Militer Dinasti Mamluk (ilustrasi).
Setelah menaklukkan daerah-daerah tersebut, Mu'izzuddin kembali ke Khurasan. Daerah taklukan baru tersebut diserahkan kepada panglima perang kepercayaannya, Qutbuddin Aybak.
Setelah Mu'izzuddin wafat pada 1206, Qutbuddin diakui para pembantunya sebagai sultan untuk wilayah India dan menjadikan Delhi sebagai pusat pemerintahannya. Sejak saat itulah, Dinasti Mamluk muncul sebagai penguasa baru di Kesultanan Delhi.
Kesultanan Mamluk di Mesir
Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir muncul pada saat dunia Islam tengah mengalami desentralisasi dan disintegrasi politik. Kekuasaan Mamluk di Mesir dimulai ketika terjadi perpecahan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Salahuddin Al-Ayyubi, pendiri Dinasti Ayubiyah dan penguasa Mesir kala itu.
Ketika Turansyah, yang merupakan keturunan terakhir dari Dinasti Ayubiyah, naik takhta menggantikan ayahnya, Al-Malik As-Salih; golongan Mamluk merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250, Mamluk di bawah pimpinan Aybak dan Baybars berhasil membunuh Turansyah.
Istri Al-Malik As-Salih, Syajarah Al-Durr, seorang yang juga berasal dari kalangan Mamluk berusaha mengambil kendali pemerintahan sesuai dengan kesepakatan golongan Mamluk itu. Kepemimpinan Syajarah hanya berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian menikah dengan seorang tokoh Mamluk bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya. Akan tetapi, segera setelah itu Aybak membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan.
Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan penguasa Ayubiyah bernama Musa sebagai Sultan Syar'i (formal) di samping dirinya yang bertindak sebagai penguasa yang sebenarnya. Namun, Musa akhirnya dibunuh oleh Aybak. Ini merupakan akhir dari Dinasti Ayubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan Dinasti Mamluk. Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir dari tahun 1250 sampai tahun 1517 sebelum akhirnya ditaklukan oleh Bani Usmani.
Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk meliputi Mesir, Suriah, Hijaz, Yaman, dan daerah di sepanjang aliran Sungai Eufrat. Saat berkuasa, dinasti ini berhasil menumpas bersih sisa-sisa tentara Perang Salib dengan mengusirnya dari Mesir dan Suriah.
Redaktur: Chairul AkhmadSetelah menaklukkan daerah-daerah tersebut, Mu'izzuddin kembali ke Khurasan. Daerah taklukan baru tersebut diserahkan kepada panglima perang kepercayaannya, Qutbuddin Aybak.
Setelah Mu'izzuddin wafat pada 1206, Qutbuddin diakui para pembantunya sebagai sultan untuk wilayah India dan menjadikan Delhi sebagai pusat pemerintahannya. Sejak saat itulah, Dinasti Mamluk muncul sebagai penguasa baru di Kesultanan Delhi.
Kesultanan Mamluk di Mesir
Dinasti Mamluk yang memerintah di Mesir muncul pada saat dunia Islam tengah mengalami desentralisasi dan disintegrasi politik. Kekuasaan Mamluk di Mesir dimulai ketika terjadi perpecahan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Salahuddin Al-Ayyubi, pendiri Dinasti Ayubiyah dan penguasa Mesir kala itu.
Ketika Turansyah, yang merupakan keturunan terakhir dari Dinasti Ayubiyah, naik takhta menggantikan ayahnya, Al-Malik As-Salih; golongan Mamluk merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250, Mamluk di bawah pimpinan Aybak dan Baybars berhasil membunuh Turansyah.
Istri Al-Malik As-Salih, Syajarah Al-Durr, seorang yang juga berasal dari kalangan Mamluk berusaha mengambil kendali pemerintahan sesuai dengan kesepakatan golongan Mamluk itu. Kepemimpinan Syajarah hanya berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian menikah dengan seorang tokoh Mamluk bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya. Akan tetapi, segera setelah itu Aybak membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan.
Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan penguasa Ayubiyah bernama Musa sebagai Sultan Syar'i (formal) di samping dirinya yang bertindak sebagai penguasa yang sebenarnya. Namun, Musa akhirnya dibunuh oleh Aybak. Ini merupakan akhir dari Dinasti Ayubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan Dinasti Mamluk. Dinasti Mamluk berkuasa di Mesir dari tahun 1250 sampai tahun 1517 sebelum akhirnya ditaklukan oleh Bani Usmani.
Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk meliputi Mesir, Suriah, Hijaz, Yaman, dan daerah di sepanjang aliran Sungai Eufrat. Saat berkuasa, dinasti ini berhasil menumpas bersih sisa-sisa tentara Perang Salib dengan mengusirnya dari Mesir dan Suriah.
Begitu juga ketika bangsa Mongol berhasil menghancurkan dan merebut negeri-negeri yang dikuasai oleh Islam, Dinasti Mamluk menjadi satu-satunya penguasa Muslim yang berhasil mempertahankan wilayah kekuasaannya. Oleh karena itu, Dinasti Mamluk di Mesir sangat berjasa dalam mengembangkan dan mempertahankan dunia Islam.
Reporter: Nidia Zuraya