Sabtu, 23 Juni 2012

Misteri Gerbang Menhir Bergaris Gunung Padang


Batu Bergaris di Situs Megalitikum Gunung Padang (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

Di tiap teras, ada dua menhir berjajar, memiliki tiga garis horizontal
Tim ekskavasi Gunung Padang di Cianjur yang terdiri dari 15 orang di bawah koordinator arkeolog Ali Akbar hari ini berhasil menemukan beberapa batu tegak (menhir) yang diduga mengarah ke pintu masuk ke situs megalitikum ini.

“Pada batuan sekarang ditemukan seperti ada garis tegas horizontal yang berjumlah tiga garis, meskipun sudah roboh namun ini menjadi salah satu kunci utama teka teki,” kata Ali pada VIVAnews, Sabtu 23 Juni 2012.

Ia menambahkan ada kelainan pada temuan-temuan di jarak yang berbeda ini. Temuan sebelumnya batu bergaris ini berada di kedalaman tebing, sekitar 40 meter sejajar dengan teras ke tiga, yang di sekelilingnya masih ditutupi belukar.

Kuat dugaan menhir-menhir ini mengarah ke rongga yang berada di perut situs megalitik Gunung Padang, karena di teras bawahnya, yang berjarak 50 meter dari lokasi, yang sejajar dengan teras ke lima, ditemukan pula menhir berciri sama. Dua batu dengan tinggi satu meter lebih dan diameter sekitar 40 Cm ini berdiri sejajar dengan jarak sekitar dua meter. Ada garis yang sama di kedua batuan ini seperti batu bergaris yang ditemukan di teras di atasnya.

Batu berdiri ini diperkirakan sebagai pintu masuk dengan susunan tangga yang berada di bawahnya. Penemuan anak tangga pada punden berundak yang lebih kecil sisi timur gunung padang diperkuat lagi dengan temuan sumber mata air.

“Kami menemukan sumber mata air yang berjarak sekitar 200 meter ke bawah. Letaknya sejajar dengan tangga. Ini memperkuat bagian ini menjadi kesatuan dari struktur dan konstruksi Gunung Padang. Mata air mempertegas alur religi masyarakat purba terdahulu yang mengarah pada pemujaan di Gunung Padang,” kata arkeolog Universitas Indonesia itu.

Tim terus fokus mencari titik dan upaya membuka rongga yang diduga sebagai pintu masuk ke dalam perut Gunung Padang. Dari hasil pemindaian geolistrik dan georadar, kisah Pak Dadi, sang juru pelihara situs yang sempat masuk ke sebuah rongga mirip goa, terkonfirmasi.

“Saat ini kondisi tanah di sekitar gunung padang dalam kondisi labil. Selain itu, pelapukan bebatuan yang menjadi konstruksi Gunung Padang menjadi pertimbangan. Ini yang menghambat tim untuk melakukan ekskavasi. Beberapa temuan georadar dan kisah Pak Dadi sudah tertimbun longsoran hingga kedalaman antara empat sampai lima meter,” kata Ali.

Namun tim tetap melakukan pencarian. Tim arkeologi bekerja menyebar secara berkelompok. Tiap tim terdiri antar 3-5 orang. Mereka melakukan ekskavasi di berbagai titik berbeda dengan menggunakan, cangkul, kuas sikat dan berbagai alat lainnya.

VN