Sejak saat itu, provinsi ini menjadi wilayah kekuasaan Mughal.
Kesultanan Gujarat 1392-1583
Karena hubungan kelautan dan perdagangannya dengan pantai lain di Samudra Hindia, Gujarat menjadi provinsi yang kaya. Pada abad ke-14, Gujarat diperintah oleh gubernur yang ditugaskan oleh Sultan Delhi dan pada tahun 1391 Muhammad III menugaskan Zhafar Khan. Ketika Dinasti Taghluq runtuh, Gujarat memperoleh kemerdekaan dan mendirikan kerajaan sendiri.
Kesultanan baru tersebut disibukkan dengan perang melawan dinasti Raja Hindu dan kesultanan Muslim di Malwa, Khandesh, dan Deccan. Sultan Ahmad I membangun ibu kota baru untuk Gujarat bernama Ahmadabad. Di bawah Mahmud Begra, kesultanan ini mencapai masa kejayaannya.
Menjelang akhir pemerintahan Mahmud, muncul faktor baru dalam politik India Barat, yaitu Portugis. Portugis mengalihkan banyak perdagangan di Samudra India ke tangan mereka dan memberikan jalan simpang bagi pedagang Mesir dan Gujarat. Karena hal inilah, Mahmud bersekutu dengan Sultan Mamluk.
Sultan besar terakhir Gujarat adalah Bahadur Syah yang menyerang kaum Hindu dan menaklukkan Malwa. Setelah kematian Bahadur, Kesultanan Gujarat mengalami kehancuran. Pertikaian antar anggota dinasti pun terjadi dan kerajaan terbagi antara beberapa bangsawan. Akhirnya, Gujarat pun jatuh ke tangan Mughal.
Dinasti Mughal 1526-1858 M
Dinasti Mughal (1256-1858 M) merupakan salah satu dinasti yang berkuasa cukup lama di anak Benua India. Dinasti ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang Mongol. Ia merupakan salah satu cucu Timur Lenk. Ayahnya Umar Syekh bin Abi Sa’ad merupakan penguasa kesultanan Farghana dan ibunya merupakan keturunan Jengis Khan.
Kata “Mughal” berasal dari bahasa Persia yang merupakan panggilan bagi bangsa Mongol. Babur mewarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika ia berusia 11 tahun. Ia memiliki ambisi untuk menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu.
Ia berhasil menaklukkan Samarkhand pada 1492 dan menduduki Kabul pada 1504. Ia meneruskan ekspansinya ke India yang pada saat itu sedang mengalami masa krisis. Pada 1525, Babur berhasil menguasai Punjab dan ibukotanya, Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentara menuju Delhi dan menjadikannya sebagai ibukota.
Redaktur: Chairul AkhmadPada 1335, kekuasaan Kashmir dikendalikan Syah Mirza Swati, seorang petualang. Ia menjaga hubungan baik dengan Hindu. Namun penerusnya, Sikandar, adalah seorang Muslim yang fanatik. Ia menghancurkan kuil-kuil di wilayah kekuasaannya.
Ketika tampuk kekuasaan berada di tangan anaknya, Zainal Abidin, pemerintahan pun berlangsung dengan lebih baik. Ia tidak meneruskan kebijakan ayahnya yang keras. Kesultanan Kashmir mencapai era keemasan di masa kepemimpinan Zainal.
Sayangnya, keturunan Zainal bertikai satu sama lain. Berbagai pemimpin provinsi memanfaatkan daerah pegunungan yang sulit dijangkau untuk menegakkan kemerdekaan. Pangeran Mughal, Haydar Dughlat, menyerbu Kashmir tahun 1540 dan memerintah di sana atas nama Humayun selama 10 tahun. Sejak saat itu, provinsi ini menjadi wilayah kekuasaan Mughal.
Kesultanan Gujarat 1392-1583
Karena hubungan kelautan dan perdagangannya dengan pantai lain di Samudra Hindia, Gujarat menjadi provinsi yang kaya. Pada abad ke-14, Gujarat diperintah oleh gubernur yang ditugaskan oleh Sultan Delhi dan pada tahun 1391 Muhammad III menugaskan Zhafar Khan. Ketika Dinasti Taghluq runtuh, Gujarat memperoleh kemerdekaan dan mendirikan kerajaan sendiri.
Kesultanan baru tersebut disibukkan dengan perang melawan dinasti Raja Hindu dan kesultanan Muslim di Malwa, Khandesh, dan Deccan. Sultan Ahmad I membangun ibu kota baru untuk Gujarat bernama Ahmadabad. Di bawah Mahmud Begra, kesultanan ini mencapai masa kejayaannya.
Menjelang akhir pemerintahan Mahmud, muncul faktor baru dalam politik India Barat, yaitu Portugis. Portugis mengalihkan banyak perdagangan di Samudra India ke tangan mereka dan memberikan jalan simpang bagi pedagang Mesir dan Gujarat. Karena hal inilah, Mahmud bersekutu dengan Sultan Mamluk.
Sultan besar terakhir Gujarat adalah Bahadur Syah yang menyerang kaum Hindu dan menaklukkan Malwa. Setelah kematian Bahadur, Kesultanan Gujarat mengalami kehancuran. Pertikaian antar anggota dinasti pun terjadi dan kerajaan terbagi antara beberapa bangsawan. Akhirnya, Gujarat pun jatuh ke tangan Mughal.
Dinasti Mughal 1526-1858 M
Dinasti Mughal (1256-1858 M) merupakan salah satu dinasti yang berkuasa cukup lama di anak Benua India. Dinasti ini didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang Mongol. Ia merupakan salah satu cucu Timur Lenk. Ayahnya Umar Syekh bin Abi Sa’ad merupakan penguasa kesultanan Farghana dan ibunya merupakan keturunan Jengis Khan.
Kata “Mughal” berasal dari bahasa Persia yang merupakan panggilan bagi bangsa Mongol. Babur mewarisi daerah Ferghana dari ayahnya ketika ia berusia 11 tahun. Ia memiliki ambisi untuk menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu.
Ia berhasil menaklukkan Samarkhand pada 1492 dan menduduki Kabul pada 1504. Ia meneruskan ekspansinya ke India yang pada saat itu sedang mengalami masa krisis. Pada 1525, Babur berhasil menguasai Punjab dan ibukotanya, Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentara menuju Delhi dan menjadikannya sebagai ibukota.
Reporter: C02/Heri Ruslan