Jumat, 15 Juni 2012

Psikologi Lahirnya Agama-Agama 1

Dalam ilmu psikologi, situasi yang dialami oleh anak pada masa pertumbuhannya membentuk pribadi dan karakternya di masa dewasa. Pada masa anak-anak ambisi, semangat, dan karakter terbentuk. Pada masa ini terbentuk pula luka batin yang akan membawa karakter negatif dalam hidupnya. Saya merasa bahwa psikologi perkembangan ini juga dialami oleh agama-agama.

Buddha

Sejarah agama Buddha mulai dari abad ke-6 SM sampai sekarang dengan lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Setelah kehidupan awalnya yang penuh kemewahan di bawah perlindungan ayahnya, raja Kapilavastu, Siddharta melihat kenyataan kehidupan sehari-hari dan menarik kesimpulan bahwa kehidupan nyata, pada hakekatnya adalah kesengsaraan yang tak dapat dihindari.

Siddharta kemudian meninggalkan kehidupan mewahnya yang tak ada artinya lalu menjadi seorang pertapa. Kemudian ia berpendapat bahwa bertapa juga tak ada artinya, dan lalu mencari jalan tengah (majhima patipada). Jalan tengah ini merupakan sebuah kompromis antara kehidupan berfoya-foya yang terlalu memuaskan hawa nafsu dan kehidupan bertapa yang terlalu menyiksa diri.

Di bawah sebuah pohon bodhi, ia berkaul tidak akan pernah meninggalkan posisinya sampai ia menemukan Kebenaran. Pada usia 35 tahun, ia mencapai Pencerahan. Pada saat itu ia dikenal sebagai Gautama Buddha, atau hanya “Buddha” saja, sebuah kata dalam Sanskerta yang berarti “ia yang sadar” (dari kata budh+ta).

Perjalanan rohani Buddha Gautama menjadi bagian dari psikologi agama budha. Film Kera Sakti memperlihatkan agung dan mendalamnya ajaran Buddha. Kemendalaman ajaran Budha ini tak terlepas dari keagungan perjalanan Sang Siddharta Gautama dalam memperoleh kebenaran dan mencapai Pencerahan.

Berdasarkan psikologi kelahirannya, agama Buddha tidak punya hasrat untuk masuk ke dalam dunia politik. Dunia politik bagi Buddha sangat identik dengan kemewahan yang telah ditinggalkan oleh Siddharta. Sadar bahwa kesengsaraan tidak dapat dihindari, umat Buddha lebih masuk pada pergulatan rohani pribadi, daripada masuk ke dunia politik yang sangat sarat pada nafsu dan dosa. Meski demikian, Buddha mengajarkan welas asih. Inilah yang menjadi dasar untuk berrelasi dengan dunia.

Hindu

Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharma “Kebenaran Abadi”, dan Vaidika-Dharma (”Pengetahuan Kebenaran”) adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.

Pada awalnya kata Hindu merujuk pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu. Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama Hindu sama sekali belum muncul.

Agama Hindu merupakan agama tertua di dunia dan rentang sejarahnya yang panjang menunjukkan bahwa agama Hindu telah melewati segala paham ketuhanan yang pernah ada di dunia. Dalam agama Hindu pada umumnya, konsep yang dipakai adalah monoteisme. Konsep tersebut dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti “tak ada duanya”. Dalam konsep tersebut, posisi para dewa disetarakan dengan malaikat dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri, melainkan dipuji atas jasa-jasanya sebagai perantara Tuhan kepada umatnya.

Ajaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma.

Sebagaimana dengan Agama Buddha, Agama Hindu menjadi agama yang lahir atas dorongan untuk mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan itu didapat melalui kontemplasi dan perjalanan batin. Hingga kini, psikologi Hindu tersebut membawa umat Hindu pada pencarian kemerdekaan dari penderitaan manusia melalui praktik-praktik askese atau meditasi yang mendalam, atau dengan mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cinta kasih, bakti dan percaya (Sradha).

Aan