Ada sebagian umat Hindu menanggap bahwa agama Abrahamik merupakan perkembangan dari Hindhu (Veda), dan pengikut agama Abrahamik merasa bahwa Veda adalah Kitab Suci Hindhu. Kedua-duanya salah dalam mempersepsikan Veda.
Veda sebenarnya (kemungkinan) kitab yang berasal dari nabi Ibrahim atau dengan kata lain kisah serta ajaran nabi Ibrahim tersebar dalam berbagai kitab suci antara lain ke Veda, Avesta (Zoroaster), Bible (Khususnya Kitab Kejadian) dan Al-Quran (sebagai Kitab Penutup). Ibrahim sendiri kemungkinan Zoroaster pertama dari sekitar 7 Zoroaster yang pernah ada setelahnya.
Biographia Antiqua & Anacalypsis; by Godfrey Higgins Vol. I, p. 396., menyebut beberapa orang Majuzi menyamakan Ibrahim dengan Zoroaster, dan memanggilnya “Ibrahim Zaradust (Ibrahim Zerdascht = Ibrahim teman Api)
Voltaire’s Philosophical Dictionary, menyebut Bram, Abram yang terkenal di India dan Persia sebagai Orang Khaldea atau Persia dan beberapa terpelajar sering menyamakannya dengan Zoroaster
The late Prof. Edward Browne of Cambridge University inadvertently mentions, : “I may here mention a very absurd fiction, which I have more than once heard the Zoroastrians maintain in the presence of Musulmans or Babis, namely, that Zoroaster was identical with Abraham.” – (A Year Amongst The Persians: Impressions as to the Life, Character, & Thought of the People of Persia; by Prof. Edward Granville Brown). Dikatakan bahwa Zoroasterian terpelihara dalam kehadiran Musulman. Musulman merupakan nama lain dari Muslim. Ini sebagai bukti bahwa Islam memang sudah ada sejak nabi Ibrahim. Bukti lain bahwa kata Muslim sudah dipakai sebelum lahirnya Nabi Muhammad bisa anda baca DISINI dan DISINI
Banyak sarjana menegaskan bahwa Zoroaster adalah pendiri Imamat Majusi. Gagasan ini dikonfirmasikan dalam Bhavisya Purana, tulisan pro-Veda, yang berbicara dari Zoroaster sebagai salah satu ‘Jarasabda’ mengatakan:
“Karena baik Anda maupun saya telah mengabaikan perintah dari Weda, begitu juga anak kami tidak akan mengikuti hukum mereka. Ia akan dikenal sebagai Jarasabda dan Akan membawa ketenaran untuk dinastinya. Mereka akan menjalankan ibadah dan akan dikenal dengan nama magas, dan menjadi penyembah Soma, mereka akan dikenal sebagai Brahmanas. ” – (Bhavisya Purana, Brahma-parva 139,42-45).
Bhavisya Purana (bab 139-140) juga memberikan penjelasan yang luas dari latar belakang Maga Jarasabda (Zoroaster). Kata ‘Maga’ mengacu pada dinasti para imam yang mana Zoroaster adalah seorang nenek moyang. Dalam lingkungan Iran kuno, kasta imam turun-temurun disebut orang sebagai Majusi, berasal dari kata magas atau Magus. Imamat Majusi, bagaimanapun, menyatakan Abraham sebagai pendiri mereka sebagaimana tercermin dalam Antiqua Biographia yang berbunyi:
“Persia menegaskan bahwa Abraham adalah pendiri pertama dari agama mereka. Zoroaster kemudian membuat beberapa perubahan di dalamnya, tetapi dikatakan ia tidak merubah yang berkaitan dengan doktrin satu prinsip tunggal tak tercipta, tetapi hanya inovasi khusus disini yaitu memberikan nama Cahaya sebagai prinsip yang baik, dan bahwa Kegelapan merupakan prinsip jahat (setan) “-. (Biographia Antiqua). Hal ini selanjutnya dikonfirmasikan oleh sarjana Martin Haug, Ph.D., yang menulis “The Sacred Language, Writings, and Religions of the Parsis”
“Orang Majusi memanggil agamanya sebagai Kesh-î-Ibrahim. Mereka menelusuri buku-buku agama mereka kepada Abraham, yang diyakini telah membawa mereka dari surga..” – (Hal. 16.)
Nabi Ibrahim sebagai Imam segala Bangsa dengan ajaran Monoteisme dan Tauhid telah menginspirasikan ajarannya kedalam Kitab-kitab diatas. Sekedar mengingatkan lagi, mari kita baca kesamaan dari keaslian Ketuhanan (Tauhid) dari Islam dengan Zoroaster dan Hindhu, sebagai bukti bahwa Kitab-kitab diatas bersumber dari nabi Ibrahim.
Monoteisme Di Alkitab Injil
1. Tauhid Nabi Musa (Ulangan 4:35, Ulangan 6:4, Ulangan 32:39).
2. Tauhid Nabi Daud (II Samuel 7:22, Mazmur 86:8).
3. Tauhid Nabi Sulaiman (I Raja-raja 8:23).
4. Tauhid Nabi Yesaya (Yesaya 43: 10-11, Yesaya 44:6,Yesaya 45:5-6, Yesaya 46:9).
5. Tauhid Yesus (Markus 12:29, Yohanes 5:30, Yohanes 17:3).
2. Tauhid Nabi Daud (II Samuel 7:22, Mazmur 86:8).
3. Tauhid Nabi Sulaiman (I Raja-raja 8:23).
4. Tauhid Nabi Yesaya (Yesaya 43: 10-11, Yesaya 44:6,Yesaya 45:5-6, Yesaya 46:9).
5. Tauhid Yesus (Markus 12:29, Yohanes 5:30, Yohanes 17:3).
-Dia itu satu
-Dia lebih dekat padamu daripada dirimu sendiri
-Dia diatas segala yang kamu bayangkan
-Dia tanpa awal dan akhir
-Dia tak punya bapak, istri dan anak
-Dia tak berujud
-Tak ada yang menyerupainya
-Tak dapat dilihat dan dipahami dengan pikiran
Dalam agama Hindu juga terdapat konsep Tuhan sebagai berikut (dalam Upanishad, Upanishad = Pengetahuan Brahma (pengetahuan Ibrahim):
- “Ekam evadvitiyam” (Dia satu satunya tanpa ada duanya) [Chandogya Upanishad 6:2:1]
- “Na casya kascij janita na cadhipah.” (Tak punya orang tua dan tuan) [Svetasvatara Upanishad 6:9]
- “Na tasya pratima asti” (Tak ada yang menyerupainya) [Svetasvatara Upanishad 4:19]
- “Na samdrse tisthati rupam asya, na caksusa pasyati kas canainam.” (Ujud Nya tak dapat dilihat, tak ada yang bisa melihatnya dengan mata)[Svetasvatara Upanishad 4:20]
Vedanta mengandung arti “Upanishad” yang sesungguhnya. “Vedanta” berarti Veda terakhir yang merupakan tujuan Veda. Upanishad sebagai Konklusi (kesimpulan) dari Veda, dan secara kronologis muncul dari masa terakhir periode Veda. Beberapa Pundit (Pendeta) menganggap Upanishad lebih superior dari Veda.
Konsep Tuhan Menurut Veda :
Veda yang berbahasa sansekerta merupakan kumpulan dari : Rig Veda, Yajur Veda, Sam Veda and Atharva Veda . Diantara Kitab ini Rig Veda merupakan yang tertua. Rig Veda dikompilasi dalam 3 masa yang lama dan berbeda. Menurut Sarjana Hindhu atau orientalist kisah dalam Veda ada tidak lebih dari 4000 tahun yang lalu. Kepada siapa, dimana dan siapa pembuat Veda tidak diketahui dengan pasti. Dalam artian kitab ini kemungkinan dikumpulkan dari kisah-kisah tua di sekitar Asia tengah atau anak benua India. Kisah-kisah tua yang tertuang dalam ayat-ayat tersebut tidak berada dalam 1 tempat dan jaman yang sama. Saat itu tak ada nama buat kisah-kisah tua dalam ayat-ayat tersebut.
- “na tasya pratima asti
“Tak ada rupa buat Tuhan.”
[Yajurveda 32:3] - “shudhama poapvidham”
“Tuhan tak bertubuh dan suci.”
[Yajurveda 40:8] - “Andhatama pravishanti ye asambhuti mupaste”
“Mereka memasuki kegelapan bagi yang menyembah Elemen Alam (Udara, Air, Api, dll), dan terperosok dalam kegelapan yang besar bagi yang menyembah benda buatan semisal “Kursi, Meja, Patung dll”.
[Yajurveda 40:9] - The Atharvaveda Book 20, hymn 58 and verse 3: “Dev maha osi”
“Tuhan Maha Besar”
[Atharvaveda 20:58:3]9 - “Na tasya Pratima asti”
“Tak ada rupa buat Tuhan.”
[Yajurveda 32:3] - “Ma cid anyad vi sansata sakhayo ma rishanyata”
“Oh saudara, jangan menyembah apapun selain Dia, satu-satunya Tuhan, pujilah dia sendiri.”
[Rigveda 8:1:1] - “Devasya samituk parishtutih”
“Sesungguhnya, kemuliaan Tuhan Pencipta adalah Besar (Tuhan Maha Besar/Akbar) .”
[Rigveda 5:1:81]
Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi seterusnya, maka disusunlah ayat-ayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku oleh beberapa pemuka Hindhu. Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab yang kemudian disebut Weda.
Dan Veda di klaim sebagai kitab yang paling otentik dalam agama Hindhu. Veda inilah yang kemungkinan merupakan sumber langsung dari Nabi Ibrahim karena dalam Veda terdapat ajaran monoteisme dan Tauhid yang tegas. Yang bertentangan dengan Kitab Hindhu yang lain semisal Upanishad dimana di dalam Upanishad inilah ajaran Pantheisme berada.
Tahun 1935 Dr Pran Nath menerbitkan artikel yang isinya menerangkan bahwa Rig Veda berisi kisah kejadian dalam kerajaan Babilonia dan Mesir kuno dan perang keduanya. Peran Babilonia terhadap Nabi Ibrahim adalah bahwa dari sinilah kemungkinan kisah nabi Ibrahim berasal.
Alkitab Injil-Kejadian 10:10 Mula-mula kerajaannya (Namrud) terdiri dari Babel, Erech (Ur), dan Akkad, semuanya di tanah Sinear.
Kota “Ur” pada peta diatas diyakini sebagai tempat Ibrahim berasal yang mana dari tempat ini pula aliran Brahma menyebar ke India (Moisés y los Extraterrestres, Tomás Doreste)
Nabi Ibrahim yang menurut banyak sumber mempunyai pertentangan dengan Namrud (Nimrod) raja Babilonia (pendiri menara Babel). Agama Nimrud adalah Pantheisme seperti halnya agama Hindhu sekarang pada umunya yang menganggap semuanya adalah Tuhan. Dan juga Politeisme yang bertentangan dengan ajaran nabi Ibrahim yang monoteisme. Ajaran Pantheisme serta Politeisme Babilonia inilah yang menyebar ke Yunani, Roma, Mesir dan India pada saat itu. Sehingga tidak aneh jika ditemukan kemiripan ajaran atau kisah dari masing-masing kerajaan kuno ini.
Pada jaman itu (Balinonia-Namrud) dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim menghancurkan semua patung dewa milik Namrud kecuali yang besar (dengan mengatakan kepada Namrud bahwa Patung terbesarlah yang merusak patung lainnya) agar Namrud sadar bagaimana patung bisa menghancurkan patung lainnya. Meski tidak membawa hasil dan akhirnya Nabi Ibrahim di bakar oleh Namrud, tetapi Allah menyelamatkan beliau dengan menjadikan Api terasa dingin bagi Nabi Ibrahim. Seperti difirmankan oleh Allah dalam Al-Quran.
Al-Quran-Surah Al-Anbya 21 :68-69: Mereka berkata: Bakarlah dia (Ibrahim) dan bantulah ilah-ilah kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak. Kami berfirman: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.
Seperti halnya yang terjadi ketika Yesus menghidupkan Lazarus, dimana disekitarnya banyak orang2 musryik penyuka takhyul, demikian juga ketika Nabi Ibrahim dibakar. Disana banyak tukang takhyul yang ikut menyaksikan. Api yang tidak membakar Nabi Ibrahim kemungkinan menjadi dasar bagi agama Majusi (penyembah Api) untuk simbol agamanya. Zoroaster sebagai pendiri agama ini kemungkinan tidak menggunakan Api sebagai pusat mediasi kepada Tuhan, tetapi Api adalah penyimpangan berikutnya pada agama ini melalui penerusnya.
Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim. (Al-Quran. 2:124)
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (Al-Quran 3:96)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar baitullah (Ka’bah)bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Al-Quran 2:127)
Ketiga ayat diatas merupakan beberapa ayat dalam Al-Quran (Kitab suci ISLAM) yang menerangkan tentang Ibrahim sebagai bapak teologi semua bangsa dan sebagai imam bagi semua bangsa.
Dalam Kitab orang kristen dikatakan dalam “Kejadian” dan “Yoshua” sebagai berikut :
Kejadian 25:17-18 Umur Ismael ialah seratus tiga puluh tujuh tahun. Sesudah itu ia meninggal. Ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Mereka itu mendiami daerah dari Hawila (India) sampai Syur, yang letaknya di sebelah timur Mesir ke arah Asyur. Mereka menetap berhadapan dengan semua saudara mereka.
(Hebrew) Ishaak = (Sanskrit) Ishakhu = “Friend of Shiva.” (Hebrew) Ishmael = (Sanskrit) Ish-Mahal = “Great Shiva.”
Yoshua 24:2-3 Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu itu, dari seberang sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku membuat banyak keturunannya dan memberikan Ishak kepadanya.
Ayat diatas seolah-olah menunjukkan arah ke timur di seberang sungai Efrat, dari sini untuk sementara kita bisa mengasumsikan sebagai arah dari India.
Menurut beberapa sumber sekitar 1900 SM di India (sekitar lembah Sindhu) terjadi bencana antara lain kekeringan, banjir dll (Indic Ideas in the Graeco-Roman World, by Subhash Kak, taken from IndiaStar online literary magazine; P.14) , hal ini terjadi karena perang antara bangsa Arya dan Asura yang pernah menguasai lembah Sindhus, dimana kota dan bendungan menjadi hancur. Hal ini membuat Ibrahim dan sanak saudaranya bermigrasi ke arah Asia Barat.
“Para sejarawan Arab berpendapat bahwa Brahma dan Abraham, nenek moyang mereka, adalah orang yang sama. Persia umumnya menyebut Abraham sebagai Ibrahim Zeradust. Cyrus menganggap agama orang Yahudi sama seperti dirinya sendiri. Hindu pasti berasal dari Abraham, atau Israel dari Brahma … ” (Anacalypsis;.. Vol I, P 396)
Ram dan Abraham adalah mungkin orang atau marga yang sama. Misalnya, suku kata “Ab” atau “Ap” berarti “ayah” di Kashmir. Orang-orang Yahudi prototipikal bisa disebut Ram “Ab-Ram” atau “Bapa Ram.” Dari sini kita bisa membayangkan bahwa kata “Brahm” berevolusi dari “Ab-Ram” dan bukan sebaliknya. Jadi Brahm (Brahma) kemungkinan dari kata Ab-Ram (Abraham). Kata Kashmir untuk “Kerahiman Ilahi yaitu Raham juga berasal dari Ram. Ab-Raham = “Bapak atas Rahmat Ilahi.” Rakham = “Kerahiman Ilahi” yang dalam bahasa Ibrani Ram juga istilah untuk “pemimpin yang ditempatkan atau gubernur.” Sejarawan India AD Pusalker, yang memiliki esai“Traditional History From the Earliest Times” appeared in The Vedic Age”, mengatakan bahwa Ram masih hidup pada tahun 1950 SM, yaitu waktu sekitar Abraham dimana Indo-Ibrani,dan Arya membuat migrasi besar sejumlah orang India ke Timur Tengah sejak Banjir Besar.
“Salah satu tempat suci di Arab yaitu Ka’bah juga didedikasikan oleh Brahma untuk Allah Pencipta Hindu. Itulah sebabnya mengapa nabi buta huruf Islam (Muhammad) mengklaim itu didedikasikan untuk Abraham. Kata” Abraham “tidak lain dari malpronunciation kata Brahma. Hal ini dapat secara jelas membuktikan jika salah satu kata berakar dari kedua kata. Abraham dikatakan menjadi salah satu nabi tertua dari para nabi Semit. Namanya seharusnya berasal dari makna dua kata Semit ‘Ab’ ‘Ayah’ dan ‘Raam / Raham yang berarti yang ditinggikan. ” Dalam kitab Kejadian, Abraham hanya berarti ‘orang banyak. ” Kata Abraham berasal dari kata Sansekerta Brahma. Akar Brahma adalah ‘Brah’ yang berarti – ‘. Untuk tumbuh atau memperbanyak jumlah’. Selain itu Bhatara Brahma, Allah Pencipta Hindu dikatakan sebagai “Bapa semua manusia dan Ta’ala dari semua Dewa, karena dari DIA semua makhluk dihasilkan demikian juga kita berasal dari ‘Maha Bapa. ” Ini adalah sebuah penunjuk jelas bahwa Abraham tidak lain adalah ayah Brahma surgawi. ” (Vedic Past of Pre-Islamic Arabia; Part VI; p.2.)
Beberapa makna dapat diekstraksi dari kata “Abram,” masing-masing menunjuk langsung ke posisi ditinggikan-Nya. Ab = “Bapa;” HIR atau H’r = “Kepala; Top, Ta’ala,” Am = “masyarakat.” Oleh karena itu, Abhiram atau Abh’ram bisa berarti “Bapa Ta’ala.” Makna lainnya: Ab – î – Ram = “Bapak lagi Maha Penyayang.” Ab, yang juga berarti “Ular,” dapat menunjukkan bahwa Ab-Ram (Ta’ala Ular) adalah seorang raja Naga. Semua makna yang dapat digali dari kata majemuk “Abraham” mengungkapkan takdir ilahi pengikutnya. Hiram dari Tirus, teman dekat Salomo, adalah “Orang Ta’ala” atau Ahi-Ram (Maha Ular/Naga).
Bahkan dalam sebuah gambar yang lain dalam keyakinan Hindhu tampak jelas ketika Parvati menyirami kuil suci dengan Air. Hal ini tampak jelas disebutkan dalam Mazmur, dimana air suci itu oleh kaum Muslim dipahami sebagai Air yang keluar dari padang pasir saat Ismail kehausan dan Hagar berlari-lari mencarinya, yang sekarang dikenal sebagai air Zam-zam.
Apabila melintasi lembah Baka (Bakkah), mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat (Mazmur 84:5-7)
Di India kuno, kultus Aryan disebut “Brahm-Arya.” Arya menyembah dewa ganda. Abraham berpaling dari kemusyrikan. Dengan demikian, ia bisa saja menjadi “A-Brahm” (No longer a Brahman). Arya menyebut Asura “Ah-Brahm.” Oleh karena itu, kita secara logis dapat mengasumsikan bahwa ayah dari peradaban Indus itu mungkin prototipikal Yahudi.
Yerusalem adalah kota orang Het/Hittite (kasta kepemimpinan keturunan India) pada saat kematian Abraham. Dalam Kejadian 23:04, Abraham meminta Yerusalem Het untuk menjual plot pemakaman. Orang Het menjawab, “… Kejadian 23:6″Dengarlah kepada kami, tuanku. Tuanku ini seorang raja agung di tengah-tengah kami; jadi kuburkanlah isterimu yang mati itu dalam kuburan kami yang terpilih, tidak akan ada seorangpun dari kami yang menolak menyediakan kuburannya bagimu untuk menguburkan isterimu yang mati itu.”
Jika Abraham dihormati sebagai seorang pangeran oleh orang Het, ia juga sangat dihormati dan memerintah keturunan India dan kasta prajurit. Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa Ibrahim bukan seorang Het. Dia hanya berkata, “Aku ini orang asing dan orang asing dengan Anda.” (Kejadian 23:04). Sebagai orang Het mengatakan, mereka mengakui Abraham bahkan di atas mereka. Sama seperti orang Het itu bukan etnis yang unik, baik itu orang Amori atau Amarru. Marruta adalah nama kasta India jelata. Kata “Amori” (Marut) adalah nama kasta pertama Vaishyas India: pengrajin, petani, peternak, pedagang, dll
GD Pande menulis dalam Ancient Geography of Ayodhya, “Maruts mewakili Visah. Maruts digambarkan sebagai membentuk pasukan atau massa Rudra, ayah dari Maruts, adalah Penguasa ternak..” Malita J. Shendge negara (P. 177.): “. … Yang Maruts adalah orang” (The Demons Madani;. P. 314) Kita tidak perlu heran menemukan Khatti (Het) dan Maruts (Amori) berfungsi sebagai ayah (pelindung) dan ibu (helpmates atau asisten) dari Yerusalem.
Di India, orang Het juga dikenal sebagai Cedis atau Chedis (diucapkan Hatti atau Khetti). Sejarawan India mengklasifikasikan mereka sebagai salah satu kasta tertua dari Yadavas. “Cedis membentuk salah satu suku paling kuno di antara Ksatriyas (kelas bangsawan terdiri dari orang Het dan Kassites) di masa awal Veda. Pada awal periode Rgveda raja Cedi telah memperoleh kemasyhuran besar . Mereka merupakan salah satu kekuasaan terkemuka di India utara dalam epik besar. ” (Yadavas Through the Ages, P. 90.). Ram atau Rama juga berasal dari klan Yadava. Jika kata Abraham, Brahm, dan Ram adalah satu dan orang yang sama, Abraham pergi ke Yerusalem bersama bangsanya sendiri!
Jemaat Ram memisahkan diri dalam komunitas mereka sendiri, yang disebut Ayodhya, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “tak terkalahkan.” Kata Sansekerta untuk “tempur” adalah Yuddha atau Yudh. Abraham dan kelompoknya milik jemaat Ayodhya (Yehudiya, Yudea) yang masih jauh dari non-Muslim dan Amalek (bangsa Arya?).
Melkisedek adalah seorang raja Yerusalem yang memiliki kekuatan mistik dan magis rahasia. Dia juga guru Abraham.
Ibrani 7:1,3 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia.Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.
Jika dilihat dari ayat Ibrani 7 :1,3..dimana Maliksedek tidak berawal dan berakhir dan tidak berbapa atau beribu, seolah-olah menggambarkan bahwa Malkisedek adalah nama dari Tuhan. Tetapi sebenarnya jati diri Melkisedek masih rancu. Karena dalam penjelasan lain seolah-olah Melkisedek ini manusia atau Tuhan yang dimanusiakan, atau malah manusia yang diTuhankan? (sebuah distorsi dari Malkisedek).
Melik-Sadaksina adalah seorang pangeran India yang besar, penyihir, dan raksasa spiritual – anak seorang raja Kassite. Di Kashmir dan Sansekerta, Sadak = “seseorang dengan ajaib, kekuatan supranatural.” Sebuah Zadok tertentu (Sadak?) Juga seorang imam supernatural-diberkahi yang diurapi Salomo. Mengapa Kassite (dari kasta kerajaan) Melik-Sadaksina, seorang tokoh mitos India, tiba-tiba muncul di Yerusalem sebagai sahabat dan mentor dari Abraham? Menurut Kumar Akshoy Mazumdar di Sejarah Hindu, Brahm adalah pemimpin spiritual dari bangsa Arya. Sebagai Arya (bukan hasil Yah), dia secara alami percaya pada berhala. Alkitab mengatakan bahwa ia bahkan diproduksi mereka. Setelah melihat bagaimana penyembahan berhala meningkat dan merebak berkontribusi terhadap kejatuhan agama lebih lanjut dari umat-Nya, Brahm mundur dari Aryanism dan memeluk India kuno (Yah) filsafat (Cult of MaterialUniverse) meskipun pun tenggelam dalam kejahatan buatan . Dia memutuskan manusia yang dapat menyelamatkan dirinya hanya dengan berurusan dengan apa yang nyata, bukan dibayangkan.
Terkejut pada barbarisme dan keegoisan rakyat yang membuta, orang-orang bijak dan orang-orang berpendidikan di antara-proto Ibrani mengisolasi diri dari massa. Dr Mazumdar menulis, “Pesatnya kejatuhan moral peramal dan orang bijak hidup terpisah dari massa. Mereka jarang menikah dan sebagian besar diberikan kepada kontemplasi religius. Massa, tanpa cahaya yang tepat dan pemimpin, segera menjadi kejam secara ekstrim. Perkosaan , perzinahan, pencurian, dll, menjadi sangat umum. Sifat manusia berlari liar. Brahma (Abraham) memutuskan untuk reformasi dan meregenerasi orang-orang. Dia membuat pemimpin orang bijak dan peramal untuk menikah dan bergaul dengan orang-orang. Sebagian besar menolak untuk menikah, tapi 30 setuju. ” Brahm menikahi saudara tirinya Saraisvati. Hal ini dikenal sebagai prajapatis (nenek moyang).
“Utara Afghanistan disebut Uttara Kuru dan merupakan pusat pembelajaran besar. Seorang wanita India pergi ke sana untuk mempelajari dan menerima gelar VAK, yaitu Saraisvati (Sarah). Hal ini diyakini bahwa Brahm, dia guru (dan setengah saudara), sangat terkesan dengan kecantikannya, pendidikan, dan intelek yang kuat, bahwa ia menikahinya. ” (The Hindu History, P. 48, in passim.)
Dari masyarakat suci di Afghanistan Selatan, masyarakat serupa tersebar di seluruh dunia: seluruh India, Nepal, Thailand, Cina, Mesir, Suriah, Italia, Filipina, Turki, Persia, Yunani, Laos, Irak, – bahkan Amerika ! Bukti linguistik kehadiran Brahm di berbagai belahan dunia lebih dari jelas: Persia: Braghman (Kudus); Latin: Bragmani (Kudus); Rusia: Rachmany (Kudus); Rachmanya Ukraina (Imam, Kudus); Ibrani: Ram ( Pemimpin Agung); Sebuah kata suci di kalangan umat Hindu dan merupakan suku kata mistik “OM”.
“OM” ini terkait kekal dengan bumi, langit, dan surga sebuah rangkap tiga Semesta . Ini juga merupakan nama Brahm. Suku Aztec juga menyembah dan meneriakkan suku kata OM sebagai ganda utama penciptaan semua: OMeticuhlti (Male Prinsip) dan OMelcihuatl (Female Prinsip). Kasta imam Maya disebut Balam (B’lahm diucapkan). Memiliki “R” suara ada di Maya, itu akan menjadi Brahm. Suku Inca Peru menyembah matahari sebagai Inti Raymi (Hindu Ram).
yang tak dapat disangkal kata yang berasal dari Rama yang secara harfiah bahasa lada Nama asli-Amerika, terutama bahasa suku-suku yang membentang dari Barat Daya Amerika, ke Meksiko, dan semua jalan ke Amerika Selatan, di luar Peru. Indian Tarahumara dari Chihuahua adalah contoh yang ideal. nama asli mereka adalah Ra-Ram-Uri. Seperti di India dan Sumeria , Ra-Ram-Uri “Uri” = “People.” Karena Spanyol “R” adalah getar, ini “Uri” juga bisa Udi atau Yuddhi, nama Sansekerta untuk “Warrior;. Penakluk” Banyak suku Meksiko menyebutkan bahwa ras asing Yuri sekali menyerang bagian mereka dari dunia. Dewa matahari Ra-Ram-Uri adalah Ono-Rúame. Di Kashmir, Ana = “anak favorit;” dewi bulan Ra-Ram-Uri, permaisuri Ono-Rúame, adalah Hawa-Ruame. Kashmir Hava (Hawa) = “Eve, atau Prinsip Perempuan.”
Seorang gubernur Ra-Ram-Uri disebut Si-Riame. Dalam bahasa Sansekerta / Kashmir, Su-Rama = “Rama Besar.” Menurut legenda Meksiko kuno, Yoris memiliki sebuah suku yang disebut Surem (Su-Ram?) Sebelum penaklukan, Meksiko tengah & barat daya Amerika, sejauh Timur Colorado, yang dikenal sebagai Sure’. Sure’ = “Sun” di Kashmir. Panduan Tarahumara menyembuhkan dokter atau rohani adalah Owi-Ruame. Dalam bahasa Sansekerta, Oph = “Hope.” setan mereka disebut Repa-Bet-Eame. Kashmir: Riphas (Penampilan) buth (Roh ganas) Yama (Malaikat Maut). Banyak lain yang mengherankan bahwa Kashmiri/ Sanskerta surat menyuratnya muncul dalam bahasa Ra-Ram-Uri. hubungan mereka ke Fenisia kuno, Sumeria, dan India Utara di luar pertanyaan.
Kebanyakan orang berpikir tentang Fenisia sebagai suku pelaut-pedagang yang daerah huniannya apa yang sekarang dinamakan Libanon. Namun, Pancika atau Pani sebagai Hindu menyebut mereka, atau Puni, oleh Roma (nama juga berasal dari Rama), adalah, seperti gipsi, tersebar di seluruh dunia.
Spanyol disebut tanah Chiahuahua Ra-Ram-Uri, diucapkan seperti Shivava oleh penduduk asli sendiri. Dalam bahasa Sansekerta, Shivava = “Candi Siwa.” Menurut ulama agama Hindu, Ram dan Tuhan Siwa adalah sama. Shiva dan Yah (yang sama kita baca di Alkitab) nama juga menonjol dalam praktik-praktik keagamaan asli-Amerika dan dapat ditemukan bertuliskan sebagai petroglyphs di seluruh barat daya Amerika. ( India Once Ruled the Americas?)
Ayodhya juga nama lain untuk Dar-es-Salam di Afrika Tanzania dan Yerusalem (Yudea). Memang benar bahwa Jerusalemites dikenal sebagai Yehudiya atau Yudea (Laskar Yah), fakta yang membuat orang Yahudi berasal dari India tak terbantahkan.
Tidak ada bagian dari dunia kuno, termasuk China, yang tidak dipengaruhi oleh pandangan agama Ram. Sebagai contoh, Kristen dan Yahudi telah dicuci otak untuk percaya bahwa ajaran-ajaran Muhammad disalin dari sumber-sumber Yahudi. Yang benar adalah bahwa dalam waktu Muhamad, teologi Ram atau Abraham adalah batu dasar dari semua sekte agama. Semua yang Muhammad lakukan adalah untuk membersihkan mereka dari penyembahan berhala.
“… Kuil Mekah didirikan oleh sebuah koloni Brahmana dari India. Itu adalah tempat yang suci sebelum masa Muhammad, dan mereka diizinkan untuk berziarah ke sana selama beberapa abad setelah zamannya. Selebriti besar sebagai material tempat suci jauh sebelum masa nabi tidak bisa diragukan. ” (Anacalypsis, Vol I,. P. 421.)
“… Kota Mekah dikatakan oleh para Brahmana, pada otoritas buku-buku lama mereka, telah dibangun oleh sebuah koloni dari India, dan penduduknya dari era awal sudah memiliki tradisi yang dibangun oleh Ismael, Agar anak kota ini,. dalam bahasa Indus, akan disebut Ishmaelistan. ” (Ibid, P. 424.)
Sebelum Muhammad, Hindu dari bangsa Arab disebut Tsaba. Tsaba atau Saba adalah sebuah kata Sansekerta, yang berarti “Majelis para Dewa”. Tsaba juga disebut Isya-ayalam (Candi Siwa). Istilah kaum atau Moshe-ayalam (Candi Siwa) hanyalah nama lain dari Sabaism. Kata ini telah menyusut ke Islam. Muhammad sendiri, menjadi anggota keluarga Quaryaish, berada di Tsabaist pertama. KaumTsaba tidak menganggap Abraham sebagai tuhan yang sebenarnya, tetapi sebagai avatar atau guru ilahi disebut Avather Brahmo (Hakim dari bawah dunia).
Kaum Saba atau Sabæ adalah masyarakat kuno yang berbicara bahasa “Arab Selatan lama” yang bemukim di tempat yang sekarang disebut Yaman, di barat daya Semenanjung Arab dari 2000 SM hingga abad ke-8 SM. Sebagian kaum Saba juga tinggal di D’mt, yang terletak di utara Ethiopia dan Eritrea, karena hegemoni mereka mereka melampaui Laut Merah.
Dalam Al-Quran Kaum Saba’ disebut sebagai kaum yang akhirnya ingkar terhadap Allah, sehingga Allah menghukumnya.
“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri, (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”. Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun-kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena ke-kafiran mereka. Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir.” (QS Saba’, 34: 15-17). !
Pada masa Yesus, bahasa masing-masing, simbolisme agama, dan tradisi orang Arab dan Yahudi hampir identik. Jika kita bisa mengambil mesin waktu ke masa lalu, sebagian besar dari kita tidak akan melihat perbedaan nyata antara orang-orang Arab dan Yahudi. Sejarah memberitahu kita bahwa orang Arab di jaman Kristus menyembah berhala. Begitu juga kelas bawah dan Yahudi pedesaan. Untuk alasan ini, pertengkaran Timur Tengah antara Yahudi dan Muslim dan benci antara Muslim dan Hindu di India adalah konyol. Kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi dan Hindu, atau sebaliknya, atas apa-apa. Semua tiga kelompok muncul dari sumber yang sama.
Kashmiri-Sansekerta setara Hebron (Khev’run dalam bahasa Ibrani) mencuatkan asal daerah India yang diduduki pada masa Yerusalem awal: Khab’ru (kuburan, makam). (See Grierson’s Dictionary.; p. 382.) Bahkan dalam bahasa Ibrani, Kever = “Tomb.”
ahli bahasa India dan orientalis Maliti J. Shendge ‘s Bahasa Harappans menyatu bersama-sama, sekali dan untuk semua, peradaban Asia Barat dan Lembah Indus. Tidak hanya dia membuktikan bahwa Harappa sbelumnya Akkadia dan Sumeria, dia juga membuktikan bahwa pertama “Abraham” itu tak lain dari Adam sebelum Hawa diciptakan dari salah satu tulang rusuknya.
“… Dapat dikatakan bahwa wilayah dari Tigris-Efrat ke Indus dan dari timur dihuni oleh Semit berbicara Akkadia yang kemudian menyebut diri mereka sebagai Asshuraiu. Nama India mereka sebagaimana diketahui dari Rgveda adalah ‘Asura’ yang tidak jauh dihapus Bahwa daerah ini harus dihuni oleh marga yang berbeda dari etos yang sama tidak sangat mengejutkan.. Bagaimanapun akan salah untuk berpikir bahwa itu adalah kelompok ras yang homogen. Sebagai bukti linguistik kami menunjukkan itu adalah populasi campuran dari kelompok Akkadians dan Sumeria. Etnis lain mungkin juga telah hadir, yang jejak bisa dilihat dalam pekerjaan di masa depan. ini komposisi campuran populasi tidak konsisten dengan keadaan pengetahuan, sebagai kehadiran unsur-unsur etnis di lembah Indus hanya memastikan dan memperluas pola demografi identik, yang mungkin eksis dari zaman prasejarah dan awal peradaban.
“Jika Akkadians dan klan Asia Barat adalah sama, seharusnya ada yang dominan yang sama dari pasangan ini yg mula-mula dalam mitologi Veda. Namun, lebih dari satu referensi samar, tidak ada referensi untuk mereka ini, membingungkan.. Hal ini tampaknya tidak mungkin bahwa marga ini tanpa orang tua yg mula-mula, meskipun mereka menduga Tuhan mereka adalah Asura. Dominasi Brahman di RV sebagai ayah yg adalah mula-mula juga ada yang tidak memadai karena ia adalah prinsip laki-laki saja. Penelitian dekat terhadap Brahman mengungkapkan keturunannya berasal dari dua kata Abu + Rahmu yang merupakan pasangan yg mula-mula dalam mitologi Semit. Para mitra Akkadia dari Rahmu adalah Lahmu yang kemudian menjadi dewi Laksmi, lahir di laut dan didekati oleh kedua dewa dan setan, Lahmu adalah naga dalam bahasa Akkadia tetapi dalam Ugaratic Rahmu ini merupakan anak gadis Abu. Brahma (rahmu + abu = abrahma = brahma) semua perubahan postulat di sini adalah tercakup dalam korespondensi di atas, atau gadis Abu, maka Ketuhanan Semit tertinggi, telah mengalami banyak transformasi dan memiliki banyak rekan-rekan di jajaran India, antara siapa Laksmi salah satu yang penting yang disembah sebagai dewi semua ciptaan materi. Jadi klan Asura lembah Indus memuja Abu-Rahmu sebagai pasangan yg mula-mula.. “(pp.269 – 270.)
Penelitian Ms Shendge benar-benar memperkuat keyakinan bahwa sisa-sisa Abraham dan Sarai (Sarah) di Hebron mungkin benar-benar orang-orang dari Brahm dan Saraisvati yang nyata. Abraham jelas seorang imam, bahkan mungkin pendiri, dari kultus Abu-Rahmu (Adam dan Hawa) yang membawa agama monoteisme ke Asia Barat. Meskipun ia dan Sarai (Sarah) kembali ke asal mereka di India sebagai paham yang didewakan dalam berbagai bentuk, mereka tetap sebagai manusia dalam Yudaisme.
Umat Hindu kuno suka akan pemujaan pahlawan. Itulah mengapa kisah para nabi jaman dulu dikultuskan sebegitu rupa melebihi aslinya menjadi kisah mitos. Dan yang paling parah saking berlebihannya dalam mengkutuskan para pahlawan (nabi) mereka menganggap para nabi (pahlawan) sebagai bagian Tuhan. Misalnya Nabi Ibrahim yang dimanifestasikan menjadi Dewa Brahma, Nabi Adam dimanifestasikan menjadi Dewa Sywa, dan Manu (Nabi Nuh) kemungkinan menjadi Wishnu. Bahkan ada sebuah opini bahwa makam dari Nabi Shees dan Ayub ada di Ayodya di sebuah propinsi Utar Pradesh India.
Dalam cerita kuno Hindhu ada hubungan bahwa Ibrahim merupakan wangsa dari Ayodhya (Yudea). Dan bawa Ibrahim merupakan Pangeran dari kasta prajurit India . Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa jalur migrasi Nabi Ibrahim adalah dari kota “Ur” di Babilonia ke arah India. Setelah hidup di India beberapa lamanya Ibrahim harus bermigrasi ke Arah Barat yaitu Arabia sampai Israel sekarang. Migrasi dari India karena bencana akibat perang dan banjir besar.
Dan jika ternyata di dalam Veda banyak ditemukan informasi akan datangnya nabi Muhammad, maka hal itu tidak aneh karena hal itu dikabarkan oleh Nabi Ibrahim sebagai Imam dari semua bangsa.
Daerah sekitar India dan Persia sebelum atau sesudah jaman nabi Ibrahim merupakan daerah dengan banyak kepercayaan. Dimana penduduk disekitarnya disebut sebagai Hindhu. Jadi Hindhu bukanlah nama agama tetapi nama Geografis. Jadi semua ajaran (kepercayaan) dan Manuskrip tua di daerah itu disatukan dengan nama Hindhu..
Hindhu dan Veda adalah beda. Para Sarjana Hindhu lebih suka disebut Sanatana Dharma atau Vedic Dharma. Ini kemungkinan karena mereka memakai Veda sebagai pegangan utama. Sedangkan Nama Hindhu lebih universal, bisa mengacu di luar ajaran Veda. Karena di dalam Veda tak menyebut soal Hindhu.
Orang Arya (Persia) menyebut wilayahnya sebagai “Saptha Sindhu” atau wilayah dengan 7 sungai di barat daya india dengan salah satu sungainya yaitu sungai Indus. Itu mengapa dalam Kitab Suci Persia Kuno (Zoroaster) terdapat kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) . Jadi Hindu merujuk pada Masyarakat yang hidup di sekitar sungai sindhu. Tetapi secara pasti Nama Hindhu mulai terkenal tak lebih dari 500 tahun yang lalu.