Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Story. Tampilkan semua postingan

Jumat, 03 Februari 2012

Dialog Anak Ayam Dengan Induknya (2)

Oleh Sulthoni Zsulton

Episode: "Ibu, Apakah di Surga Ada Ayam?

Di tengah keheningan malam gelap dan dingin ,di bawah cahaya lampu bohlam teduh dan di dalam sebuah kandang kecil, beberapa anak ayam dan induknya sedang pulas tertidur. Suasana sangat hening, sepi senyap membungkam gelapnya malam, angin kecil membelai lembut permukaan bumi dan mengusap apa saja yang terkena.

Entah datangnya dari mana, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras diiringi suara jeritan yg sangat memilukan.

Boomm!!..Boomm! ! Arrrghhh!!..Ampuunn!!!..Y a Allah!! Ya Rabb!!..Ampuunn !! Kembalikan Kami Ke Dunia!!..Kembalikan Kami Ke dunia!!

Keadaan pun sangat menakutkan.Gonggongan anjing malam terdengar pilu, suara binatang malam saling bersahutan, angin bertiup menggerak-gerakkan dedaunan kesana-kemari yang membuat suasana smakin dingin mencekam. Mereka pun terbangun dan terperanjat mendengar suara yang datang secara tiba-tiba itu.

Beberapa anak ayam terbangun dan merasa ketakutan lalu segera sembunyi di bawah sayap induknya. Sang induk pun terbangun dan berusaha untuk menenangkan mereka...

"Tenang nak, tenang, bertasbihlah..bertasbihlah!!

“Ibu aku takut!! Jawab anak-anak ayam yang sudah terbangun akibat suara yang baru kali itu mereka dengar. Lalu salah satu anak ayam yang selalu ingin tahu sempat-sempatnya menanyakan perihal yang sedang ia dengar.

"Ibu suara apa itu? sambil sesekali menutup matanya dengan sayap kecilnya “aku takut buu!! cik..cik..cik.. Induk ayam pun memeluk erat dan menutup dengan sayapnya dgn penuh kasih sayang.

"Tenang nak kamu gak usah takut, itu suara manusia yang sedang dihukum sama Allah(azab kubur), nanti juga suara itu hilang, sudah kamu tidur lagi yah...

"Bagaimana aku bisa tidur buu! suara itu sangat menakutkan buat ku, kenapa manusia itu dapat hukuman, mereka nakal ya bu?

"iya nak, merekalah yang semasa hidup selalu durhaka dan lalai terhadap perintah Allah, padahal mereka sudah mengetahui beratnya hukuman Allah, beruntung lah kita nak, ucapkanlah terus tasbih kepada Nya!

Dengan paruh kecil yang sesekali berkomat-kamit membaca tasbih, anak ayam itu masih penasaran ingin tahu apa yangsebenarnya terjadi. Lalu ia melanjutkan pertanyaannya. "Ohh gtu ya buu, tapi jika mereka sudah tahu beratnya hukuman Allah, kenapa mereka masih nakal juga? ibu suara itu sudah hilang..cik..ci k..cik

Keadaan pun mulai berangsur tenang dan suara binatang malam tidak terdengar lagi dari kejauhan, semua mahluk kembali terlelap dalam buaian tidur panjang, lalu sang induk terus melanjutkan pembicaraannya pada buah hatinya...

"Itulah nak, mereka punya mata tapi tak melihat,punya telinga tapi tak mendengar,punya hati tapi tidak merasa, punya pikiran tapi tak berfikir, mereka selalu menturutkan hawa nafsu mereka juga mengikuti ajakan iblis, pada akhirnya, merekapun celaka...ptokk!!

"knapa begitu bu, apakah mereka sakit mata dan sakit telinga atau,, sakit gila? kenapa panca indera mereka tidak berfungsi?

"Bukan itu maksud ibu nak, panca indera mereka berfungsi, tetapi Hati merekalah yang buta dan mengeras akibat kenakalan yang mereka lakukan sendiri, pada akhirnya mereka semakin tersesat jauh dan sedikitpun tidak merasa takut sama ancaman Allah..mereka menzholimi diri sendiri nak...

"Oohh gtu ya buu, menakutkan, lalu apakah kita juga bisa seperti itu jika kita nakal buu? aku takut jika seperti mereka...cik..c ik..cik

"Hukuman itu berlaku untuk manusia nak! karena merekalah yang menyanggupi untuk menanggung amanat Allah untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, sedangkan langit gunung, seluruh penghuni bumi takut dan enggan menanggung amanat itu. 'Jadi kita beruntung tidak termasuk golongan manusia, namun keberadaan kita di bumi untuk mencukupi dan melayani kebutuhan para manusia. Maka itu kita harus ikhlas membangunkan mereka ketika subuh dan tengah malam, kali saja kita bisa masuk surga bersama mereka yang sholeh..Allahu a'lam. Dan takut-takut kalau kita nakal dan tak taat oleh perintah-Nya, nanti Allah malah murka sama kita dan menempatkan kita di Neraka..ptokk!! Astaghfirullah!

"Oohh, sekarang aku mengerti buu, tapii,,”neraka apa yah..emm”,,sang anak pun terdiam dan terus mengingat-ingat sepertinya ia pernah mendengar kata-kata neraka. Dan setelah ia mengingatnya, ia mencoba menanyakan ketidak tahuannya lagi pada induknya, padahal sang induk sudah sangat mengantuk.

“Ibuu..aku sering lihat ketika bermain di luar sana ada batu yang selalu menangis lho buu, mereka sering bicara tentang neraka lalu ia minta ampun sama Allah. Aku sudah tahu tentang surga dengan keindahannya, nah kalau neraka itu apa buu? Kenapa batu itu menangis?

"Aduh nak pertanyaan kamu banyak sekali deh, lihat tuh adik-adikmu sudah pada tidur semua, kamu terus saja bertanya gak ada habisnya, sudah kamu tidur dulu ya sayang!

"Ahh ibu, aku kan ingin tahu! ayo dong buu beritahu aku..cik..cik.. cik..(sambil mematuk-matuk manja sayap ibunya)

"Baiklah, tapi kamu janji ya, setelah ibu ceritakan kamu harus tidur!?

''Oke bu, aku janji..acik..acik..cik..cik.. Sang induk pun terus melanjutkan ceritanya...

''Neraka itu tempat para manusia durhaka di kumpulkan nak. Siapapun akan gentar dan gemetar sendi-sendi nya ketika mendengar kata Neraka dan dahsyatnya murka Rabb kita... Sebenarnya batu itu takut seandainya mereka ditempatkan dalam neraka, karena Allah menjadikan bahan bakar neraka itu dari manusia yg durhaka juga batu-batu keras panas lalu dijaga oleh malaikat yang tak mengenal rasa kasihan!

''Kenapa ada batu di dalam neraka buu, apakah batu juga durhaka terhadap Allah? Cik..cik..

''Tidak nak, hanya Allah lah yang tahu, mungkin saja batu itu sebagai penghias kerasnya neraka dan alat untuk menghukum manusia durhaka. Namun meski begitu, batu juga ada yang enggan jika mereka ditempatkan dalam neraka...

''Lalu apakah doa dan permintaan batu-batu itu bisa dikabulkan sama Allah agar tidak di tempatkan dalam Neraka?

''Hmm,..ada juga yang dikabulkan seperti batu gilingan yang dipakai oleh Fatimah ra yaitu putri Rosul untuk menggiling gandum. Ia menjadi batu untuk bahan membangun istana indah Fatimah ra di surga nanti, tentunya atas doa dari Rosul...

''Wah enak sekali ya bu jadi batu yang menjadi istana putri Rosul di surga..emm..Ibu apakah di surga juga ada ayam bu? Aku ingin di surga bu, sepertinya surga enak, ada sungai, ada taman-taman hijau, dan bisa bermandikan cahaya disana, aku bisa main-main sepuasnya deh, hihii...cik..cik..cik ''hmm..?

Sang induk pun bingung apa yang harus ia katakan, sedang ia tak mau mengecewakan harapan anaknya, lalu se bisanya sang induk pun menjawab...

''Kalau Allah berkehendak tentu itu mudah saja anakku cantik, mungkin kita sekeluarga bisa juga ada di surga, tapiii?? Anak ayam pun kegirangan mendengar bahwa ada kemungkinan mereka bisa masuk ke surga...

''Asiik..mudah-mudahan ya bu Allah menempatkan kita di surga. Tapii, tapi apa bu..apakah syaratnya berat untuk ke surga?

''Bukan itu nak... ''Apa dong buu, apakah kesempatan itu tidak ada ya?

''Bukan itu nak, maksud ibu, bisa saja kita berada di surga tapi, hmm!? kemungkinan kita hanya menjadi ayam panggang, santapan lezat yang dimakan oleh para manusia penghuni surga, sebagai suatu nikmat yang Allah berikan atas mereka yang beramal sholeh, bahkan masih banyak lagi yang lebih nikmat dari sekedar memakan daging kita yang lezat..hmm..

''Apaa buu!! cik..cik...jd kita di surga hanya sebagai santapan lezat para manusia ya?? Berarti kita di surga akan di sembelih ya? Ibu aku gak mau!! Cik..cik..

''Tidak gitu juga nak, itu hanya kemungkinan saja nak, kan memang sudah takdirnya kita diciptakan untuk disantap manusia atau para predator, karna kita mahluk yang lezat bagi mereka, lagian juga daging kamu masih kecit, mungkin kamu gak di sembelih kali, gak ada dagingnya sih..Sang induk pun menggelitiki tubuh kecil anaknya, karena merasa geli melihat wajah lucu yang terlihat kecewa kecil dan terlihat jengkel..induk pun tertawa ''hihihi...

''huuh ibu, apa gak ada pilihan lagi ya bu?

''hihihi..memang sudah takdir kita nak, asal tidak ke neraka, itu juga sudah syukur ...

''Bagus badan aku kecil, aku gak mau di sembelih, kecian deh ibu badannya besar..hihihi, tapi,,aku juga ingin merasakan surga buu! :(

''hihii..kamu minta saja sana sama Allah, bukan ibu yg punya surga, lagian hanya beberapa binatang saja kok yg bisa masuk surga, seperti anjingnya para ashabul kahfi...

''Ashabul Kahfi?? Mereka siapa buu??

''hmm..mulai lagi deh pertanyaannya, udah ah ibu mau bobo, ibu ngantuk, kamu gak ada habisnya kalo bertanya, panjang sekali seperti kereta...ptokk!

''Kereta apa bu? Ah ibu, ceritain aku lagi dong, jgn tidur dulu..

''Gak mau ah! Ptok!

''Ayo dong buu..

''Nanti aja diterusin nak, ibu ngantuk, kamu kan dah janji katanya mau tidur jika sudah ibu ceritakan mengenai neraka?

''Tapi aku belum ngantuk buu..cik..cik..

''Ya sudah kamu gak usah tidur, kamu berjaga saja ya, nanti jika ada malaikat turun ke bumi, kamu bangunkan ibu ya, ibu ingin bangunkan para manusia agar sholat malam, karena pada saat itu Rabb kita turun ke langit dunia dan para malaikat berkeliling mencari manusia yang sedang bermunajat di tengah malam.

''Malaikat? Ibu ceritakan lagi dongg..ayo doong buu! Huhh ibu pelit!!

''Biarin..ptok! Ibu sudah ngantuk nak, bsok-bsok saja ya sayang ibu ceritakan lagi..hoaamm...

''hmm, iya deh. Ibu, aku mau naik punggung ibu yah? Hihii

''Iya, tp jangan pup di punggung ibu lagi, awas yah..ptok!

''hihii..yang kemarin bukan aku yang pup di punggung ibu, mungkin cicak kali..hihii! Anak ayam pun melompat melakukan kesukaannya yaitu naik ke punggung ibunya sambil bengong sendirian merenungi cerita yg baru saja ia dapatkan dari ibunya.."hoops!!

''met bobo ya bu..ungkapnya...

''Met bobo anakku cantik, jgn lupa bangunkan ibu nanti yah...

''Iya buu InsyaAllah..cik..cik..cik..

******

''Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. "(QS. 66:6)

''Hai orang-orang kafir, janganlah kamu mengemukakan uzur pada hari ini. Sesungguhnya kamu hanya diberi balasan menurut apa yang kamu kerjakan." (QS. 66:7)

''Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Rabb kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia;sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami;sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. 66:8). Wassalam...

******

Salam ukhuwah

Sulthonie Zsulton

Email:syultonie@gmail.com

Dialog Anak Ayam dan Induknya

Oleh Sulthoni Zsulton



Suatu hari menjelang Maghrib di kehidupan para binatang ada seekor Induk Ayam sedang sibuk menggiring masuk anak-anaknya yang masih kecil-kecil.

Seekor Anak Ayam pun merasa kesal karena sedang asik bermain, sang Induk menyuruhnya untuk masuk ke dalam kandang. Terjadilah dialog antara Anak dan Induk Ayam ketika salah-satu Anak Ayam ngedumel sambil mengkritik induknya.

Anak ayam, "Bu, kenapa sih aku gak boleh main malam-malam...?"

Temanku saja si Kampret dibolehkan sama Ibunya, Ibu otoriter sama anak-anaknya. Ini gak boleh, itu gak oleh... cik... cik... cik... (dengan nada sedikit kesal).

Induk Ayam, "Anakku, kamu kan bukan kampret, mereka kan bisa terbang untuk menghindari para pemangsa, sedang kamu gak bisa terbang tuk menjaga diri. Ibu kawatir sama kamu, ibu takut nanti kamu diterkam oleh Kucing dan Musang."

Anak Ayam, "Tapi Manusia saja yang gak punya sayap banyak juga kok yang keluar malam-malam...?"

Induk Ayam, "Kan mereka juga harus bekerja mencari rezeki dan mencari ilmu, tapi ada juga yang nakal hanya sekedar menghabiskan waktu dengan sia-sia, harusnya kamu bangga menjadi seekor Ayam, Nak..."

Anak ayam, "Cik...cik, kenapa aku harus bangga Bu...?"

Induk Ayam, "Iya, itu tandanya Ayam lebih pintar daripada Manusia yang nakal."

Anak Ayam, "cik...cik...? Bukankah mereka mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Allah Buu..?"

Induk Ayam, "Iya, mereka memang mahluk yang lebih sempurna dari kita, tapi terkadang mereka ada juga yang suka lalai dan kurang bersyukur sama Allah, kita jangan sampai seperti mereka dan lalai dari amanat yang diberikan, sore-sore kita harus tidur, karena pagi sekali kita harus berdoa dan membangunkan manusia untuk sholat tahajud dan Subuh, sedangkan sebagian manusia malam-malam masih ada yang suka keluyuran, subuh-subuh baru pulang ke rumah dan langsung tidur, mereka lupa tuk beribadah kepada Allah..."

Anak Ayam, "Oh gitu ya Buu...tapi kenapa Orang-tua mereka tidak melarangnya...?"

Induk Ayam, "Mungkin Anaknya saja yang nakal dan Ibunya terlalu percaya sama anak-anaknya, juga mungkin kurang pengawasan, Ibunya tak tahu di luar sana sangat berbahaya untuk mereka, di luar sana banyak Kucing pala belang dan Iblis yang siap menerkam...pok...pok...pok...kokk."

Anak Ayam, "Oh...tapi aku baru tahu kalau Kucing itu bisa mengganggu Manusia juga, bukankah tubuh Manusia lebih besar daripada Kucing...?"

Induk Ayam, "Maksud Ibu, Kucing pala belang itu masih dari golongan Manusia juga, itu hanya perumpamaan untuk Manusia yang suka mengganggu wanita, Nak..."

Anak Ayam, "Oh aku baru tau, tapi kan tergantung dari Manusianya Buu, mungkin saja mereka kan bisa menjaga diri..."

Induk Ayam, "Iya memang, mereka ada juga yang bisa menjaga dirinya, tetapi terkadang Iblis suka sekali menggoda dan membujuk Manusia agar manusia terjerumus berbuat maksiat, dosa itu terjadi bukan saja karna niat dari pelakunya lho, tetapi juga karena ada kesempatan, lalu saat itulah Iblis membujuk Manusia...hmm...pok...pok...pok."

Anak Ayam, "Cik...cik...Ibu seperti bang Napi saja, yang ada di kotak berwarna (TV) di kandang-kandang Manusia itu lho Buu, hihihi..."

Induk Ayam, "Bang Napi itu siapa nak...?"

Anak Ayam, "Bang Napi itu manusia yang suka aku lihat di kotak berwarna di kandang-kandang Manusia, bang Napi sering cerita tentang ayam lho bu, Ayam Kampus sama Ayam jalanan."

Induk Ayam, "Oh itu maksudnya bukan Ayam Nak, itu Manusia yang nakal mengatasnakan jenis kita, mereka lalai dan lupa diri, mereka suka berbuat nakal di kampus dan di jalan-jalan karna tidak mau menuruti apa kata Orang-tuanya. Maka itu kamu sebelum maghrib jangan suka keluyuran yah sayang, dengarkan kata Ibu, biar kamu tidak seperti Ayam Kampus dan Ayam Jalanan yang nakal..."

Anak Ayam, "Oh iya ya Bu, aku gak mau seperti mereka, aku janji gak nakal lagi deh, berarti aku harus bangga ya Bu menjadi Ayam...?Kalau begitu maafkan aku ya Bu sudah salah menilai Ibu keras sama aku..."

Induk Ayam, "Iya gak apa-apa kok nak, ibu gak marah, alhamdulillah kamu sudah mengerti, anakku yang cantik dan baik sudah makin pintar saja, Ibu sayang sama kamu nak..."

Anak Ayam, "Iya Bu, aku juga sayang sama Ibu. Alhamdulillah ya Bu, sesuatu...hihihi...cik..cik."

Induk Ayam, "Iya yah sesuatu, ya sudah sekarang kita tidur dulu yuk, nanti kita harus bangun pagi-pagi...met bobo anakku..."

Anak Ayam, "Met malam Ibu, met istirahat...mmuuaahh...cik...cik...cik...jangan lupa baca doa tidur ya..."

Induk Ayam, "Pok...pok...pok...petokk...baik Ibu..."

***

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagikaan binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raaf [7] : 179)

Jumat, 27 Januari 2012

Gubernur Zuhud Yang Menjadi Kuli Di Pasar


Di antara sejumlah peperangan yang paling dahsyat adalah Perang Khandaq. Kala itu kaum Yahudi Madinah melakukan persekongkolan dengan musyrikin Makkah yang terdiri atas berbagai golongan, dan bergabung menjadi satu untuk menghancurkan umat Islam di Madinah.

Blokade dilakukan oleh tentara gabungan itu, didukung dengan sabotase dari dalam oleh orang-orang Yahudi. Umat Madinah sudah mulai dihinggapi kelelahan dan putus asa, kelaparan dan kehilangan semangat, sementara setiap saat tentara musuh bakal menyerbu dengan sengit.

Dalam kekalutan itulah muncul sebuah nama ke permukaan, nama yang tadinya tidak terlalu diperhitungkan milik seorang mualaf muda kelahiran negeri Persia. Ia adalah Salman yang dijuluki al Farisi sesuai tanah tumpah darahnya. Pemuda ini menyarankan agar digali parit panjang dan dalam melingkari kota Madinah.

Rasulullah menyambut gagasan itu dengan gembira. Dan itulah awal kebangkitan semangat umat Islam untuk mempertahankan kedaulatannya dan awal kehancuran musuh-musuh umat Islam.

Sejak itu nama Salman al Farisi mencuat naik. Di zaman pemerintahan Umar bin Khaththab, Salman mendaftarkan diri untuk ikut dalam ekspedisi militer ke Persia. Ia ingin membebaskan bangsanya dari genggaman kelaliman Kisra Imperium Persia yang mencekik rakyatnya dengan penindasan dan kekejaman. Untuk membangun istana Iwan Kisra saja, ribuan rakyat jelata terpaksa dikorbankan, tidak setitik pun rasa iba terselip di hati sang raja.

Di bawah pimpinan Panglima Sa’ad bin Abi Waqash, tentara muslim akhirnya berhasil menduduki Persia, dan menuntun rakyatnya dengan bijaksana menuju kedamaian Islam. Di Qadisiyah, keberanian dan keperwiraan Salman al Farisi sungguh mengagumkan sehingga kawan dan lawan menaruh menaruh hormat padanya.

Tapi bukan itu yang membuat Salman meneteskan air mata keharuan pada waktu ia menerima kedatangan kurir Khalifah dari Madinah. Ia merasa jasanya belum seberapa besar, namun Khalifah telah dengan teguh hati mengeluarkan keputusan bahwa Salman diangkat menjadi amir negeri Madain.

Umar secara bijak telah mengangkat seorang amir yang berasal dari suku dan daerah setempat. Oleh sebab itu ia tidak ingin mengecewakan pimpinan yang memilihnya, lebih-lebih ia tidak ingin dimurkai Allah karena tidak menunaikan kewajibannya secara bertanggung jawab.

Maka Salman sering berbaur di tengah masyarakat tanpa menampilkan diri sebagai amir. Sehingga banyak yang tidak tahu bahwa yang sedang keluar masuk pasar, yang duduk-duduk di kedai kopi bercengkrama dengan para kuli itu adalah sang gubernur.

Pada suatu siang yang terik, seorang pedagang dari Syam sedang kerepotan mengurus barang bawaannya. Tiba-tiba ia melihat seorang pria bertubuh kekar dengan pakaian lusuh. Orang itu segera dipanggilnya; “Hai, kuli, kemari! Bawakan barang ini ke kedai di seberang jalan itu.” Tanpa membantah sedikitpun, dengan patuh pria berpakaian lusuh itu mengangkut bungkusan berat dan besar tersebut ke kedai yang dituju.

Saat sedang menyeberang jalan, seseorang mengenali kuli tadi. Ia segera menyapa dengan hormat, “Wahai, Amir. Biarlah saya yang mengangkatnya.” Si pedagang terperanjat seraya bertanya pada orang itu, “Siapa dia?, mengapa seorang kuli kau panggil Amir?”. Ia menjawab, “Tidak tahukah Tuan , kalau orang itu adalah gubernur kami?”. Dengan tubuh lemas seraya membungkuk-bungkuk ia memohon maaf pada ‘ kuli upahannya’ yang ternyata adalah Salman al Farisi .

“Ampunilah saya, Tuan. Sungguh saya tidak tahu. Tuan adalah amir negeri Madain, “ ucap si pedagang. “ Letakkanlah barang itu, Tuan. Biarlah saya yang mengangkutnya sendiri.” Salman menggeleng, “Tidak, pekerjaan ini sudah aku sanggupi, dan aku akan membawanya sampai ke kedai yang kau maksudkan.”

Setelah sekujur badannya penuh dengan keringat, Salman menaruh barang bawaannya di kedai itu, ia lantas berkata, “Kerja ini tidak ada hubungannya dengan kegubernuranku. Aku sudah menerima dengan rela perintahmu untuk mengangkat barang ini kemari. Aku wajib melaksanakannya hingga selesai. Bukankah merupakan kewajiban setiap umat Islam untuk meringankan beban saudaranya?”

Pedagang itu hanya menggeleng. Ia tidak mengerti bagaimana seorang berpangkat tinggi bersedia disuruh sebagai kuli. Mengapa tidak ada pengawal atau tanda-tanda kebesaran yang menunjukkan kalau ia seorang gubernur?.

Ia barangkali belum tahu, begitulah seharusnya sikap seorang pemimpin menurut ajaran Islam. Tidak bersombong diri dengan kedudukannya, malah merendah di depan rakyatnya. Karena pada hakekatnya, ketinggian martabat pemimpin justru datang dari rakyat dan bawahannya.

(Sumber: Kisah Orang-orang Sabar Karangan Nasiruddin M. Ag/Pz)

Sebelum Meninggal Dia Mengatakan, "Aku Mencium Bau Surga!"


Dalam sebuah hadits yang terdapat dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, "Ada tujug golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada naungan seleain dari naunganNya... di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah."

Dalam sebuah hadits shahih dari Anas bin an-Nadhir ra, ketika perang Uhud ia berkata, "Wah... angin Surga, sungguh aku mencium bau Surga yang berasal dari balik gunung Uhud."

Seorang Dokter bercerita kepadaku, Pihak rumah sakit menghubungiku dan memberitahukan bahwa ada seorang pasien dalam keadaan kritis sedang dirawat. Ketika aku sampai, ternyata seorang pemuda yang sudah meninggal -semoga Allah merahmatinya. Lantas bagaimana detail kisah wafatnya. Setiap hari puluhan bahkan ribuan orang meninggal. Namun bagaimana keadaan mereka ketika wafat? Dan bagaimana pula dengan akhir hidupnya?

Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh. Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit atau mengerang sakit? Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah marah dan jengkel? Atau apa?

Orang tuanya mengisahkan bahwa anaknya tersebut mengatakan kepada mereka. "Jangan khawatir! Saya akan meninggal... tenanglah... sesungguhnya aku mencium bau Surga!" Tidak hanya sampai di sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat trsebut di hadapan para dokter yang sedang merawatnya, ia berkata kepada mereka, "Wahai saudara-saudara, aku akan mati, janganlah kalian menyusahkan diri sendiri... karena sekarang aku mencium bau Surga."

Kemudian ia meminta kedua orang tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, "Asyhadu alla ilaha illAllah wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah". Ruhnya melyang kepada Sang Pencipta.

Allohu Akbar... Apa yang harus kukatakan dan apa yang harus aku komentari... semua kalimat tidak mampu terucap... dan pena telah kering di tangan... aku tidak kuasa apa-apa kecuali hanya mengulang-ulang firman Allah.

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." (QS. Ibrahim [14] : 27)

Tidak ada yang perlu dikomentari lagi. Ia melanjutkan kisahnya. Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia dimandikan oleh saudaranya Dhiya' di tempat memandikan mayat yang ada di rumah sakit tersebut. Petugas itu melihat beberapa keanehan yang terkahir. Sebagaimana yang telah ia ceritakan sesuah shalat Magrib pada hari yang sama.

1. Ia melihat dahinya berkeringat. Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya seorang mukmin meninggal dengan dahi berkeringat." Ini merupakan tanda-tanda khusnul khatimah.

2. Ia katakan tangan jenazahnya lunak demikian juga para persendiannya seakan-akan dia belum mati. Masih mempunyai panas badan yang belum pernah ia jumpai sebelumnya semenjak ia bertugas memandikan mayat. Padahal tubuh rang yang sudah meninggal itu dingin, kering dan kaku.

3. Telapak tangan kanannya seperti seorang yang membaca tasyahud yang mengacungkan jari telunjuknya mengisyaratkan ketauhidan dan persaksiannya, sementara jari-jari yang lain ia genggam.

Subhanalloh...sungguh indah kematian seperti ini. Kita mohon semoga Alloh menganugerahkan kita husnul khatimah.

Saudara-saudaraku tercinta... kisah belum selesai... saudara Dhiya' bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang biasa ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?

Apakah anda kira ia menghabiskan malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia mendapatkan husnul khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkan; meninggal dengan mencium bau Surga.

Ayahnya berkata, "Ia selalu bangun dan melaksanakan shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar dapar melaksakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur'an dan termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU."

Aku katakan, "Maha benar Alloh yang berfirman, 'Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami ialah Alloh" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu" Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (QS. Fushshilat [41] : 30-32)

(Serial Kisah Teladan; Muhammad bin Shalih Al-Qahthani)

Kamis, 26 Januari 2012

Doanya Tertolak Selama Empat Bulan Karena Sebutir Kurma

Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham rahimahullah berniat ziarah ke Masjid Al Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat masjidil Haram.

Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan. Menyangka kurma itu bagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat Bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan dibawah kubah Sakhra. Ia shalat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya.

“Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan Allah SWT,” kata malaikat yang satu.

“Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak karena empat bulan yg lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat mesjidil haram,” jawab malaikat yang satu lagi.

Ibrahim bin adham terkejut sekali, ia terhenyak, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh Allah SWT gara- gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. “Astaghfirullahal adzhim,” Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma.Untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya.

Begitu sampai di Mekkah ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “Empat bulan yang lalu saya membeli kurma disini dari seorang pedagang tua. kemana ia sekarang ?” tanya ibrahim. “Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu.

“Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yg dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. “Nah, begitulah” kata ibrahim setelah bercerita, “Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpaizinnya?”

“Bagi saya tidak masalah. Insya Allah saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas nama kan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.” Ibrahim bertanya “Dimana alamat saudara-saudaramu? biar saya temui mereka satu persatu.”

Setelah menerima alamat, ibrahim bin adham pergi menemui saudara-saudaranya yang lain. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim.

Empat bulan kemudian, Ibrahim bin adham sudah berada dibawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara gara makan sebutir kurma milik orang lain.”

“O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, ia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram karena masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.”Subhanallah…

(Sumber: Adakah Allah Selalu di Hatimu, Karangan Ust. Miftah Faridl/Pz)