Jumat, 01 Juni 2012

Misteri Gunung Padang Cilacap Terkuak

Batuan yang tersusun bukan akibat dari peradaban manusia saat itu.

Situs Gunung Padang di Cilacap (VIVAnews/Robbi)


Keberadaan situs Gunung Padang di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengundang perhatian. Bahkan tim Geologi Universitas Jenderal Soedirman langsung melakukan penelitian di gunung tersebut.

Peninjauan dan pengecekan di lapangan dilakukan tim Undsoed dan melibatkan beberapa mahasiswa dari Prodi Teknik Geologi UNSOED di sekitar daerah Gunung Padang tersebut sejak Kamis 31 Mei 2012.

Keberadaan suatu bentuk "arsitektur bangunan" yang diyakini berasal dari peradaban manusia beberapa ribu tahun yang lalu dan diyakini oleh masyarakat sekitar bahwa terdapat "bangunan" dari Kerajaan Padjajaran di wilayah bagian timur yang dikenal oleh masyarakat sekitar sebagai situs "Batu Pabahanan" merupakan suatu bentuk struktur kolom dari tubuh batuan beku andesit.

"Kesimpulan yang diperoleh bahwa pemahaman terhadap adanya bangunan arsitektur hasil peradaban manusia di sekitar lokasi Gunung Padang dari hasil penelitian singkat mengenai faktor litologi batuan dan fenomena geologi yang ada bahwa tidak ditemukan adanya batuan yang tersusun akibat peradaban manusia pada saat itu," kata Muhammad Aziz, ketua Tim Geologi Unsoed, Jumat 1 Juni 2012.

Aziz menjelaskan, bukti konkrit dan nyata bahwa batuan yang tersusun di sekitar lokasi tersebut merupakan akibat proses fenomena geologi murni. Yaitu pembentukan suatu tubuh batuan beku yang berupa retas andesit dengan pola struktur kekar kolom.

Hal itu, lanjut dia, akibat adanya tegasan ketika mendingin dan mengkerut, struktur kekar kolom yang ada umumnya berbentuk pola prisma segi lima, empat, enam maupun delapan, dengan dijumpai di lokasi "Situs Batu Pabahanan" dominan berbentuk pola segi enam dan delapan.

"Tidak seperti hasil karya peradaban manusia pada saat itu (teknologi Megalitikum) hanya meyakini pola bentuk segi empat yang dapat mudah dibentuk, tidak berbentuk segi prisma lainnya," jelasnya.

Kemudian, lanjut dia, dari luasan wilayah, jika terdapat adanya bangunan hasil peradaban manusia kemungkinan dalam luasan wilayah yang cukup luas dan tidak di tepi lereng punggungan bukit seperti yang ada di lokasi penelitian.

"Asumsi yang diperoleh dari penelitian singkat ini bahwa faktor geologi, kontrol litologi dan struktur geologi merupakan pokok bahasan penting dalam wilayah ini yang memang sangat berperan dalam pembentukan fenomena "Situs Batu Pabahanan" dan merupakan proses alamiah (tektonik, struktur, litostratigrafi, exsogenic features) yang memang benar-benar terjadi," ujarnya.

(umi)vivanews