Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Februari 2012

Pria Inggris Bertanya Tentang Wanita Muslimah

Lelaki inggris bertanya: "Kenapa dalam Islam wanita tdk boleh jabat tangan dengan pria?"

Syaikh menjawab: "Bisakah kamu berjabat tangan dengan ratu elizabeth?

Lelaki inggris menjawab: "oh tentu tidak bisa! cuma orang2 tertentu saja yg bisa berjabat tangan dengan ratu."

Syaikh tersenyum & berkata:" Wanita2 kami(Kaum muslimin) adalah para ratu, & ratu tidak boleh berjabat tangan dengan pria sembarangan (yg bukan mahramnya")

lalu si inggris bertanya lagi, "Kenapa perempuan Islam menutupi tubuh dan rambut mereka?"

Syekh tersenyum dan punya 2 permen, ia membuka yang pertama terus yang satu lagi tertutup. dia melemparkan keduanya kelantai yang kotor.

Syaikh bertanya: " Jika saya meminta anda untuk mengambil satu permen, mana yang anda pilih?"

Si inggri menjawab: "Yang tertutup.."

Syeikh berkata: " Itulah cara kami memperlakukan dan melihat perempuan kami.

Kamis, 16 Februari 2012

Ustadz Arifin Ilham Tegaskan Dukungannya Terhadap FPI

KH. Muhammad Arifin Ilham
Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra, KH Muhammad Arifin Ilham, yang terbiasa lembut dalam mengisi majelis Zikir menegaskan dukungannya terhadap keberadaan FPI. Dalam laman facebooknya, Kamis (16/2), Ustadz Arifin Ilham mengkritik pemberitaan media yang selama ini timpang dalam memberitakan FPI.

Selain itu, Ustadz muda ini juga mengecam kelompok yang mengingkan FPI bubar. "siapa yg ingin membubarkan FPI?...kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma'siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela 'fahaaqqo alaihal qoul' adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa "beli" hancurlah negeri ini," tegasnya.

Berikut tulisan lengkap Ustadz Arifin Ilham

Assalaamu alaikum wa rahmatullahi wabarkaatuhi. Front Pembela Islam yg dipimpin ayahanda Habib Rizq Syihab, semoga ALLAH selalu menjaga beliau...aamiin. Rasulullah bersabda "Al Mu'min kaljasadi wahidi" org beriman itu bagaikan SATU TUBUH, bila satu anggota tubuhnya disakiti maka anggota tubuh lainnyapun merasakan sakit". FPI dalam tubuh umat Islam Indonesia laksana TANGAN, inilah dakwah termulia, sbgm Rasulullah mengajarkan, Bila kalian melihat kemungkaran maka perbaikilah dg tangan kalian, kalau tdk mampu maka dg lisan kalian, kalau tdk mampu maka dg hati kalian, itulah selemah2nya iman".

Tentu FPI dg cara hikmah melalui musyawarah, izin, 3 kali peringatan, dg atribut pakaian & organisasi yg jelas terdaptar legal. Baru melakukan tindakan sesudah semua ikhtiar, sungguh sudah rahisia umum di negeri ini tempat2 ma'siyat & program kemungkaran seperti pornografi, perizinan minuman keras, judi dsb selalu dibekingi preman, oknum pejabat & media sekuler. Sehingga beritapun tdk seimbang seakan FPI anarkis, apalagi rentan dg masuknya provakator dg atribut yg sama...lihatlah di media, siapa yg ingin membubarkan FPI?...kebebasan macam apa yg dinginkan? Ingat!, kalau ma'siyat & kemungkaran dibiarkan merajalela "fahaaqqo alaihal qoul" adzab ALLAH akan turun sbgm minimpa kaum Aad, Tsamud, kaum homo dsb (QS 17 : 16,17), apa terus dibiarkan saat hukum sudah bisa "beli" hancurlah negeri ini. TIDAK sahabatku, siapa yg CINTA ALLAH & NEGERI INI tdk boleh diam harus dakwah & jihad dg segala resikonya, & kalian jangan diam, hidup ini pilihan yg konsekwensi di akhirat nanti, ALLAH mengumpulkan kelompok mns jin di akhirat nanti bersama SIAPA YG MEREKA CINTAI!, apakah kalian ingin berkumpul dg mrk para Pendukung ma'siyat & kemungkaran itu dg dailh hak asasi mns yg sebenarnya mrklah yg menghancurkan HAQ MORAL GENERASI BANGSA INI, NO WAY!

Saya Muhammad arifin ilham mencintai Habib Rizq Syihab dg segala konsekwensi...teruslah duhai habib yg Mulia Berdakwah & Berjihad, "Ya ALLAH kumpulkanlah kami bersama hamba2 yg mencintai MU & Yg berjuang dijalanMU...aamiin. ALLAHU AKBAR. Sebarkan ini sahabatku tercinta fillah. (Pz)

KB dan Skenario Zionis

Dalam Kitab Zohar ada sebuah ayat yang menarik. “Angka Kelahiran Non Yahudi harus ditekan sekecil mungkin”. Ayat ini menjadi landasan teologis untuk mengekang laju pertumbuhan ghoyim (orang-orang non Yahudi). Karenanya, tidak aneh program “dua anak lebih baik” itu diluncurkan rezim Orde Baru era 70-an yang sedang mesranya dengan Barat.

Indonesia tidaklah sendiri. Di China mereka menjalankan Program Kebijakan Satu Anak atau jìhuà shēngyù zhèngcè. Di negeri samba, orang-orang menyebut KB dengan Planejamento Familiar. India juga menjalankan program sama, mereka menyebutnya National Population Policy.

Lalu siapakah Tokoh Yahudi modern yang ‘berjasa’ menjalankan ayat Zohar dalam konteks praksis itu? Namanya memang tidak setenar Darwin, tapi gagasan Evolusionis tokoh Atheis itu merujuk padanya. Betul seperti dugaan anda, pria itu bernama Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Thomas Malthus, sejatinya adalah seorang pakar demografi Inggris sekaligus ekonom politk yang paling terkenal karena pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertambahan penduduk.

Malthus beranggapan bahwa pertumbuhan sumber daya manusia tidak simetris dengan potensi sumber daya alam. Dalam An Essay on the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai Kependudukan), Malthus membuat ramalan bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan. Kondisi ini menurutnya akan menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Pada titik inilah kekacauan akan terjadi. Dan apa yang diramalkan Darwin dengan nama Survival for the fittest akan menjadi keniscayaan.

Anehnya solusi yang ditawarkan Malthus untuk meredakan kemelut itu seakan menyelisihi Islam, yakni apa yang ia sebut sebagai preventive checks atau penundaan perkawinan. Malthus juga mengusulkan bahwa manusia tidak perlu memiliki banyak anak. Ide Malthus itu kini malah dikampanyekan oleh salah satu lembaga KB di Indonesia dengan pemeran salah seorang artis ternama. Menurut mereka menikah dini berbahaya dan dua anak lebih baik.

Pada gilirannya, ide Malthus yang masih sederhana dibuat menjadi praktis oleh kalangan Barat. Maka, muncullah kondom dari Maria Stopes (1880-1950). Alih-alih digunakan sebagai bagian dari kontrasepsi, namun dalam perkembangannya kondom justru dikampanyekan sebagai alat transaksi seks bebas.

Islam sebagai agama mulia sepanjang zaman telah mengatur persoalan ini. Bahwa banyaknhya anak bukanlah petanda kemiskinan seperti yang digembar-gemborkan Malthus dan kronco Yahudinya di PBB.

Yang menjadikan sebagian manusia mengalami kemiskinan atau krisis pangan justru adalah Kapitalisme Rostchild. Mereka lah yang berbondong-bondong mengeruk kekayaan negara-negara berkembang dan ketiga demi mewujudkan New World Order. Mereka juga yang membuat negara-negara miskin semakin melarat berkat tipu daya IMF melalui pinjaman hutang seperti menimpa Indonesia.

Jadi buat apa umat muslim khawatir memiliki banyak anak? Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda, “Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik].

Jangankan manusia, binatangpun mendapat rezeki dari Allah. “Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rizkinya.” (QS 11 : 6). Betul jadi kata Aa Gym, “Kenapa kita takut akan rezeki Allah, gajah aja gak sekolah gemuk-gemuk. Plankton yang hidup didasar laut saja diberi rezeki, bagaimana dengan kita sebagai makhluk hidup yang mulia?


Namun, sebaik-baiknya mereka membuat makar, maka hanya Allah sebagai pihak berkuasa. Hingga kini, jumlah umat muslim di Eropa dan Amerika menlonjak drastis. Melihat fenomena ini, bisa jadi Yahudi sedang gigit jari atau paling tidak frustasi hingga menembak puluhan manusia seperti Teroris Breivik di Norwegia. Allahua'lam. (Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi)

Jumat, 03 Februari 2012

Dialog Anak Ayam Dengan Induknya (2)

Oleh Sulthoni Zsulton

Episode: "Ibu, Apakah di Surga Ada Ayam?

Di tengah keheningan malam gelap dan dingin ,di bawah cahaya lampu bohlam teduh dan di dalam sebuah kandang kecil, beberapa anak ayam dan induknya sedang pulas tertidur. Suasana sangat hening, sepi senyap membungkam gelapnya malam, angin kecil membelai lembut permukaan bumi dan mengusap apa saja yang terkena.

Entah datangnya dari mana, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras diiringi suara jeritan yg sangat memilukan.

Boomm!!..Boomm! ! Arrrghhh!!..Ampuunn!!!..Y a Allah!! Ya Rabb!!..Ampuunn !! Kembalikan Kami Ke Dunia!!..Kembalikan Kami Ke dunia!!

Keadaan pun sangat menakutkan.Gonggongan anjing malam terdengar pilu, suara binatang malam saling bersahutan, angin bertiup menggerak-gerakkan dedaunan kesana-kemari yang membuat suasana smakin dingin mencekam. Mereka pun terbangun dan terperanjat mendengar suara yang datang secara tiba-tiba itu.

Beberapa anak ayam terbangun dan merasa ketakutan lalu segera sembunyi di bawah sayap induknya. Sang induk pun terbangun dan berusaha untuk menenangkan mereka...

"Tenang nak, tenang, bertasbihlah..bertasbihlah!!

“Ibu aku takut!! Jawab anak-anak ayam yang sudah terbangun akibat suara yang baru kali itu mereka dengar. Lalu salah satu anak ayam yang selalu ingin tahu sempat-sempatnya menanyakan perihal yang sedang ia dengar.

"Ibu suara apa itu? sambil sesekali menutup matanya dengan sayap kecilnya “aku takut buu!! cik..cik..cik.. Induk ayam pun memeluk erat dan menutup dengan sayapnya dgn penuh kasih sayang.

"Tenang nak kamu gak usah takut, itu suara manusia yang sedang dihukum sama Allah(azab kubur), nanti juga suara itu hilang, sudah kamu tidur lagi yah...

"Bagaimana aku bisa tidur buu! suara itu sangat menakutkan buat ku, kenapa manusia itu dapat hukuman, mereka nakal ya bu?

"iya nak, merekalah yang semasa hidup selalu durhaka dan lalai terhadap perintah Allah, padahal mereka sudah mengetahui beratnya hukuman Allah, beruntung lah kita nak, ucapkanlah terus tasbih kepada Nya!

Dengan paruh kecil yang sesekali berkomat-kamit membaca tasbih, anak ayam itu masih penasaran ingin tahu apa yangsebenarnya terjadi. Lalu ia melanjutkan pertanyaannya. "Ohh gtu ya buu, tapi jika mereka sudah tahu beratnya hukuman Allah, kenapa mereka masih nakal juga? ibu suara itu sudah hilang..cik..ci k..cik

Keadaan pun mulai berangsur tenang dan suara binatang malam tidak terdengar lagi dari kejauhan, semua mahluk kembali terlelap dalam buaian tidur panjang, lalu sang induk terus melanjutkan pembicaraannya pada buah hatinya...

"Itulah nak, mereka punya mata tapi tak melihat,punya telinga tapi tak mendengar,punya hati tapi tidak merasa, punya pikiran tapi tak berfikir, mereka selalu menturutkan hawa nafsu mereka juga mengikuti ajakan iblis, pada akhirnya, merekapun celaka...ptokk!!

"knapa begitu bu, apakah mereka sakit mata dan sakit telinga atau,, sakit gila? kenapa panca indera mereka tidak berfungsi?

"Bukan itu maksud ibu nak, panca indera mereka berfungsi, tetapi Hati merekalah yang buta dan mengeras akibat kenakalan yang mereka lakukan sendiri, pada akhirnya mereka semakin tersesat jauh dan sedikitpun tidak merasa takut sama ancaman Allah..mereka menzholimi diri sendiri nak...

"Oohh gtu ya buu, menakutkan, lalu apakah kita juga bisa seperti itu jika kita nakal buu? aku takut jika seperti mereka...cik..c ik..cik

"Hukuman itu berlaku untuk manusia nak! karena merekalah yang menyanggupi untuk menanggung amanat Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sedangkan langit gunung, seluruh penghuni bumi takut dan enggan menanggung amanat itu. 'Jadi kita beruntung tidak termasuk golongan manusia, namun keberadaan kita di bumi untuk mencukupi dan melayani kebutuhan para manusia. Maka itu kita harus ikhlas membangunkan mereka ketika subuh dan tengah malam, kali saja kita bisa masuk surga bersama mereka yang sholeh..Allahu a'lam. Dan takut-takut kalau kita nakal dan tak taat oleh perintah-Nya, nanti Allah malah murka sama kita dan menempatkan kita di Neraka..ptokk!! Astaghfirullah!

"Oohh, sekarang aku mengerti buu, tapii,,”neraka apa yah..emm”,,sang anak pun terdiam dan terus mengingat-ingat sepertinya ia pernah mendengar kata-kata neraka. Dan setelah ia mengingatnya, ia mencoba menanyakan ketidak tahuannya lagi pada induknya, padahal sang induk sudah sangat mengantuk.

“Ibuu..aku sering lihat ketika bermain di luar sana ada batu yang selalu menangis lho buu, mereka sering bicara tentang neraka lalu ia minta ampun sama Allah. Aku sudah tahu tentang surga dengan keindahannya, nah kalau neraka itu apa buu? Kenapa batu itu menangis?

"Aduh nak pertanyaan kamu banyak sekali deh, lihat tuh adik-adikmu sudah pada tidur semua, kamu terus saja bertanya gak ada habisnya, sudah kamu tidur dulu ya sayang!

"Ahh ibu, aku kan ingin tahu! ayo dong buu beritahu aku..cik..cik.. cik..(sambil mematuk-matuk manja sayap ibunya)

"Baiklah, tapi kamu janji ya, setelah ibu ceritakan kamu harus tidur!?

''Oke bu, aku janji..acik..acik..cik..cik.. Sang induk pun terus melanjutkan ceritanya...

''Neraka itu tempat para manusia durhaka di kumpulkan nak. Siapapun akan gentar dan gemetar sendi-sendi nya ketika mendengar kata Neraka dan dahsyatnya murka Rabb kita... Sebenarnya batu itu takut seandainya mereka ditempatkan dalam neraka, karena Allah menjadikan bahan bakar neraka itu dari manusia yg durhaka juga batu-batu keras panas lalu dijaga oleh malaikat yang tak mengenal rasa kasihan!

''Kenapa ada batu di dalam neraka buu, apakah batu juga durhaka terhadap Allah? Cik..cik..

''Tidak nak, hanya Allah lah yang tahu, mungkin saja batu itu sebagai penghias kerasnya neraka dan alat untuk menghukum manusia durhaka. Namun meski begitu, batu juga ada yang enggan jika mereka ditempatkan dalam neraka...

''Lalu apakah doa dan permintaan batu-batu itu bisa dikabulkan sama Allah agar tidak di tempatkan dalam Neraka?

''Hmm,..ada juga yang dikabulkan seperti batu gilingan yang dipakai oleh Fatimah ra yaitu putri Rosul untuk menggiling gandum. Ia menjadi batu untuk bahan membangun istana indah Fatimah ra di surga nanti, tentunya atas doa dari Rosul...

''Wah enak sekali ya bu jadi batu yang menjadi istana putri Rosul di surga..emm..Ibu apakah di surga juga ada ayam bu? Aku ingin di surga bu, sepertinya surga enak, ada sungai, ada taman-taman hijau, dan bisa bermandikan cahaya disana, aku bisa main-main sepuasnya deh, hihii...cik..cik..cik ''hmm..?

Sang induk pun bingung apa yang harus ia katakan, sedang ia tak mau mengecewakan harapan anaknya, lalu se bisanya sang induk pun menjawab...

''Kalau Allah berkehendak tentu itu mudah saja anakku cantik, mungkin kita sekeluarga bisa juga ada di surga, tapiii?? Anak ayam pun kegirangan mendengar bahwa ada kemungkinan mereka bisa masuk ke surga...

''Asiik..mudah-mudahan ya bu Allah menempatkan kita di surga. Tapii, tapi apa bu..apakah syaratnya berat untuk ke surga?

''Bukan itu nak... ''Apa dong buu, apakah kesempatan itu tidak ada ya?

''Bukan itu nak, maksud ibu, bisa saja kita berada di surga tapi, hmm!? kemungkinan kita hanya menjadi ayam panggang, santapan lezat yang dimakan oleh para manusia penghuni surga, sebagai suatu nikmat yang Allah berikan atas mereka yang beramal sholeh, bahkan masih banyak lagi yang lebih nikmat dari sekedar memakan daging kita yang lezat..hmm..

''Apaa buu!! cik..cik...jd kita di surga hanya sebagai santapan lezat para manusia ya?? Berarti kita di surga akan di sembelih ya? Ibu aku gak mau!! Cik..cik..

''Tidak gitu juga nak, itu hanya kemungkinan saja nak, kan memang sudah takdirnya kita diciptakan untuk disantap manusia atau para predator, karna kita mahluk yang lezat bagi mereka, lagian juga daging kamu masih kecit, mungkin kamu gak di sembelih kali, gak ada dagingnya sih..Sang induk pun menggelitiki tubuh kecil anaknya, karena merasa geli melihat wajah lucu yang terlihat kecewa kecil dan terlihat jengkel..induk pun tertawa ''hihihi...

''huuh ibu, apa gak ada pilihan lagi ya bu?

''hihihi..memang sudah takdir kita nak, asal tidak ke neraka, itu juga sudah syukur ...

''Bagus badan aku kecil, aku gak mau di sembelih, kecian deh ibu badannya besar..hihihi, tapi,,aku juga ingin merasakan surga buu! :(

''hihii..kamu minta saja sana sama Allah, bukan ibu yg punya surga, lagian hanya beberapa binatang saja kok yg bisa masuk surga, seperti anjingnya para ashabul kahfi...

''Ashabul Kahfi?? Mereka siapa buu??

''hmm..mulai lagi deh pertanyaannya, udah ah ibu mau bobo, ibu ngantuk, kamu gak ada habisnya kalo bertanya, panjang sekali seperti kereta...ptokk!

''Kereta apa bu? Ah ibu, ceritain aku lagi dong, jgn tidur dulu..

''Gak mau ah! Ptok!

''Ayo dong buu..

''Nanti aja diterusin nak, ibu ngantuk, kamu kan dah janji katanya mau tidur jika sudah ibu ceritakan mengenai neraka?

''Tapi aku belum ngantuk buu..cik..cik..

''Ya sudah kamu gak usah tidur, kamu berjaga saja ya, nanti jika ada malaikat turun ke bumi, kamu bangunkan ibu ya, ibu ingin bangunkan para manusia agar sholat malam, karena pada saat itu Rabb kita turun ke langit dunia dan para malaikat berkeliling mencari manusia yang sedang bermunajat di tengah malam.

''Malaikat? Ibu ceritakan lagi dongg..ayo doong buu! Huhh ibu pelit!!

''Biarin..ptok! Ibu sudah ngantuk nak, bsok-bsok saja ya sayang ibu ceritakan lagi..hoaamm...

''hmm, iya deh. Ibu, aku mau naik punggung ibu yah? Hihii

''Iya, tp jangan pup di punggung ibu lagi, awas yah..ptok!

''hihii..yang kemarin bukan aku yang pup di punggung ibu, mungkin cicak kali..hihii! Anak ayam pun melompat melakukan kesukaannya yaitu naik ke punggung ibunya sambil bengong sendirian merenungi cerita yg baru saja ia dapatkan dari ibunya.."hoops!!

''met bobo ya bu..ungkapnya...

''Met bobo anakku cantik, jgn lupa bangunkan ibu nanti yah...

''Iya buu InsyaAllah..cik..cik..cik..

******

''Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. "(QS. 66:6)

''Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan." (QS. 66:7)

''Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia;sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. 66:8). Wassalam...

******

Salam ukhuwah

Sulthonie Zsulton

Email:syultonie@gmail.com

Jomblo Keren (Edisi Pria)

Oleh Kiptiah
Kali ini saya mengupas keuntungan atau beberapa hal mengenai pria yang tangguh dalam masa penantiannya menjemput si tulang rusuk.

Subhanallah, melihat ada pria-pria yang konsisten menjaga harga dirinya untuk tetap menjomblo hingga ia menikah. Jomblo bukan karena tidak laku atau terlalu pilih-pilih, mungkin ada beberapa hal yang belum bisa mewujudkan niatnya untuk mempersunting seorang wanita. Karena menjaga kesucian bukan hanya di wajibkan bagi seorang wanita tapi juga untuk pria.

Sebenarnya bagi pria yang jomblo, banyak sekali keuntungan yang didapat. Misalnya, ketika berpacaran ia harus banyak berkorban untuk wanita yang belum tentu menjadi istrinya kelak maka jika ia memilih jomblo hal tersebut bisa di hindarkan. Sangat lumrah jika berpacaran, pihak yang banyak berkorban secara materi adalah pria, harus antar jemput kesana kemari layaknya tukang ojek, menyia-nyiakan waktu dengan sang pacar dengan dalih untuk perkenalan pribadi padahal tak lain sedang menumpuk timbunan dosa. Sebuah kesia-siaan.


QS. Al Mu'minun, 1-3 :
"Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) yang khusyu' dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."


Bukan hanya itu, waktu yang di habiskan dengan sang pacar kadang lebih banyak di banding dengan orangtua, padahal pria walaupun telah menikah tetap bertanggung jawab terhadap orangtuanya. Beda dengan wanita, yang kepatuhan kepada orangtuanya terputus tatkala menikah. Maka saat jomblo bisa di gunakan untuk lebih mencurahkan kasih sayang kepada orangtua.

Karena seorang pria akan menjadi imam terhadap keluarga barunya kelak, maka saat jomblo bisa di manfaatkan untuk memperdalam ilmu agama guna persiapan menuju pernikahan kelak. Bukan menghabiskan waktu sia-sia dengan berpacaran. Juga, saat jomblo bisa di gunakan untuk persiapan materi untuk menghidupi keluarga barunya. Bukan malah menghambur-hamburkan uang untuk wanita yang belum tentu menjadi jodohnya.

Jangan merasa tidak pede ketika memilih jomblo sebelum menikah. Toh, kita sekarang berada pada jalur yang tepat. Justru mereka yang masih pacaran seharusnya malu, melanggar perintah Allah kok pede-pede saja.

Kita sebenarnya jauh lebih cerdas di banding mereka yang berpacaran. Kita bisa memanfaatkan waktu luang untuk menekuni hobi kita, melakukan hal-hal yang belum tentu bisa di lakukan ketika sudah menikah. Bukan tenggelam dalam problematika orang pacaran yang tidak jelas juntrungannya. Belum menikah saja sudah heboh dengan masalahnya, gimana jika sudah menikah.

Pacaran tidak menjamin kedua belah pihak saling mengenal pribadi masing-masing. Hanya kepalsuan yang terlihat, saling ingin terlihat baik.

Seorang pria sejati tidak akan menembak wanita untuk menjadi pacarnya. Kenapa ? karena hal itu menandakan seorang pria belum siap menerima tanggung jawab, hanya sekedar main-main saja. Jika memang dia pria sejati, dia akan langsung melamar wanita pilihannya untuk di jadikannya sebagai istri.

Serahkan saja kepada Allah masalah jodoh, biar Allah yang menunjukkan bagaimana ikhtiar yang harus kita lakukan. Karena petunjuk Allah adalah sebaik-baik jalan, maka ikutilah jalan itu. Meskipun terlihat asing dan menimbulkan kontroversi, abaikan saja. Kita benar di hadapan Allah. Selanjutnya pasrahkan jodoh yang terbaik untuk kita kepada Allah.

Tak perlu takut tidak kebagian jodoh, karena tiap kita di ciptakan berpasang-pasangan. Berprasangka baik saja kepada Allah untuk di berikan pendamping yang shalihah. Karena yang baik pasti akan mendapatkan yang baik. Itu janji Allah.

Allahua'lam

Dialog Anak Ayam dan Induknya

Oleh Sulthoni Zsulton



Suatu hari menjelang Maghrib di kehidupan para binatang ada seekor Induk Ayam sedang sibuk menggiring masuk anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

Seekor Anak Ayam pun merasa kesal karena sedang asik bermain, sang Induk menyuruhnya untuk masuk ke dalam kandang. Terjadilah dialog antara Anak dan Induk Ayam ketika salah-satu Anak Ayam ngedumel sambil mengkritik induknya.

Anak ayam, "Bu, kenapa sih aku gak boleh main malam-malam...?"

Temanku saja si Kampret dibolehkan sama Ibunya, Ibu otoriter sama anak-anaknya. Ini gak boleh, itu gak oleh... cik... cik... cik... (dengan nada sedikit kesal).

Induk Ayam, "Anakku, kamu kan bukan kampret, mereka kan bisa terbang untuk menghindari para pemangsa, sedang kamu gak bisa terbang tuk menjaga diri. Ibu kawatir sama kamu, ibu takut nanti kamu diterkam oleh Kucing dan Musang."

Anak Ayam, "Tapi Manusia saja yang gak punya sayap banyak juga kok yang keluar malam-malam...?"

Induk Ayam, "Kan mereka juga harus bekerja mencari rezeki dan mencari ilmu, tapi ada juga yang nakal hanya sekedar menghabiskan waktu dengan sia-sia, harusnya kamu bangga menjadi seekor Ayam, Nak..."

Anak ayam, "Cik...cik, kenapa aku harus bangga Bu...?"

Induk Ayam, "Iya, itu tandanya Ayam lebih pintar daripada Manusia yang nakal."

Anak Ayam, "cik...cik...? Bukankah mereka mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah Buu..?"

Induk Ayam, "Iya, mereka memang mahluk yang lebih sempurna dari kita, tapi terkadang mereka ada juga yang suka lalai dan kurang bersyukur sama Allah, kita jangan sampai seperti mereka dan lalai dari amanat yang diberikan, sore-sore kita harus tidur, karena pagi sekali kita harus berdoa dan membangunkan manusia untuk sholat tahajud dan Subuh, sedangkan sebagian manusia malam-malam masih ada yang suka keluyuran, subuh-subuh baru pulang ke rumah dan langsung tidur, mereka lupa tuk beribadah kepada Allah..."

Anak Ayam, "Oh gitu ya Buu...tapi kenapa Orang-tua mereka tidak melarangnya...?"

Induk Ayam, "Mungkin Anaknya saja yang nakal dan Ibunya terlalu percaya sama anak-anaknya, juga mungkin kurang pengawasan, Ibunya tak tahu di luar sana sangat berbahaya untuk mereka, di luar sana banyak Kucing pala belang dan Iblis yang siap menerkam...pok...pok...pok...kokk."

Anak Ayam, "Oh...tapi aku baru tahu kalau Kucing itu bisa mengganggu Manusia juga, bukankah tubuh Manusia lebih besar daripada Kucing...?"

Induk Ayam, "Maksud Ibu, Kucing pala belang itu masih dari golongan Manusia juga, itu hanya perumpamaan untuk Manusia yang suka mengganggu wanita, Nak..."

Anak Ayam, "Oh aku baru tau, tapi kan tergantung dari Manusianya Buu, mungkin saja mereka kan bisa menjaga diri..."

Induk Ayam, "Iya memang, mereka ada juga yang bisa menjaga dirinya, tetapi terkadang Iblis suka sekali menggoda dan membujuk Manusia agar manusia terjerumus berbuat maksiat, dosa itu terjadi bukan saja karna niat dari pelakunya lho, tetapi juga karena ada kesempatan, lalu saat itulah Iblis membujuk Manusia...hmm...pok...pok...pok."

Anak Ayam, "Cik...cik...Ibu seperti bang Napi saja, yang ada di kotak berwarna (TV) di kandang-kandang Manusia itu lho Buu, hihihi..."

Induk Ayam, "Bang Napi itu siapa nak...?"

Anak Ayam, "Bang Napi itu manusia yang suka aku lihat di kotak berwarna di kandang-kandang Manusia, bang Napi sering cerita tentang ayam lho bu, Ayam Kampus sama Ayam jalanan."

Induk Ayam, "Oh itu maksudnya bukan Ayam Nak, itu Manusia yang nakal mengatasnakan jenis kita, mereka lalai dan lupa diri, mereka suka berbuat nakal di kampus dan di jalan-jalan karna tidak mau menuruti apa kata Orang-tuanya. Maka itu kamu sebelum maghrib jangan suka keluyuran yah sayang, dengarkan kata Ibu, biar kamu tidak seperti Ayam Kampus dan Ayam Jalanan yang nakal..."

Anak Ayam, "Oh iya ya Bu, aku gak mau seperti mereka, aku janji gak nakal lagi deh, berarti aku harus bangga ya Bu menjadi Ayam...?Kalau begitu maafkan aku ya Bu sudah salah menilai Ibu keras sama aku..."

Induk Ayam, "Iya gak apa-apa kok nak, ibu gak marah, alhamdulillah kamu sudah mengerti, anakku yang cantik dan baik sudah makin pintar saja, Ibu sayang sama kamu nak..."

Anak Ayam, "Iya Bu, aku juga sayang sama Ibu. Alhamdulillah ya Bu, sesuatu...hihihi...cik..cik."

Induk Ayam, "Iya yah sesuatu, ya sudah sekarang kita tidur dulu yuk, nanti kita harus bangun pagi-pagi...met bobo anakku..."

Anak Ayam, "Met malam Ibu, met istirahat...mmuuaahh...cik...cik...cik...jangan lupa baca doa tidur ya..."

Induk Ayam, "Pok...pok...pok...petokk...baik Ibu..."

***

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagikaan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raaf [7] : 179)

Jumat, 27 Januari 2012

Gubernur Zuhud Yang Menjadi Kuli Di Pasar


Di antara sejumlah peperangan yang paling dahsyat adalah Perang Khandaq. Kala itu kaum Yahudi Madinah melakukan persekongkolan dengan musyrikin Makkah yang terdiri atas berbagai golongan, dan bergabung menjadi satu untuk menghancurkan umat Islam di Madinah.

Blokade dilakukan oleh tentara gabungan itu, didukung dengan sabotase dari dalam oleh orang-orang Yahudi. Umat Madinah sudah mulai dihinggapi kelelahan dan putus asa, kelaparan dan kehilangan semangat, sementara setiap saat tentara musuh bakal menyerbu dengan sengit.

Dalam kekalutan itulah muncul sebuah nama ke permukaan, nama yang tadinya tidak terlalu diperhitungkan milik seorang mualaf muda kelahiran negeri Persia. Ia adalah Salman yang dijuluki al Farisi sesuai tanah tumpah darahnya. Pemuda ini menyarankan agar digali parit panjang dan dalam melingkari kota Madinah.

Rasulullah menyambut gagasan itu dengan gembira. Dan itulah awal kebangkitan semangat umat Islam untuk mempertahankan kedaulatannya dan awal kehancuran musuh-musuh umat Islam.

Sejak itu nama Salman al Farisi mencuat naik. Di zaman pemerintahan Umar bin Khaththab, Salman mendaftarkan diri untuk ikut dalam ekspedisi militer ke Persia. Ia ingin membebaskan bangsanya dari genggaman kelaliman Kisra Imperium Persia yang mencekik rakyatnya dengan penindasan dan kekejaman. Untuk membangun istana Iwan Kisra saja, ribuan rakyat jelata terpaksa dikorbankan, tidak setitik pun rasa iba terselip di hati sang raja.

Di bawah pimpinan Panglima Sa’ad bin Abi Waqash, tentara muslim akhirnya berhasil menduduki Persia, dan menuntun rakyatnya dengan bijaksana menuju kedamaian Islam. Di Qadisiyah, keberanian dan keperwiraan Salman al Farisi sungguh mengagumkan sehingga kawan dan lawan menaruh menaruh hormat padanya.

Tapi bukan itu yang membuat Salman meneteskan air mata keharuan pada waktu ia menerima kedatangan kurir Khalifah dari Madinah. Ia merasa jasanya belum seberapa besar, namun Khalifah telah dengan teguh hati mengeluarkan keputusan bahwa Salman diangkat menjadi amir negeri Madain.

Umar secara bijak telah mengangkat seorang amir yang berasal dari suku dan daerah setempat. Oleh sebab itu ia tidak ingin mengecewakan pimpinan yang memilihnya, lebih-lebih ia tidak ingin dimurkai Allah karena tidak menunaikan kewajibannya secara bertanggung jawab.

Maka Salman sering berbaur di tengah masyarakat tanpa menampilkan diri sebagai amir. Sehingga banyak yang tidak tahu bahwa yang sedang keluar masuk pasar, yang duduk-duduk di kedai kopi bercengkrama dengan para kuli itu adalah sang gubernur.

Pada suatu siang yang terik, seorang pedagang dari Syam sedang kerepotan mengurus barang bawaannya. Tiba-tiba ia melihat seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian lusuh. Orang itu segera dipanggilnya; “Hai, kuli, kemari! Bawakan barang ini ke kedai di seberang jalan itu.” Tanpa membantah sedikitpun, dengan patuh pria berpakaian lusuh itu mengangkut bungkusan berat dan besar tersebut ke kedai yang dituju.

Saat sedang menyeberang jalan, seseorang mengenali kuli tadi. Ia segera menyapa dengan hormat, “Wahai, Amir. Biarlah saya yang mengangkatnya.” Si pedagang terperanjat seraya bertanya pada orang itu, “Siapa dia?, mengapa seorang kuli kau panggil Amir?”. Ia menjawab, “Tidak tahukah Tuan , kalau orang itu adalah gubernur kami?”. Dengan tubuh lemas seraya membungkuk-bungkuk ia memohon maaf pada ‘ kuli upahannya’ yang ternyata adalah Salman al Farisi .

“Ampunilah saya, Tuan. Sungguh saya tidak tahu. Tuan adalah amir negeri Madain, “ ucap si pedagang. “ Letakkanlah barang itu, Tuan. Biarlah saya yang mengangkutnya sendiri.” Salman menggeleng, “Tidak, pekerjaan ini sudah aku sanggupi, dan aku akan membawanya sampai ke kedai yang kau maksudkan.”

Setelah sekujur badannya penuh dengan keringat, Salman menaruh barang bawaannya di kedai itu, ia lantas berkata, “Kerja ini tidak ada hubungannya dengan kegubernuranku. Aku sudah menerima dengan rela perintahmu untuk mengangkat barang ini kemari. Aku wajib melaksanakannya hingga selesai. Bukankah merupakan kewajiban setiap umat Islam untuk meringankan beban saudaranya?”

Pedagang itu hanya menggeleng. Ia tidak mengerti bagaimana seorang berpangkat tinggi bersedia disuruh sebagai kuli. Mengapa tidak ada pengawal atau tanda-tanda kebesaran yang menunjukkan kalau ia seorang gubernur?.

Ia barangkali belum tahu, begitulah seharusnya sikap seorang pemimpin menurut ajaran Islam. Tidak bersombong diri dengan kedudukannya, malah merendah di depan rakyatnya. Karena pada hakekatnya, ketinggian martabat pemimpin justru datang dari rakyat dan bawahannya.

(Sumber: Kisah Orang-orang Sabar Karangan Nasiruddin M. Ag/Pz)

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, "Aku Mencium Bau Surga!"


Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ada tujug golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada naungan seleain dari naunganNya... di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah."

Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhir ra, ketika perang Uhud ia berkata, "Wah... angin Surga, sungguh aku mencium bau Surga yang berasal dari balik gunung Uhud."

Seorang Dokter bercerita kepadaku, Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit atau mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah marah dan jengkel? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka. "Jangan khawatir! Saya akan meninggal... tenanglah... sesungguhnya aku mencium bau Surga!" Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat trsebut di hadapan para dokter yang sedang merawatnya, ia berkata kepada mereka, "Wahai saudara-saudara, aku akan mati, janganlah kalian menyusahkan diri sendiri... karena sekarang aku mencium bau Surga."

Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, "Asyhadu alla ilaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah". Ruhnya melyang kepada Sang Pencipta.

Allohu Akbar... Apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari... semua kalimat tidak mampu terucap... dan pena telah kering di tangan... aku tidak kuasa apa-apa kecuali hanya mengulang-ulang firman Allah.

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." (QS. Ibrahim [14] : 27)

Tidak ada yang perlu dikomentari lagi. Ia melanjutkan kisahnya. Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudaranya Dhiya' di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terkahir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesuah shalat Magrib pada hari yang sama.

1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat." Ini merupakan tanda-tanda khusnul khatimah.

2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga para persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh rang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.

3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.

Subhanalloh...sungguh indah kematian seperti ini. Kita mohon semoga Alloh menganugerahkan kita husnul khatimah.

Saudara-saudaraku tercinta... kisah belum selesai... saudara Dhiya' bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang biasa ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?

Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia mendapatkan husnul khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkan; meninggal dengan mencium bau Surga.

Ayahnya berkata, "Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapar melaksakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur'an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU."

Aku katakan, "Maha benar Alloh yang berfirman, 'Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami ialah Alloh" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu" Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (QS. Fushshilat [41] : 30-32)

(Serial Kisah Teladan; Muhammad bin Shalih Al-Qahthani)

Kamis, 26 Januari 2012

Doanya Tertolak Selama Empat Bulan Karena Sebutir Kurma

Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham rahimahullah berniat ziarah ke Masjid Al Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat masjidil Haram.

Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT,” kata malaikat yang satu.

“Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena empat bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah SWT gara- gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim,” Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma.Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.

Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “Empat bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?” tanya ibrahim. “Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu.

“Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. “Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpaizinnya?”

“Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.” Ibrahim bertanya “Dimana alamat saudara-saudaramu? biar saya temui mereka satu persatu.”

Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui saudara-saudaranya yang lain. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.”

“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.”Subhanallah…

(Sumber: Adakah Allah Selalu di Hatimu, Karangan Ust. Miftah Faridl/Pz)

Rabu, 25 Januari 2012

Pelajaran Dari Bangsa Burung

Ketika Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan burung-burung yang terbang di angkasa (QS 67:19), pastilah banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kemampuan terbang bangsa burung ini. Di antaranya adalah kebiasaan burung-burung yang mampu terbang jauh sekali, mereka adalah dari berbagai jenis burung seperti angsa liar, pelican dan burung yang disebut arctic tern (Sterna paraiseae) . Yang terakhir ini mampu terbang dari kutub utara di musim panas dan kembali ke kutub selatan dengan menempuh jarak pergi pulang sekitar 30,000 – 40,000 km atau sekitar 2-2.5 kali Jakarta – Jeddah pergi pulang.

Bagaimana bangsa burung bisa melakukan perjalanan yang luar biasa ini ?, ternyata mereka hanya bisa melakukannya bila ‘berjamaah’ dalam jumlah besar. Ketika mereka terbang bersama dalam jumlah besar , mereka bisa membentuk formasi V dengan sempurna. Begitu burung-burung yang di depan (yang di ujung lancip huruf V) mengepakkan sayap-sayap mereka, kepakan-kepakan ini menimbulkan daya angkat bagi burung-burung yang ada di belakangnya – begitu seterusnya.

Burung-burung yang terbang di depan akan lebih cepat lelah karena mereka yang lebih banyak bekerja ‘membelah udara’. Ketika burung-burung yang didepan ini kelelahan , mereka segera pindah ke barisan paling belakang dan tempatnya digantikan oleh burung-burung yang semula berada tepat di belakangnya. Begitu seterusnya mereka melakukan suksesi kepemimpinan dalam perjalanan panjangnya.

Bila ada salah satu burung yang terpencar dari formasi V , dia segera sadar bahwa terbang sendirian sangatlah berat sehingga mereka segera kembali ke formasi rombongan-nya – konon yang terbang di formasi V bisa 70% lebih efisien ketimbang yang terbang tidak beraturan atau terbang sendiri-sendiri.

Bila ada salah satu burung yang jatuh karena sakit, kelelahan atau mengalami kecelakaan, dua burung lain akan menyertainya. Dua burung ini memberikan penjagaan dan pendampingan, sampai yang jatuh tersebut bisa terbang lagi atau mati. Setelah itu baru mereka akan mengejar rombongannya kembali.

Berikut adalah link video contoh formasi V yang dibentuk oleh sekelompok burung tersebut.

Ada setidaknya empat pelajaran yang bisa kita ambil dari terbangnya burung-burung yang bermigrasi secara berkelompok tersebut.

Pertama adalah individu-individu yang mempunyai kesamaan visi dan tujuan, akan lebih ringan dalam pencapaian tujuannya bila mereka melakukannya secara bersama-sama. Dengan cara ber-‘jamaah’ mereka akan bisa saling memberikan daya dorong satu sama lain – secara bersama-sama merekapun saling meringankan beban.

Kedua adalah bila salah satu individu keluar dari jamaah; dia akan segera merasakan beban berat menghadapi tantangan hidupnya karena sendirian – dia akan segera kembali dan bergabung dengan jamaahnya.

Ketiga untuk para pemimpin di garis depan, hendaknya mereka sadar bahwa mereka tidak selamanya mampu bertahan di depan. Dia harus tahu kapan waktunya untuk mundur dan memberi kesempatan yang masih segar untuk memimpin perjalanan jamaah-nya.

Keempat adalah bila ada salah satu anggota jamaah yang terkena musibah, mereka tidak boleh ditinggal sendirian. Harus ada jamaah lain yang memberi dukungan dan pendampingan sampai yang terkena musibah ini bisa bangkit kembali.

Sejak keturunan pertama anak manusia di bumi, yaitu anak Nabi Adam A.S. dan Siti Hawa; Allah sudah memberinya pelajaran dengan mengirimkan seekor burung. “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Kabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayit saudaranya. Berkata Kabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayit saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang yang menyesal” (QS 5:31).

Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi umat saat ini, tidak ada cara lain untuk menghadapinya kecuali dengan berjamaah mengumpulkan seluruh kekuatan umat yang ada, baik itu di bidang ekonomi, politik, sosial, pendidikan dlsb. Jangan sampai karena tidak berjamaah kita menyesal dan berucap : “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berjamaah seperti rombongan burung-burung itu…”.

Ber-‘jamaah’ di bidang politik, sosial, pendidikan dlsb. sudah banyak yang merintisnya, maka kini waktunya pula untuk mulai dirintis jamaah dalam hal pemenuhan kebutuhan umat - yaitu ber-‘jamaah’ dalam bidang ekonomi. BeyBus atau Beyond Business adalah salah satu cikal bakal integrasi bisnis-bisnis yang dimaksudkan untuk mulai membangun kekuatan ekonomi umat secara bersama-sama, kekuatan ekonomi umat yang kini masih banyak berserakan harus ada yang mulai merangkainya untuk bisa terbang bersama dalam suatu formasi untuk mencapai kemenangan, dengan saling memberi dorongan dan saling meringankan.

Bangsa burung saja bisa terbang dalam formasi V yang selain indah juga sangat efisien – lengkap dengan segala aturan dan prosedurnya, masak manusia yang lebih cerdas tidak bisa melakukannya ?.

Bahwasanya bangsa burung akan tetap menjadi pelajaran bagi umat ini dari awal sampai akhir jaman, ini Allah sendiri yang memberitahu kita untuk memperhatikan mereka : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (QS 67:19) Semoga kita bisa benar-benar mengambil pelajaranNya. Amin.

Selasa, 24 Januari 2012

Inspirasi Dari Para ‘Tukang Insinyur’

Oleh Muhaimin Iqbal.
Jam Air temuan Al Jazari

Hebohnya konsep Mobnas karya para siswa SMK di Solo yang terkenal dengan karyanya mobil Kiat Esemka, mengingatkan saya pada istilah yang dipopulerkan oleh Si Doel lebih dari satu dasawarsa lalu yaitu istilah ‘Tukang Insinyur’. Nampaknya memang para ‘Tukang Insinyur’ inilah yang dibutuhkan untuk menghasilkan karya nyata dalam berbagai bidang di setiap jaman. Di antara inovasi-inovasi yang mengagumkan dan sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dalam dua abad terakhir adalah memang inovasi di bidang permesinan, beberapa di antaranya yang inspiratif adalah mesin-mesin yang saya sajikan pada gambar dibawah.
Mesin-mesin Cerdas.


Anda mungkin tidak mudah membedakan di antara empat foto tersebut diatas, mana yang merupakan mesin jam tangan yang sangat kecil dan mana yang merupakan mesin mobil. Mengapa mesin-mesin itu mirip satu sama lain ?, ya karena kalau di urut-urut Maha Guru-nya sama.

Bila Anda mencari siapa penemu mesin jam yang sangat canggih yang mulai di hasilkan oleh para ‘Tukang Insinyur’ di barat lebih dari se abad lalu itu, kemungkinan besarnya Anda tidak menemukannya. Karena mesin jam yang canggih tersebut tidak ditemukan oleh para ‘Tukang Insinyur’ di dunia barat, tetapi dihasilkan oleh ‘Tukang Insinyur’ Muslim sekitar 7 abad sebelumnya.

Pengakuan ini dapat Anda temukan di Swiss - pusatnya industry jam yang tidak terkalahkan oleh negara lain lebih dari satu abad. Di sebuah museum jam Musée d'Horlogerie du Locle, Château des Monts, in Le Locle, Switzerland terdapat reproduksi sebuah jam karya abad pertengahan yang disebut jam gajah (elephant clock).

Hanya ada dua jam karya ‘Tukang Insinyur’ Muslim abad pertengahan ini yang kini bener-bener hidup, yaitu yang satu lagi di Ibn Battuta Mall di Dubai. Tetapi siapa penemu jam ini sesungguhnya ?, inilah sumber inspirasinya.

Jam gajah yang Anda dapat saksikan cara kerjanya – pada link youtube ini, adalah hanya salah satu karya saja dari ‘Tukang Insinyur’ Muslim yang bernama Abu al-'Iz Ibn Isma'il ibn al-Razaz al-Jazari (1136–1206), dia-lah penemu berbagai mesin canggih – bahkan untuk ukuran jaman ini sekalipun. Temuan-temuan ini kemudian dia bukukan dalam kitab permesinan yang sangat komprehensif dengan judul Kitáb fí ma'rifat al-hiyal al-handasiyya(Buku Pengetahuan Tentang Alat-alat Mekanik yang Cerdas).

Tetapi dari mana Al-Jazari bisa begitu cerdas dengan sejumlah karyanya tersebut ?, dari mana dia belajar ?. Saya terus terang belum sempat meneliti detil Riwayat Hidup – Al-Jazari ini. Tetapi yang jelas dia adalah orang shaleh yang hidup sejaman dengan Shalahuddin Al-Ayyubi (1137-1193) atau yang dikenal dengan Generasi Shalahuddin. Yaitu suatu jaman ketika Islam lagi berjaya dan bangkit lagi dari keterpurukannya.

Jaman di mana umat ini kembali pada tuntunan Al-Qur’an sebagai sumber petunjuk dan rujukannya untuk segala macam ilmu pengetahuan dan urusan. Maka sangat bisa jadi, Al-jazari yang shaleh ini menemukan mesin-mesinnya yang canggih tersebut dari sumber inspirasi yang sama yaitu Al-Qur’an.

Entah ayat yang mana persisnya yang menjadi sumber inspirasinya, saya hanya menduga saja – kemungkinan salah satunya adalah ayat tentang peredaran bulan dan matahari, salah satunya “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS 21:33).

Mengapa demikian ?, karena kalau kita perhatikan mesin-mesin modern yang saya sajikan pada foto di atas, mesin yang di inpirasi oleh karya Al- Jazari ini sangat mirip cara kerjanya dengan apa yang ada di tata surya kita – dan bahkan juga mirip dengan cara kerja benda yang sangat kecil yang disebut atom – bandingkan mesin-mesin tersebut di atas misalnya dengan gambar di bawah.

Atom dan Solar system

Lantas inspirasi apa yang bisa kita belajar dari karya Al-Jazari yang kemudian ditiru dunia barat dan mereka maju karenanya ?. Saya berfikirnya adalah demikian : Bila karya agung Sang Maha Pencipta – dari yang sangat-sangat kecil (atom) sampai yang sangat-sangat besar (tata surya), cara kerjanya mirip satu sama lain – maka bila kita menggunakan atau meniru system yang Dia contohkan tersebut – insyaAllah kita juga akan bisa menghasilkan sesuatu yang sangat hebat.

Bila mesin jam tangan , mesin mobil dan berbagai permesinan lainnya mencontoh cara kerja atom dan tata surya – bahkan di bidang permesinan dikenal istilah planetary gear – karena memang mirip cara kerja planet !, InsyaAllah system yang sama pasti juga bisa dicontoh untuk ‘mesin-mesin’ lainnya seperti mesin ekonomi misalnya.

Bahwa mesin ekonomi mirip tata surya dan atom, ‘gear’ yang besar tidak boleh berputar sendirian atau berputar hanya sesama ‘gear’ yang besar, dia harus memutar ‘gear-gear’ yang kecil – ini juga sudah ada petunjukNya yaitu antara lain melalui ayat “… supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. ...” (QS 59 :7).

Nah sekarang kita tahu, untuk menghasilkan mesin-mesin ekonomi yang canggih – diperlukan ‘Tukang Insinyur’ yang mampu membuat dan merangkai berbagai ‘gear’ dengan berbagai ukuran dan berbagai fungsi, kemudian meng-integrasikan-nya dalam suatu system untuk tujuan kerja yang sama. Tetapi siapa ‘Tukang Insinyur’ di bidang ekonomi ini ?.

Dia harus seperti Al –Jazari di atas, dia tidak berada di menara gading dengan ilmu, ulasan dan analisanya. Dia berada ngulik di lapangan, dia menemukan masalah dan mengatasinya sampai tuntas, dia tidak hanya menenerawang peluang, tidak hanya mengidentifikasi potensi, tetapi dia bekerja keras untuk memberi solusi. Itulah inti dari entrepreneur atau ‘Tukang Insinyur’ di bidang ekonomi !

Karena saya pingin juga bisa mejadi salah satu dari ‘Tukang Insinyur-Tukang Insinyur’ jaman ini, maka saya juga harus ngulik di lapangan, tidak cukup hanya membuat tulisan seperti ini – tetapi harus bener-bener berupaya meng-implementasikan-nya.

Maka sebelum tulisan ini saya buat, saya siapkan dahulu implementation plan-nya berupa web yang saya buat dalam dua hari. Web yang ini saya beri nama secara berkelakar ‘BeyBus’ ( dibaca seperti mengucapkan kata ‘bebas’), yang sebenarnya singkatan dari Beyond Business. Lantas apa yang akan saya lakukan dengan ‘BeyBus’ ini ?

Sama seperti yang dilakukan oleh ‘Tukang Insinyur’ Al- Jazari, membuat ‘gear- gear’ dari berbagai ukuran, kemudian merangkainya menjadi suatu system permesinan yang canggih – untuk saya ini adalah mesin ekonomi !
Mesin Ekonomi yang Saya bayangkan.

“Gear-gear’ dari berbagai ukuran dan fungsi ini juga tidak perlu seluruhnya saya buat sendiri –lha wong sudah banyak tersedia di masyarakat berupa berbagai jenis usaha atau unit ekonomi dari berbagai bidang dan berbagai ukuran. Yang saya perlukan tinggal ‘meng-integrasikan’ dalam suatu system yang saling ‘memutar’ satu sama lain.

Perhatikan cara kerja mesin-mesin karya para ‘Tukang Insinyur’ tersebut diatas, bila gear-gear tersebut berputar sendirian, dia tidak menghasilkan apa-apa. Tetapi ketika gear-gear tersebut tersusun rapi dalam suatu rangkaian system – maka dia menghasilkan suatu karya agung yang mencontoh karya-karya Sang Maha Agung – Sang Maha Pencipta seperti system yang ada di tata surya dan atom.

Demikian pula dengan pelaku usaha dalam ekonomi, bila dia berputar sendirian – dia tidak akan menghasilkan sesuatu yang berarti – tetapi ketika berbagai usaha dengan berbagai skala dan bidang bisa dirangkai atau dintegrasikan dengan pas – insyaAllah akan menghasilkan suatu system ekonomi yang perkasa – yang berkontribusi pada kembalinya kejayaan Islam – seperti yang dihasilkan oleh Al-Jazari dari Generasi Shalahuddin tersebut diatas.

Bila Anda tertarik untuk bergabung dalam upaya ini, silahkan kunjungi situs khusus yang saya siapkan untuk membuat mesin ekonomi berputar secara synergis – terintegrasi satu sama lain, yang besar maupun yang kecil saling memutar – situs yang saya beri nama BeyBus di www.beybus.com. Anda juga bisa bergabung dalam pertemuan fisik bulanan kami yang kami sebut Pesantren Wirausaha Akhir Pekan, yang terdekat adalah akhir pekan ini 14-15 Januari 2012 di Jonggol – Implementasi BeyBus insyaAllah akan dijelaskan detil pada kesempatan tersebut.

Ada kesamaan situs-situs besar dunia saat ini seperti Google, Twitter, Facebook, Yahoodlsb…, semuanya terdiri dari dua suku kata yang awalnya tidak bermakna sesuatu – tetapi kemudian merekalah yang membuat perubahan besar di era teknologi ini. Maka mengapa tidak, kita juga ingin ikut mewarnai perubahan ekonomi di era teknologi ini dengan BeyBus ?. Gagasan besar Anda para pembaca saya tunggu. InsyaAllah.

Apakah Engkau Termasuk Muslimah Yang Minimalis?

Sebuah Renungan Oleh: Novita Aryani M.Noer & Rini Damayanti


Sadar atau tidak, sistem ‘busuk’ Demokrasi Kapitalis telah menghitamkan pandangan kita para perempuan. Kita diseret ke luar rumah untuk bekerja, baik itu karena terpaksa maupun sukarela demi memenuhi kebutuhan hidup yang kian sulit diperoleh. Ditengah kondisi ini pun tak hanya satu peran yang kita ambil; sebagai ibu, pengemban dakwah, karyawan, wirausaha, mahasiswa, pelajar atau yang lainnya. Seringkali dengan banyaknya peran yang kita ambil, membuat benturan-benturan dalam waktu tak terelakkan lagi.
Kelelahan, kelalaian, kehilangan tujuan menjadi akibat ketika muslimah tak mampu menghindarkan diri dari benturan berbagai aktivitas dan kewajiban tersebut. Idialisme awal yang menginginkan menjadi istri dan ibu hebat, mahasiswa top, karyawan teladan, pengusaha sukses, pengemban dakwah yang haritsan aminaan lil Islam menjadi kabur dan kian menghitam dari pandangan.

Jika tak mampu mengikuti ritme yang diinginkan jama’ahnya tersebab bingung membagi diri antara keluarga, kerja, dan dakwah, akhirnya ia mengundurkan diri dari aktivitas bersama jama’ahnya. Namun ada juga yang tak sampai sedemikian, ia tetap mempertahankan seluruh perannya. Namun aktivitas tersebut berjalan dengan prestasi yang ‘minimalis.’ Manjadi istri dan ibu ‘minimalis,’ karyawan ‘minimalis,’ pengusaha ‘minimalis,’ mahasiswa ‘minimalis’ atau pelajar ‘minimalis,’ yang penting semua bisa dijalankan walau itu ‘pas-pasan.’

Peran Muslimah Di Masa Generasi Terbaik

Bila kita buka lembaran-lembaran siroh Nabawiyah untuk berkaca pada generasi terbaik kaum muslimin, sungguh peran sahabiyah pada saat itu tidaklah satu. Peran sebagai ummu wa rabbatul bait, sebuah peran mulia yang tak terbantahkan lagi yang telah melahirkan generasi tabiit yaitu orang-orang yang masuk ke dalam katagori haritsan aminaan lil Islam.

Peranan muslimah saat itu seperti dalam hubungan sosial, tampak dalam satu riwayat ketika syahidnya Ja’far Athoriyyah, para shahabiyah yang lainnya datang membawakan makanan untuk istrinya Ja’far, Asma binti Umais dan anak-anaknya sehingga mereka tak perlu bersusah-susah memasak makanan lagi. Selain itu, mereka juga ada yang ikut bekerja di kebun membantu suami mereka, seperti yang dilakukan oleh Asma istri dari Zubair bin Awwam yang dalam satu riwayat telah ikut memanggul hasil panen kurma dari kebun ke rumahnya seorang diri dengan jarak yang cukup jauh. Bahkan istri baginda Rasulullah saw. Shafiyyah telah mengambil upah memintal benang dari seorang Yahudi, upah tersebut diinfakkan seluruhnya oleh Shafiyyah.

Adalah ummul mukminin Aisyah r.a, istri Rasulullah saw. seorang wanita yang cantik dan pintar dengan hafalan paling tinggi diantara wanita lainnya sehingga selalu menjadi tempat bertanya sahabat dan sahabiyah. Di dalam Thabaqat, dari Mahmud bin Luhaid, lbnu Saad berkata, “Para istri Nabi banyak menghafal hadits Nabi, namun hafalan Aisyah dan Ummu Salamah tidak ada yang dapat menandingi” Selain meriwayatkan hadits, Aisyah r.a. juga mampu menggali hukum sendiri. Bahkan karena kecerdasan dan keluasan ilmunya, menurut Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar (anak saudara laki-laki Aisyah) mengatakan bahwa pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, Aisyah r.a. menjadi penasihat pemerintah. Bahkan beliau juga menguasai ilmu medis atau pengobatan.

Selain itu, sahabiyah juga tak ketinggalan dalam setiap medan jihad ikut serta di garis belakang. Mereka mengurus perbekalan, merawat pasukan yang terluka, namun dalam keadaan genting merekapun turut dalam garis depan medan peperangan. Dalam perang Uhud terukir nama sahabiyah yang sangat berani, Nusaibah binti Kaab. Beliau bersama suami dan anaknya melindungi Rasulullah saw pada saat yang genting dan beliau juga ikut perang melawan Musailamah al Kazab. Dalam perang Ahzab, Shafiyah binti Abdul Muthalib, telah membunuh seorang Yahudi yang menyusup ke tempat perlindungan kaum wanita dan anak-anak. Beliau juga ikut bersama Rasulullah dalam perang Khaibar. Dalam masa perang, ketika suami berangkat berjihad, merekalah yang menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-anak mereka, hal itu tidak berlangsung sehari dua hari saja karena peperangan berlangsung hingga berbulan-bulan.

Pribadi-pribadi yang luar biasa, muslimah tangguh generasi pertama kaum muslimin. Di tangan merekalah Allah Swt. telah mempercayakan tegaknya Daulah Islam pertama di muka bumi ini.

Mengharmonisasikan Peran Muslimah

Mengharmonisasikan peran sebagai ibu, pengemban dakwah dan yang lainnya memanglah tidak mudah. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa dan tidak mungkin. Allah Swt. berfirman:
Tidaklah Aku bebankan seseorang sesuai dengan kemampuannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Jika direfleksikan ayat tersebut dengan keadaan masing-masing dari kita, apapun yang menimpa diri kita, maka Allah telah memberikan kesanggupan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tinggal bagaimana kita mengeluarkan kemampuan secara maksimal dengan berfikir serius, berusaha dan berdoa.
Allah berikan karuniaNya berupa anak-anak yang aktif (bukan nakal) supaya kita berusaha menjadi ibu yang tangguh. Allah karuniakan suami yang ‘rewel’ supaya kita dapat menjadi istri yang sabar dan pintar. Allah karuniakan rizki yang pas sekali bahkan hampir pas-pasan supaya kita bersyukur dan selalu berusaha, dan Allah berikan medan dakwah yang alot agar kita menjadi kuat dan kreatif.

Semua yang dibebankan Allah sesungguhnya adalah untuk menempa diri kita. Seperti halnya besi hitam yang tak berbentuk, ditempa dengan panasnya api dan pukulan palu, hingga besi itu berubah menjadi pedang yang tajam, indah berkilau. Semua yang kita lihat sebagai masalah sesungguhnya adalah jalan menuju surga.

Sesungguhnya jalan menuju surga dipenuhi dengan semak belukar berduri dan kesulitan-kesulitan” (Al-Hadist)

Memang benar bahwa kewajiban dakwah berjama’ah, menjadi ummu wa rabbatul bait dan memenuhi akad kerja, berbeda. Dakwah berjama’ah hukumnya adalah fardhu kifayah, menjadi ummu wa rabbatul bait adalah fardhu ain (bagi yang telah menikah), bekerja bagi wanita hukumnya mubah, dan memenuhi akad kerja hukumnya wajib.

Namun ingatlah, dalam kondisi saat ini dakwah berjama’ah merupakan kepentingan yang darurat mengingat telah hilangnya Khilafah Islamiyah semenjak tahun 1924 dari tubuh kaum muslimin. Dakwah menegakkan Khilafah bukanlah aktivitas mengisi waktu luang, yang dapat ditinggalkan saat kita punya bayi, saat kita mengejar gelar S1, S2 dan seterusnya, atau saat kita sibuk mengurusi bisnis yang tengah berkembang dan karir yang tengah menanjak. Berjuang untuk Islam bukan seperti itu. Muslim sejati tidak pernah melepaskan diri dari perjuangan Islam sedetikpun. Ia senantiasa bergerak menuju ketinggian, dari ketinggian menuju yang lebih tinggi lagi. Ia mempunyai cita-cita besar untuk mewujudkan secara nyata Islam rahmatan lil ‘alamiin dan melihat dalam wujud peradaban al Islamu ya’luu wa laa yu’laa alaih.

Demikian pula menjadi seorang istri dan ibu adalah konsekwensi yang harus diterima ketika memilih untuk menikah. Keberlangsungan generasi mendatang ada di tangan lembut seorang ibu. Ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Demikian pula, ketaatan seorang istri pada suami pun hampir merupakan suatu kemutlakan. Tiadalah boleh seorang wanita keluar rumah tanpa ada keridhoan suaminya.

Wanita adalah mitra sejajar laki-laki. Allah memberi karunia kelebihan baik kepada kaum lelaki juga kepada kaum wanita. Islam memberikan ruang kepada wanita untuk menyalurkan bakat, prestasi dan kemampuannya untuk kemajuan masyarakat selama tidak bertentangan dengan syari’at Islam. Seorang wanita boleh sekolah setinggi-tingginya, seorang wanita dapat menjadi pengusaha, ilmuwan, dokter, dan lain-lain demi memberikan kemanfaatan kepada keluarga, kaumnya atau masyarakat secara umum.

Faktor-Faktor Penting Dalam Mengharmonisasikan Peran Muslimah
Untuk dapat mengharmonisasikan peran yang dipikul, maka faktor yang harus diperhatikan seorang muslimah adalah:
1. Keimanan. Senantiasa kuatkan iman, karena keimanan akan menyemburkan semangat dan menanamkan keikhlasan.
2. Kecerdasan. Kecerdasan harus diasah, karena kecerdasan akan melahirkan kreatifitas, kecepatan dan ketepatan mengambil tindakan, tajam dalam memilih prioritas (aulawiyat), cerdik dalam menyelesaikan masalah.
3. Kerjasama. Bangun kerjasama yang baik dan solid dengan siapapun, apalagi dengan suami, anak, orang tua/mertua, teman sekelas, tetangga, saudara sehalqoh/satu jama’ah, rekan kerja, atasan, bawahan, dan lain-lain.
4. Kesehatan. Selalu menjaga kesehatan. Fisik yang kuat akan lebih menghasilkan banyak karya.

Khatimah

Dakwah adalah kewajiban dari Allah Swt kepada setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita, menjadi ibu (ummun) dan pengatur rumah tangga (rabbatul bait) juga kewajiban dari Allah Swt., berbakti kepada orang tuapun kewajiban dari Allah. Allah Maha Tahu diberinya kewajiban karena Ia tahu kita mampu menjalankannya. Allah Maha Penyayang. Allah Maha Pengasih. Kewajiban dari Allah bukan untuk dibenturkan, akan tetapi dilaksanakan, diupayakan agar semua terlaksana. Ingatlah janji Allah dalam firmanNya:
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agamaNya” (QS. Al-Hajj: 40)

Engkaulah muslimah pejuang-pejuang Islam yang tangguh, da’iyah sejati, ibu pencetak generasi pemimpin masa datang para mujtahid mujtahidah mufakkirin siyasiyyin mujahid mujahidah fii sabilillah, itulah sebutan yang hendaknya menyatu dalam profilmu duhai muslimah sejati. Wallahu a’lamu bishshowab.


sumber foto : ammabigbiggirl.blogspot.com

Jika Kau Masuk Islam Itulah Mahar Bagiku

Didalam sejarah perjuangan tegaknya Kalimatillah diatas bumi ini tidak bisa dipungkiri bahwa peranan wanita adalah tidak kecil. Mereka adalah ibarat sumbu yang menawarkan bara perjuangan kepada suami dan anak anak mereka. Banyak orang orang besar lahir dari rahim seorang wanita yang besar pula keimanan dan cintanya kepada Allah. Ada ibunda kita Khadijah r.a. Fatimah Az Zahra r.a yang melahirkan Imam Hasan r.a dan Imam Husein r.a. juga seorang pembantu wanita dari Ummul Mukminin Ummu Salamah yang kemudian melahirkan Ulama Besar dari Irak yaitu Imam Hasan Al Bashri rahimahullah.

Diantara para sahabiyah r.a terdapat nama Ummu Sulaim r.a yang memiliki kisah menawan dalam deretan kisah penuh teladan generasi umat manusia terbaik sepanjang masa. Dia seorang wanita yang sholehah, wara’, dan tidak kemilau oleh perhiasan dunia. Dia adalah ibunda sahabat Anas bin Malik r.a, seorang sahabat Nabi SAW yang termasuk golongan Ulama dan terkenal dalam pemahamannya tentang Islam.

Ummu Sulaim r.a adalah seorang Anshor yang awal awal masuk islam. Keistiqomahannya dan ketabahannya dalam menjalani kehidupan telah menjadi buah bibir di masyarakat Yatsrib. Ketidaksetujuan suaminya yang masih kafir tidak menggoyahkan Iman yang telah tertancap dalam di lubuk hatinya. Suaminyapun pergi meningalkan Ummu Sulaim r.a
Selang berapa lama seorang laki laki bernama Abu Thalhah yang waktu itu masih kafir memberanikan diri melamarnya dengan mahar yang tinggi. Tapi Ummu Sulaim tidak melirik sedikitpun terhadap apa yang ditawarkan di depan kedua matanya. Baginya Islam adalah harga mati yang tidak bisa ditukar dengan apapun. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Ummu Sulaim r.a berkata, “Demi Allah, orang seperti anda tidak layak untuk ditolak, hanya saja engkau adalah orang kafir, sedangkan aku adalah seorang muslimah sehingga tidak halal untuk menikah denganmu. Jika kamu mau masuk Islam maka itulah mahar bagiku dan aku tidak meminta selain dari itu.” Akhirnya menikahlah Ummu Sulaim r.a dengan Abu Thalhah dengan mahar yang teramat mulia, yaitu Islam.

Ummu Sulaim r.a telah memberi kita sebuah pelajaran bahwa gemerlap dunia dengan segala kemewahannya adalah tidak lebh utama dari nilai Iman seorang hamba. Pernikahan adalah salah satu jalan bagi tersebarnya hidayah bagi mereka yang rindu akan petunjuk Allah. Kita juga mendapat pelajaran bahwa mahar sebagai pemberian yang diberikan kepada istri berupa harta atau selainnya dengan sebab pernikahan tidak selalu identik dengan uang, emas, atau segala sesuatu yang bersifat keduniaan.

Namun, mahar bisa berupa apapun yang bernilai dan diridhai istri selama bukan perkara yang dibenci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sebuah hadits diriwayatkan dari Anas r.a menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Aku belum pernah mendengar seorang wanita pun yang lebih mulia maharnya dari Ummu Sulaim karena maharnya adalah Islam.” (HR An Nasa’i)

Semoga kita dapat meneladani sifat sifat mulia yang ada pada pada diri sahabat sahabat Nabi SAW. Mereka adalah contoh nyata manusia manusia paling agung dalam sejarah. Mereka bukan agung karena assesory yang mahal, bukan pula oleh berlimpahnya dinar dan dirham tapi oleh besarnya rasa cinta dan tingginya pengorbanan mereka untuk tegaknya Islam di atas bumi ini. Wallahu’alam. (Pz/kisah islami)

Senin, 23 Januari 2012

Kumpulan Nama Islam (perempuan)

1. Atiah : ية : yang datang
2. Azifah : فة : yang mendekat ; nama lain dari hari Kiamat
3. Asiah : يةس : nama isteri Fir’aun yang beriman
kepada Allah; ahli dalam pengobatan
4. Aminah : نة آم : Nama ibu Rasulullah; yang aman
5. Abiyyah : يةأ : yang menolak kehinaan; punya
kepribadian yang kokoh
6. Atsilah : لة : yang berakar; mempunyai keturunan
yang baik
7. Ahlam : م : jamak dari hulm ; mimpi
8. Adibah : sastrawati
9. Arja : أ : lebih diharapkan
10. Aribah : ةأ : yang berakal; pandai
11. Aridhah : ضة : yang bersih, terang ; mengesankan
12. Arij : جأ : bau yang sedap
13. Arikah : كةأ : permadani yang dihias
14. Azka : كأ : lebih suci, bersih
15. Azaliyyah : يةأ : yang bersifat azaly, dari sejak dulu
16. Asma’ : اءأ : jamak dari ism ; nama
17. Asma : مىأ : lebih mulia, tinggi
18. Asywaq : واأ : jamak dari syauq ; kerinduan
19. Ashilah : لةأ : yang asli, orisinil
20. Adhwa’ : اء : jamak dari dha-u’ ; cahaya
21. Agharid : يأ : jamak dari ughrudah : kicauan burung
22. Afanin : ينأ : daun yang lembut; jenis perkataan
selengkapnya bisa download di sini Nama Islam

Kumpulan Nama Islam (laki-laki)

ALIF ( أ )
1. Aban : ناَبَأ : perbuatan yang sangat jelas, nama putra khalifah ‘Utsman bin ‘Affan
2. Abiy : ّيِبَأ : yang memiliki kepribadian yang kuat yang pantang tunduk terhadap tekanan
3. Abyan : نَيْبَأ : yang lebih jelas
4. Adib : بْيِدَأ : sastrawan
5. Ahmad : دَمْحَأ : yang banyak dipuji-puji, nama yang diberikan oleh Allah kepada Nabi Muhammad dalam al-Qur’an
6. Arib : بْيِرَأ : yang cerdik dan berakal
7. Arhab : بَحْرَأ : yang lapang dada
8. Asad : دَسَأ : singa (lambang keperkasaan)
9. Asmar : رَمْسَأ : yang berkulilt coklat, abu-abu
10. As’ad : دَعْسَأ : yang lebih bahagia
11. Asyqar : رَقْشَأ : yang berambut pirang
12. Asyhab : بَهْشَأ : warna putih yang bercampur hitam, sebutan lain bagi singa.
13. Ashil : لْيِصَأ : yang asli
14. Anis : سْيِنَأ : yang dapat menenangkan hati dari kerisauan/keterasingan
15. Akram : مَرْآَأ : yang lebih mulia
16. Aman : ناَمَأ : rasa aman
17. Amin : نْيِمَأ : yang dapat dipercaya
18. Amir : رْيِمَأ : Emir, pemimpin, yang memerintahkan
19. Anwar : َوْنَأر : yang lebih bercahaya
20. Arkan : ناَآْرَأ : pondasi, pokok
21. Awwab : باَّوَأ : yang amat taat kepada Tuhan, julukan bagi nabi Daud 'alaihissalam
22. Ayib : بِيآ : yang kembali
23. Ayyub : بْوُّيَأ : yang banyak kembali, nama nabi
24. Islam : َلْسِإما : keislaman
25. I’tisham : ماَصِتْعِا : berpegang teguh
26. Iklil : لْيِلْآِإ : mahkota
27. Imam : ماَمِإ : pemimpin
28. Iyhab : باَهْيِإ : pemberian
29. Usamah :ةَماَسُأ : singa, nama seorang shahabat yang amat dicintai oleh Rasulullah.
selengkapnya bisa download disini Nama Islam

Video Bahaya dan Kesesatan Syiah



Dokumentasi, fakta dan data bahaya serta kesesatan Syi’ah, antara lain:


  • Acara ritual Syi’ah di Gereja
  • Persamaan ritual Asyura Syi'ah dengan ritual Kristen ekstrem.
  • Lafazh azan dan iqamat Syi'ah yang berbeda dengan Islam,
  • Cara wudhu Syi'ah yang berbeda dengan wudhu umat Islam.
  • Cara shalat Syi'ah menghadap batu khusus yang berbeda dengan ajaran Rasulullah SAW, salah satu isi doanya adalah melaknat shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah radhiyallahu anhum. "wal'an a'daa'aka ajma'in, siyyama aba bakr wa 'umar wa 'aisyah"
  • Jenazah Khomeini yang nyaris telanjang karena kain kafannya diperebutkan massa Syiah. Mereka mengultuskan kain kafan Khomeini.
  • Persamaan Syi'ah dan Yahudi, antara lain: Yahudi menuduh Maryam berzina, sedangkan Syi'ah menuduh Aisyah berzina.
  • Data-data, situs, blog, yayasan, sekolah, universitas, buku, majalah, penerbit, penulis dan mubaligh Syi'ah di Indonesia.
  • Ceramah-ceramah para ulama dan mubaligh Syi'ah Indonesia dan luar negeri yang mengajarkan kesesatan dan kebencian, antara lain:
  • Mengafirkan umat Islam yang mencintai shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA.
  • Menyatakan bahwa Ahlussunah wal Jamaah itu bukan Islam, tapi kafir yang wajib dibunuh. Syi'ah menghalalkan darah kaum Muslimin.
  • Penuh kebencian kepada para shahabat selain Ali RA.
  • Mengafirkan shahabat Abu Bakar, Umar dan Aisyah RA.
  • Menyebut Aisyah sebagai binatang himar.
  • Melaknat 10 shahabat yang dijamin surga (al-asyrul mubasysyiruuna bil-jannah).
  • Merendahkan Aisyah serendah alas kaki.
  • Memuji shahabat Ali bin Abi Thalib RA kelewat batas sebagai orang yang mengetahui hal-hal yang ghaib, padahal dalam Al-Qur'an menegaskan bahwa tak ada yang mengetahui perkara ghaib selain Allah (An-Naml 65).
  • Mengajarkan berdoa mohon pertolongan dan keberkahan kepada Zainab.

Etika Dakwah Dunia Maya (2): Etika Posting dan Bersikap

B. Etika Posting dan Bersikap

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa internet adalah termasuk media tercepat dan termurah untuk menyebarkan informasi. Dalam satu kali klik, seluruh indonesia dapat mengakses informasi yang kita berikan. Dan hal ini tentu saja menimbulkan dua kemungkinan, yaitu menjadi potensi yang sangat baik atau menjadi potensi yang sangat buruk. Oleh karena itu, ada beberapa rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan internet sebagai sarana penyebaran informasi.

1. Hendaknya informasi yang kita kirimkan adalah yang benar, dibutuhkan dan untuk umum

Ada banyak informasi yang ada disekeliling kita, sebagian informasi tersebut ada yang benar, meragukan atau salah sama sekali. Seorang yang mendakwahkan Islam harusnya memberikan informasi ketika dia telah memastikan kebenaran informasi ini, dan tidak menyampaikan informasi yang belum jelas kebenarannya sehingga akan mengundang mudharat. Bila perlu, ia mencantumkan sumber dan link yang bisa dibuka untuk informasi-informasi yang sensitif. Sehingga dengan adanya hal seperti ini kita terhindar daripada fitnah dan menggunjing, serta merugikan orang/kelompok lain. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu (QS al-Hujuraat [49]: 6)

Setelah kita memastikan kebenaran berita itu, maka hal yang harus kita pikirkan adalah “apakah informasi ini dibutuhkan?”. Karena ada informasi yang tidak dibutuhkan tetapi terkadang tetap diposting dan disampaikan. Hal seperti ini akan membuang waktu dan bisa jadi menyulut masalah yang lain. Di facebook sering kita lihat sindrom semacam ini, seolah-olah update status menjadi sesuatu yang wajib.

“Lagi melihat matahari terbit..”, lalu 5 menit lagi “Tidur lagi ah..”, terus 1 jam berikutnya “saatnya pergi ke kampus”, 30 menit lagi “ada pengemis di jalan, kesian banget deh..”, nggak lama kemudian “BRB, pergi ke neraka dulu..”. Ada juga yang sibuk mengirimkan ucapan selamat, hug, smile, kiss, love yang nggak penting seperti “Please accept this smile — I got it just for you!”, atau “I got you a special ♥heart!” dan lain-lain

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَاسَمِعَ

Cukuplah bagi seseorang berbuat dosa dengan menceritakan setiap apa yang didengarnya (HR. Muslim)

Selanjutnya, kita juga harus membedakan informasi mana yang hanya menjadi konsumsi internal dan informasi mana yang boleh menjadi konsumsi publik. Kehati-hatian seharusnya menjadi asas seseorang dalam menyampaikan informasi. Karena apabila informasi yang seharusnya menjadi konsumsi internal ternyata bisa diakses juga oleh publik, maka ini menjadi sesuatu yang sangat merugikan, bahkan sampai kepada tingkatan haram untuk menyebarkan informasi yang seharusnya tidak boleh disebarkan.

Kisah Hatib bin Abi Balta’ah dapat kita jadikan contoh. Ketika Rasulullah memerintahkan kaum muslim untuk merahasiakan tentang rencana futuh makkah. Hatib yang tidak memiliki saudara yang dapat melindungi harta dan kerabatnya akhirnya tergoda untuk menuliskan surat (menyampaikan informasi) yang harusnya tidak disampaikannya. Walaupun akhirnya Allah dan Rasulullah memaafkan tindakan Hatib yang lalai, tetap saja rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk mencegat perempuan yang membawa surat Hatib kepada penguasa makkah agar jangan sampai rahasia itu jatuh kepada orang yang tidak berhak mengetahuinya.

Rasulullah juga menyampaikan:

إِذَا حَدَّثَ الَّرجُلُ بِاْلحَدِيْثِ ثُمَّ اْلتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ

Bilamana seorang membicarakan sesuatu kemudian dia menoleh kepadanya maka itu adalah amanah (HR. Abu Dawud)

Dalam setiap gerakan dakwah, terdapat kerahasiaan dan kehati-hatian. Dan hal ini harus benar-benar dipahami oleh setiap orang yang berada di jalan dakwah. Maka setiap ummat muslim, khususnya pengemban dakwah harus membiasakan untuk menyampaikan informasi yang perlu-perlu saja. Hal-hal yang tidak perlu menjadi konsumsi publik tidak perlu di-posting. Dan segala sesuatu yang bersifat rahasia tetap harus dijaga. Karena kehati-hatian dan kewaspadaan lebih utama daripada terlanjur lalai.

2. Mengabarkan berita baik untuk berbagi kebahagiaan sah-sah saja tapi jangan berlebihan

Allah menyampaikan di dalam al-Qur’an:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (QS adh-Dhuhaa [93]: 11)

Artinya sah-sah saja seandainya kita mendapatkan nikmat atau kebahagiaan dari Allah lantas kita menyampaikannya dan menceritakannya dengan saudara-saudara kita dengan harapan mereka juga akan termotivasi dan bersyukur pada Allah atas nikmat-nikmat yang juga mereka terima.

Tapi kita harus mengingat, bahwa tidak semua nikmat yang kita rasakan dan kita dapatkan harus kita ceritakan dan pampang atau kita posting. Maksudnya adalah kita hanya mem-posting yang perlu-perlu saja. Tidak semua hal harus kita posting, berusahalah untuk memposting sesuatu yang akan menginspirasi-memotivasi dan membagikan semangat, jangan terlalu berlebihan.

وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَّي وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي مِجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُوْنَ

Dan sesungguhnya orang yang paling aku dibenci dari kalian dan paling jauh dariku di hari kiamat adalah orang yang banyak bicara" (HR. Tirmidzi)

3. Menghindari menyebarkan berita yang mengundang mudharat

Yang paling banyak kita temukan dalam posting di dunia maya adalah orang dengan niat yang baik dalam memberikan informasi, namun dia tidak sadar bahwa perbuatannya itu malah mengundang mudharat. Misalnya dengan posting:

“Teman-teman sekalian, ada situs yang sangat menghina Islam disini: www.linknya-dipaste-lagi.com, kita harus mengambil langkah terhadap penghinaan ini!”.
atau yang begini:

“Jaman sekarang ancur banget, ada film yang judulnya –JUDULNYA DISEBUTIN LAGI- yang isinya banyak banget tentang pornografi dan pornoaksi. Ada adegan dewasa euy disitu. Dunia semakin parah deh”

Oklah, mungkin yang nge-pos berniat untuk memberikan informasi, tapi tanpa sadar informasi yang dia sampaikan malah termasuk menyebarkan fitnah itu sendiri, dan semakin banyak orang yang akhirnya mengakses situs tersebut, lalu menyebarkannya kembali dan seterusnya. Apa hasilnya?. Hasilnya sang pembuat situs tadi senang gembira melihat jumlah visitornya yang melangit, lengkap dengan cacian yang paling seram yang bisa dilakukan manusia disitu yang semakin membuatnya punya alasan untuk membenci Islam dan menyudutkan Islam.

Kita harus ingat bahwa memberitahu seseorang tentang sesuatu yang buruk bukan dengan mencontohkannya.

Masalahnya, banyak orang yang awalnya tidak mengetahui malah jadi mengetahui dan mengakses situs-situs yang harusnya tidak boleh diakses. Walaupun mungkin ada manfaat ketika kita menyebarkan informasi semacam ini, tapi tetap saja menolak mafsadat lebih utama dari mendapat manfaat. Sesuai kaidah yang berbunyi:

إَنَّ دَفْعَ الْمَفَاسِدِ مُقَدَّمٌ عَلَى جَلْبِ الْمَصَالِحِ

"Sesungguhnya, menghindari kerusakan, harus didahulukan dibanding mengambil manfaat.

Jadi, ketika kita menemukan situs penghinaan terhadap Islam, informasi yang mengundang mudharat atau semacamnya, lebih baik kita lansgung tutup dan jangan pernah kembali. Tidak perlu membesar-besarkan dan menyebarkannya. Karena justru itu yang diinginkan pembuatnya. Toh hal yang semacam ini akan terus ada kapapnpun internet ada.

Kalau anda memiliki kekuasaan ataupun koneksi kepada orang yang bisa menghentikan, maka cukuplah informasi ini diberikan padanya saja dan tidak selain dia. Semua ini untuk menjaga agar fitnah tidak tersebar kemana-mana.

4. Tidak berlebih-lebihan dalam memberikan informasi

Seringkali kita menemukan banyak sekali hamilud dakwah yang justru ‘tebar pesona’ di setiap posting atau informasi yang dia berikan. Membuat postingnya seolah-olah terlihat ‘keren’, atau sesuatu yang diluar atau bukan kapasitasnya agar banyak comment yang mampir dan mengaguminya.

إن من أحبكم إلي وأقربكم مني مجلسا يوم القيامة أحاسنكم أخلاقا , وإن أبغضكم إلي وأبعدكم مني مجلسا يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون

Diantara orang yang aku cintai dan paling dekat tempat duduknya denganku di hari kiamat adalah orang yang baik akhlaknya. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat adalah ats-Tsartsarun (orang yang memaksakan diri untuk memperbanyak perkataan), al-Mutasyaddiqun (orang yang bicaranya kesana-kemari tanpa kehati-hatian) dan al-Mutafayqihun (orang yang sengaja memperluas cakupan pembicaraan dan membuka mulut mereka dalam pembicaraan tersebut serta memfasih-fasihkan/membagus-baguskan bahasanya dalam pembicaraan). (Muttafaq‘alaih)

Maka usahakan dalam setiap posting dan informasi yang kita berikan kita selalu berserah kepada Allah. Sama sekali tidak membuat-buat, atau membesar-besarkan perkataan, atau membuat sesuatu yang dibagus-baguskan. Kalaupun kita ingin memposting sesuatu yang menyemangati dan memprovokasi semangat, maka lakukan dengan hati-hati.

5. Tidak bersikap lemah, membuka aib diri sendiri ataupun orang lain dalam menyampaikan informasi

Saya rasa tulisan menyangkut masalah ini sudah banyak dibuat, begitu banyak tulisan yang bernada lebay, melo (melankolis) yang tidak seharusnya ditampilkan di posting. Ataupun posting yang membuka aib pribadi dan hal-hal privat yang harusnya tidak ada di ruang publik. Sehingga hal itu bisa mengundang fitnah kepadanya.

“sedang menunggu bidadari…”, “Malem jum’at enaknya ngapain ya?”, “aku menanti kedatangan dirinya..”, “siapakah dia yang selama ini aku rindukan..”, “aku tak mengerti siapakah aku saat ini”, “sedang mencoba merengkuh bulan”, “Cuma kamu yang terbaik buat aku..terima kasih kamu sudah sayang ama aku selama ini.. Mamah”, “Sudahlah…”, “Terimakasih Cinta….”, “Semua telah berakhir…” (terus terang saya suka ngakak lalu nangis kalo baca posting/status yang beginian)

Sedangkan Rasul telah memperingatkan kita untuk menjauhi fitnah:

إن السعيد لمن جنب الفتن

Sesungguhnya kebahagiaan bagi siapa saja yang menjauhi fitnah (HR. Abu Dawud)

Walhasil, atas semuanya itu kita dapat mengambil kesimpulan bahwa posisi kita sebagai hamilud dakwha telah membawa kita pada suatu kedudukan dan tanggung jawab yang lebih besar dan berat dibandingkan yang belum berkomitmen dalam dakwah. Setiap kata-kata, posting, informasi yang kita keluarkan akan diawasi dan dimonitor oleh semua pihak, baik yang suka ataupun yang tidak suka. Karena itu lebih berhati-hatilah dalam memilih informasi mana yang akan kita bagikan.

Dakwah memang sulit dan sudah sulit, jangan dibuat lebih sulit lagi. Refreshing boleh, bercanda boleh, asal jangan berlebihan dalam memanfaatkan dunia maya. Gunakan dunia maya sebagai wasilah untuk memperluas jangkauan dakwah. Bagikan semangat Anda pada yang lain dengan kontribusi apapun. Insya Allah semua yang kita lakukan di dunia maya termasuk kebaikan yang akan dicatat oleh Allah.

Wallahu a’lam bi ash-shawab