Rabu, 20 Juni 2012

Misteri Balok Raksasa yang Terhempas dari Jantung Bima Sakti

alt


Dua balok cahaya raksasa terhempas keluar dari jantung Bima Sakti satu juta tahun lalu merupakan ledakan dahsyat dari energi yang akan dibutuhkan sebuah lubang hitam untu melahap sebuah massa 10.000 kali dari Matahari.






“Sejumlah pancaran samar yang kita saksikan saat ini adalah sebuah peninggalan atau sebagai bayangan apa yang pernah terjadi satu juta tahun lalu," kata Meng Su, astronom dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, setelah Space Telescope Fermi mendeteksi jejak ledakan itu.


Pancaran balok raksasa tersebut sangat membantu menguak 'gelembung' misterius yang mengelilingi pusat galaksi kita.



"Penampakan tersebut memperkuat pandangan terhadap inti galaksi aktif dalam Bima Sakti yang relatif baru," tambahnya.


Dua pancaran atau semburan itu dideteksi oleh teleskop ruang angkasa Fermi milik NASA. Teleskop ini diregang dari pusat galaksi dengan jarak 27.000 tahun cahaya di atas dan bawah bidang galaksi.


Ini merupakan pancaran sinar gamma pertama yang pernah ditemukan dan satu-satunya dideteksi paling dekat oleh Fermi.


Finkbeiner memperkirakan bahwa sebuah awan molekul dengan berat sekitar 10.000 kali masa Matahari akan dibutuhkan.


“Mendorong 10.000 kali matahari ke dalam lubang hitam sekaligus akan melakukan trik. Lubang hitam adalah pemakan apapun, sehingga beberapa dari material akan dimuntahkan,” kata CFA rekan penulis Daniel Finkbeiner.

Pancaran yang baru ditemukan kemungkinan berhubungan dengan gelembung sinar gamma misterius yang terdeteksi Fermi pada 2010. Gelembung-gelembung itu juga dapat menjangkau 27.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Namun, di mana gelembung tegak lurus terhadap bidang galaksi, pancaran sinar gamma miring pada sudut 15 derajat. Hal ini mungkin mencerminkan kemiringan cakram akresi di sekitar lubang hitam maha-raksasa.Kedua struktur terbentuk berbeda. Pancaran dibuat ketika plasma disemprotkan keluar dari pusat galaksi, menyusul bidang kotrek seperti magnet yang menyimpannya secara terfokus. Gelembung sinar gamma kemungkinan diciptakan oleh 'angin' dari materi panas yang bertiup ke luar dari cakram akresi lubang hitam.

Kedua pancaran dan gelembung diperkuat oleh hamburan Compton terbalik. Dalam proses tersebut, elektron yang bergerak mendekati kecepatan cahaya berbenturan dengan energi cahaya rendah, seperti radio atau foton inframerah. Benturan meningkatkan energi dari foton menjadi bagian sinar gamma dari spektrum elektromagnetik.

Temuan ini membuka lembaran tentang kapan Bima Sakti terakhir kalinya aktif. Sebuah usia minimum dapat dihitung dengan membagi 27.000 tahun cahaya dari panjang pancaran tersebut lewat perkiraan kecepatannya. Namun, ada kemungkinan telah bertahan lebih lama lagi.

"Pancaran ini mungkin berkedap-kedip dan tidak sesuai dengan lubang hitam raksasa yang secara bergantian menelan dan menghirup material," kata Finkbeiner.

(Erabaru/DM/sua)