(REUTERS/ Eric Thayer)
Selama berabad-abad legenda mengisahkan tentang putri duyung.Selama berabad-abad legenda mengisahkan tentang putri duyung. Mitologi Yunani bahkan menyebut, mahluk air setengah manusia, berekor ikan menjadi cobaan berat bagi para pelaut, terutama mereka yang lalai. Siapa tergoda, ia akan menemui ajal. Penyair Yunani, Homer juga mengisahkannya dalam epik, Odyssey.
Di era modern, legenda itu tak terhapus. Di Israel, misalnya, sayembara digelar, barang siapa bisa membuktikan keberadaan Putri Duyung akan mendapat uang setara Rp10 miliar. Sementara di hadapan parlemen, Menteri Pengairan Zimbabwe, Samuel Sipepa Nkomo melaporkan pembangunan waduk terhambat, gara-gara para pekerja mogok, diganggu Putri Duyung.
Baru-baru ini, salah satu lembaga pemerintah Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), yang mengurusi soal lingkungan semisal tsunami dan badai, ini memposting artikel menarik dan tak biasa: tentang putri duyung. Dalam posting berjudul, "Apakah Putri Duyung Nyata?"
NOAA membantah keberadaan mahluk itu. "Keyakinan tentang eksistensi putri duyung telah muncul di awal spesies manusia. Sosok perempuan magis itu muncul kali pertamanya dalam lukisan gua di akhir periode Paleotitik (Zaman Batu) sekitar 30.000 tahun lalu, saat manusia modern mendominasi daratan, dan mungkin, mulai mengarungi samudera," demikian menurut NOAA, seperti dimuat Discovery.com.
Mahluk setengah manusia, chimera, juga kerap disebut dalam mitologi. Selain putri duyung, ada juga centaur, bijak, satir liar, dan minotaur -- manusia berkepala banteng, yang mengerikan. Dan banyak lagi. "Tapi, apakah putri duyung nyata? Tak ada bukti mahluk air itu pernah ditemukan," kata NOAA, dalam situsnya.
"Namun, mengapa mereka ada ada dalam pikiran bawah sadar bangsa pelaut? Pertanyaan itu sebaiknya ditujukan pada para sejarawan, filsuf, dan antropolog."
Pertanyaan yang muncul, untuk apa lembaga terkemuka sekelas NOAA mengeluarkan pernyataan tentang putri duyung? Padahal, Pemerintah AS jarang mengeluarkan bantahan ekspliist soal eksistensi mahluk-mahluk mistis lainnya. Misalnya, Biro Pertambangan AS tak secara langsung mengeluarkan pernyataan yang membantah keberadaan dragon atau trol ditemukan di gua atau tambang bawah tanah.
Rupanya, bantahan NOAA untuk menjawab tayangan Animal Planet, cabang dari Discovery, yang menayangkan acara berjudul, "Putri Duyung: Ditemukan Tubuhnya". Acara bergaya dokumenter itu melukiskan gambaran liar tentang keberadaan putri duyung, kemungkinan rupanya, dan mengapa mereka bersembunyi hingga saat ini.
Meski pembuat film tersebut mengungkapkan bahwa itu adalah fiksi ilmiah, namun, gambaran meyakinkan yang disajikan melalui animasi komputer, fakta sejarah, teori konspirasi, dan cuplikan jejaknya -- entah nyata atau palsu, sangat meyakinkan, membuat orang mengiranya sebagai kenyataan. Film itu bahkan mewawancarai ilmuwan NOAA.
Yang juga menarik, ini bukan kali pertamanya NOAA menjawab tentang mitos yang berkembang dalam masyarakat, dan mengetengahkan fakta ilmiah. Sebelumnya lembaga ini angkat bicara soal legenda Atlantis yang hilang dan Segitiga Bermuda.
VN