Jumat, 22 Juni 2012
Ini Para Ahli Ekskavasi Gunung Padang
Dari latar geologi, arkeologi, antropologi, astronomi sampai filologi
Temuan bangunan berbentuk piramida di situs Gunung Padang Cianjur Jawa Barat oleh Tim Bencana Katastropik Purba telah ditindaklanjuti dengan dibentuknya Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang. Dan dalam beberapa bulan terakhir, Tim Terpadu telah menemukan beberapa fakta seperti adanya ruangan dan timbunan logam di bawah Situs Gunung Padang Cianjur.
Tim Terpadu ini terdiri dari ahli dari berbagai lintas ilmu, mulai dari arkeologi, astronomi, sampai budaya. Prof. Dr. Zaidan Nawawi, M.Si. (Ketua Forum Guru Besar Kebijakan Publik), salah satu anggota dewan pengarah pada Tim Terpadu, mengatakan, jika riset ini berhasil membuktikan ada bangunan di bawah situs, maka untuk pertama kali dalam sejarah para ahli indonesia geolog, arkeolog, kompleksitas, arsitek, teknik konstruksi, filolog (bahasa), astronom, sejarawan, sosiolog, budaya dan cabang ilmu lain, mampu bersinergi dan menghasilkan riset terpadu kelas dunia.
Tim ini bukan saja memberikan sumbangsih kepada dunia, satu sejarah baru, artefak baru, bukti baru tentang peradaban dunia yang begitu hebat dan tua, tapi tim ini juga memberikan sejarah baru untuk Indonesia. "Para peneliti lintas ilmu dan intitusi mampu bersinergi hingga menghasilkan sesuatu yang spektakuler, seperti yang mereka temukan di Situs Gunung Padang,” kata Zaidan dalam siaran pers yang dikirim Tim Katastropik Purba, Jumat 22 Juni 2012.
Selain Zaidan, di Dewan Pengarah Tim Terpadu terdapat antara lain Prof. Dr. Gumilar Rusliwa Soemantri (Rektor Universitas Indonesia), Prof Dr. Hasan Jafar (Guru Besar Universitas Indonesia), Prof. Dr. Harry Truman Simanjuntak (Ahli Paleolitik), Dr. Soeroso, M.P., M.Hum. (Arkeolog senior), Acil “Bimbo” Darmawan Hardjakusumah (budayawan) dan Andi Arief (Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial & Bencana Alam).
Tim Terpadu ini diisi oleh ilmuwan beken seperti Dr. Danny Hilman Natawidjadja (Geotek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Dr. Andang Bachtiar (Geolog dan Dewan Penasihat Ikatan Ahli Geologi Indonesia), Dr (Phil) Lily Tjahjandary (Manajer Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia), Dr. Ali Akbar, S.S., M.Hum. (Ketua Masyarakat Arkeologi Indonesia), Dr. Wahyu Triyoso (Seismologi Institut Teknologi Bandung), Dr. Undang A. Darsa, M.Hum. (Filolog), Dr. Pon Purajatnika (Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat), Dr. Andri Hernandi, (Ahli Petrografi), Hokky Situngkir (Ilmuwan Kompleksitas dari Bandung Fe Institute) dan para peneliti lainya.
Zaidan juga mengatakan bahwa dalam beberapa kali perjalanan di luar negeri sewaktu memberikan seminar, dia seringkali ditanya oleh pihak luar, seperti lembaga riset di Eropa dan kementerian di Malaysia, apakah membutuhkan bantuan seperti dana atau tenaga ahli.
“Saya kira, seperti yang pernah dirilis oleh Pak Andi Arief, periset Indonesia masih mampu. Jadi biarlah mereka (peneliti) merampungkan tugas mereka. Soal tawaran bantuan dari pihak luar negeri, kita cukup menyampaikan berterima kasih saja atas maksud baik mereka,” kata Zaidan. (umi)
VN