Jumat, 29 Juni 2012

Hannover dan Suku Kaum Saxon di Jerman

13406442591634500304

Hannover Haubanholf (Stasiun Kereta Api) dan patung Ernest Augustus I (Foto: BM)


Dari kota Berlin saya naik kereta api ke Hannover yaitu ibu kota negeri Lower Saxon atau dalam bahasa Jerman di sebut Niedersachsen. Etnis Saxon adalah antara komunitas yang berhasil dikalangan etnis di Jerman. Mereka juga adalah gologan perantau di British Isle (Kepulauan Britain) pada zaman pertengahan dan membentuk komunitas yang dinamakan Anglo-Saxon. Komunitas ini banyak menempati di bagian selatan dan tenggara Inggris seperti Sussex, Surrey, Kent, Essex, Sufolk dan Norfolk.


Etnis Saxon sangat berpengaruh dalam politik modern di Inggris. Bahkan suku ini yang membentuk beberapa ‘county’ (wilayah) utama di England seperti Essex (East Saxon), Middlesex (Middle Saxon), Sussex (South Saxon) dan Wessex (West Saxon). Saya tinggal di County of Middlesex yang sebagian wilayah ini termasuk dalam Greater London. Budaya Saxon masih jelas ada di sini walaupun komunitas ini telah ribuan tahun hijrah dari daratan Eropa ke Pulau Britain. Malah budaya Saxon lebih jelas terlihat di Inggris dibandingkan di daerah asal bangsa ini (Jerman). Bahasa Inggris yang kita pelajari hari ini juga berasal dari wilayah Saxon di Jerman dan kemudian di popularkan oleh imigran Anglo-Saxon di Inggris pada abad ke 5. Situasi ini sama dengan apa yang terjadi di negara-negara Asia Tenggara hari ini. Bahasa Melayu berasal dari Palembang, Sumatera tetapi telah menjadi bahasa utama di Kepulauan Melayu dan menjadi ‘lingua franca’ di zaman Kesultanan Melayu Melaka pada abad ke 15. Jadi perkongsian budaya dan bahasa adalah sesuatu yang biasa terjadi di mana penjuru dunia sekali pun. Hari ini orang hanya tahu bahasa Inggris berasal dari England tetapi hakikatnya susur galur (roots) bahasa ini adalah dari barat Jerman.



Meskipun hubungan sejarah antara Hannover (Lower Saxon) dengan Pulau Britain sangat panjang tetapi hubungan politik kedua wilayah ini (Hannover dan Kingdom of Great Britain) berlangsung dari tahun 1714 hingga 1837 dimana Hannover bergabung sebagai ‘personal union’. Dalam periode itu Kingdom of Hannover mengakui raja Inggris sebagai raja mereka. Ia hampir sama seperti konsep federasi (persekutuan) dalam sistem politik modern. Gabungan ini berakhir pada tahun 1837 dan raja pertama Hannover yang bernama Ernest Augustus I telah dilantik. Tetapi monarki di Hannover tidak kekal lama karena perang Austro-Prusia meletus pada tahun 1866 dan Hannover dijadikan sebagai sebagian wilayah Kingdom of Prussia hingga tahun 1946. Setelah perang dunia kedua tamat, Inggris mencoba untuk mengembalikan wilayah Kingdom of Hannover dengan membentuk wilayah Land of Hannover tetapi tidak kekal lama. Setelah itu negeri (states) yang bernama Lower Saxony dibentuk dengan menggabungkan negeri-negeri kecil seperti Brunswick, Oldenburg dan Scaumburg-Lippe. Kini Lower Saxony adalah salah satu dari negeri yang bergabung atas nama Jerman Bersatu dengan Hannover adalah ibu kota mereka.


1340644364689019441

Hannover Opernhaus - Opera House (Foto: BM)



*********



Setelah 2 jam perjalanan, akhirnya saya sampai di stasiun kereta api Hannover. Saya disambut oleh patung Ernest Augustus I yang megah indah di depan Hannover Central Station. Kota Hannover memiliki lebih 500 ribu penduduk dan relatif kecil dibandingkan kota lain di Jerman seperti Berlin, Frankfurt dan Munich. Wilayah kota ini hanya 204 km persegi dan terdapat beberapa tengara utama yang menjadi kebangaan kota ini. Menara telekomunikasi yang berlogokan Volkswagen adalah puncak tertinggi yang bisa dilihat dari setiap penjuru kota ini. Beberapa bangunan lama seperti gereja dan ‘town council’ adalah tinggalan sejarah yang selamat dari menjadi korban Perang Dunia Kedua.



Transportasi publik kota ini sangat efisien dengan tram dan kereta ada dimana-mana. Bagi yang ingin tinggal beberapa hari dikota ini saya menyarankan Anda membeli Hannover Card berharga € 16.00 yang bisa digunakan untuk 3 hari. Ia lebih murah dan Anda bisa naik tram kereta dan bus selama periode tersebut. Jika Anda menginap di pusat kota, mungkin tidak memerlukan kartu ini karena tempat-tempat menarik di kota ini terpusat dan berjalan kaki adalah lebih hemat. Pusat atraksi utama kota Hannover adalah sekitar Central Station dan pusat belanja juga ada disepanjang jalan.



Kota Hannover bukanlah tempat tujuan wisatawan seperti Berlin, Dresden atau Frankfurt. Oleh itu, jarang Anda temui wisatawan asing disini. Kota ini adalah kota industri dimana sekitarnya berdiri pusat automobil seperti Volkswagen. Tetapi tidak rugi untuk Anda melihat-lihat kota ini karena kebanyakan nenek moyang orang Inggris sekarang adalah berasal dari daerah ini. Bahkan orang Inggris yang lebih melestarikan budaya dan bahasa suku Saxon dibandingkan orang Saxon sendiri di tanah Jerman. Diaspora masyarakat adalah proses dinamika dalam kehidupan dan setiap manusia akan coba mencari kehidupan yang lebih baik untuk generasinya. Oleh itu budaya dan bahasa terus berkembang selari dengan dinamika masyarakat itu sendiri.


13406444261455855787

Sebagian masyrakat Hannover (Foto: BM)



13406446241736180431

Gereja di Hannover (Foto: BM)



13406447191316073267

Bart Mohamad

Amerika yang Konspiratif

Teori konspirasi “conspiracy theory” pada dasarnya adalah “sampah” atau “cerita bohong”, “drama” dan “sandiwara” belaka, itulah kenapa yang lebih dikenal umum adalah “teori” dan bukan “praktik” konspirasi. Sebagian orang kemudian mengidentifikasi teori konspirasi sebagai skenario, isu, rumor, gosip, ataupun fitnah. Adapun sebagian yang lain cenderung bersikap abu-abu dan menganggap bahwa konspirasi itu memang “ada” manakala bisa dibuktikan kebenarannya.

Di Amerika, konspirasi dan pemikiran konspiratif itu justru memegang arti penting dalam perjalanan bangsa. Pemikiran konspiratif dikelola, ditumbuhsuburkan dan ditradisikan sedemikian rupa untuk kepentingan meraih kemerdekaan (1776) serta untuk mempertahankan kemerdekaan menuju Amerika yang lebih baik. Mengapa demikian?

Singkatnya, melalui Pemikiran Konspiratif mereka bisa semacam menemukan “musuh bersama” (common enemy) untuk kemudian dilawan secara berjamaah (bersama-sama) pula. Dan untuk keperluan itu, mereka pun tidak tanggung-tanggung ketika harus membawa-bawa atau mengatasnamakan Tuhan dan Agama.

Sejarah Pemikiran Konspiratif Amerika

Pemikiran konspiratif tidaklah lahir di Amerika, karena kata konspirasi itu sendiri berasal dari bahasa latin conspirare yang berarti “bernafas (menghirup) bersama”. Di Amerika, konspirasi memiliki masa lalu yang mengakar kuat karena telah berlangsung sejak lama sekali sejak jaman nenek moyang. Ketakutan terhadap konspirasi begitu ditonjolkan oleh para leluhur hingga menjadi semacam mental dan semangat bersama dalam menempati dunia baru bernama Amerika.

Mereka para kolonis mencurigai adanya konspirasi atau aliansi rahasia dan plot berbahaya dari para tetangga dan orang asing. Bahkan gelombang imigran tahap berikutnya tidak hanya memperkuat kepercayaan tradisional melainkan juga memperluas eksistensi kelompok konspirator.

Hingga abad 20, orang Eropa menganggap sanak saudara Amerika identik dengan sejarah konspirasi masa lalu mereka. Hanya saja saat itu pemikiran konspiratif telah beradaptasi dan mengembangkan ciri-cirinya sendiri yang mencerminkan lingkungan Amerika.

Dikatakan oleh Knight bahwa Amerika tidak akan mampu merdeka bila tidak meyakini Raja (Inggris) sebagai bagian dari konspirator dan tega melakukan konspirasi terselubung untuk mereka.

Dalam rangka mengabadikan hubungan antara konspirasi dan kemerdekaan Amerika (independence day, 1776), Thomas Jefferson secara tersirat mencantumkan ‘konspirasi’ pada Declaration of Independence (Deklarasi Kemerdekaan) yaitu dengan menyebutkan bahwa rakyat berhak malakukan revolusi manakala atau ketika…

“… when a long train of abuses and usurpations, pursuing invariably the same object, evinces a design to reduce them under absolute despotism“

“… ketika rangkaian panjang penyalahgunaan dan perebutan kekuasaan yang selalu mengejar objek yang sama membuktikan sebuah bentuk yang meringankan mereka di bawah despotisme absolut“

(Knight. ed, 2003: 2-3)

Dalam rangka mendukung pemikiran konspiratif, mereka dengan sukarela menerjemahkan kitab suci untuk itu, dimana King George III disebut sebagai Anti-Kristus.

“When God is about to turn the earth into a paradise, he does not begin his work there is some growth already, but in the wilderness” (Jonathan Edwards)

“Ketika Tuhan hendak mengubah bumi menjadi surga, dia tidak memulai pekerjaannya sehingga semuanya ‘telah tumbuh’, tapi dalam hutan belantara.”

“The stage is set, the destiny disclosed. It has come about by no plan of our conceiving, but by the hand of God who led us into this way. We cannot turn back” (Woodrow Wilson)

“Panggung telah disiapkan, takdir telah terungkap. Semua telah datang tanpa rencana yang kita susun melainkan melalui tangan Tuhan yang mengarahkan kita pada jalan ini. Kita tidak dapat kembali lagi”

Pasca merdeka di tahun 1780an dan 1790an, pemikiran konspiratif bukannya mereda. Perjuangan untuk mengendalikan Republik Baru diwarnai tuduhan konspirasi dan perlawanan sehingga marak pemberontakan-pemberontakan di Amerika.

Kesuksesan revolusioner kemudian meningkatkan aspirasi pada tujuan Amerika serta menggugah keinginan konspirator baru untuk merusak pekerjaan di dalam dan luar rumah Republik tersebut. Di satu sisi, keragaman Amerika telah mampu memberikan energi pada dinamika nasional, tapi disisi lain keragaman ini memperdalam kecurigaan terhadap identitas asing dan mengikis “rasa” keamanan nasional (national security).

Akhirnya, berkumandang bersama nilai-nilai inti Amerika lainnya, serta diisi dengan bahan bakar seperti etnik, rasial, dan perbedaan relijius, Pemikiran Konspiratif telah menjadi bagian dari “TRADISI AMERIKA” hingga kini.

Nah, bagaimana dengan posisi Pemikiran Konspiratif di Indonesia??
Roko Patria jati

Umar bin Khattab dan Urgensi Kritik

Sejarah merupakan cakrawala yang membawa kita berpikir tentang masa lalu, hari ini dan waktu yang akan datang. Dengan sejarah pula kita bisa memaknai apa itu perjuangan dan pengorbanan. Intinya, sejarah adalah ibrah (pelajaran) yang sangat penting bagi gerak sebuah perubahan. Sehingga tidak heran kalau Bung Karno selalu menggemakan pekik ‘jangan pernah melupakan sejarah” (JASMERAH).

Membaca sejarah Rassulullah saw dan para sahabat beliau, selalu membuat kita berdecak kagum. Betapa tidak, kisah-kisah Rasulullah dan para sahabatnya tersebut penuh dengan makna dan sarat dengan kearifan dan kebajikan. Bahkan kita pun seolah “terbius” untuk hidup dalam zaman tersebut.

Salah satu kisah para sahabat Nabi Muhammad saw yang sarat dengan refleksi dan nilai-nilai kebajikan adalah kisah kenegarawanan Khalifah Umar bin Khattab dalam mengapresiasi kritik. Alkisah, dalam suatu kesempatan, seorang sahabat, Khudzaifah bin Al Yaman mendatangi Khalifah, Ia mendapati Umar dengan raut muka yang muram, penuh kesedihan. Ia bertanya, “Apa yang sedang engkau pikirkan wahai Amirul Mukminin?” jawaban Umar sama sekali tak terduga oleh Khudzaifah. Kesedihan dan kegalauan hatinya, bukan karena banyaknya masalah rakyat yang sudah pasti membuatnya letih.

Kali ini Umar justru tengah khawatir memikirkan kondisi dirinya sendiri. “Aku sedang dihinggapi ketakutan, jika sekiranya aku melakukan kemungkaran, lalu tidak ada orang yang mengingatkan dan melarangku melakukanya, karena segan dan rasa hormatnya padaku,” ujar Umar pelan. Sahabat Khudzaifah segera menjawab, “Demi Allah, jika aku melihatmu keluar dari kebenaran, aku pasti akan mencegahmu.” Seketika itu, Wajah Umar bin Khattab langsung berubah ceria.

Keluhuran dan kenegarawanan laku kepemimpinan Khalifah Umar ini patut di teladani oleh pemimpin kita hari ini. Bahwa kritik itu bukan menjadi problema, tapi kritik adalah penjaga atau pengontrol agar kekuasaan tidak bakal bertumbuh mencakar langit. Untuk itu pemimpin harus bersahabat dengan kritik.

Yang menjadi problema justru ketika rakyat tidak berani melancarkan kritik terhadap kekuasaan. Karena ketika terjadi sumbatan komunikasi sebagai dampak dari tunakuasa yang dialami oleh rakyat, maka bisa berakibat fatal (terjadi kekacuan sosial). Sebagaimana yang terjadi pada rezim despostis orde baru.

Tapi bandingkan dengan pemimpin kita—kini dan disini—dimana ruang kritik bagi publik disumbat dengan pelbagai cara. Bahkan kritik cendrung diposisikan sebagai wujud pembangkangan terhadap kekuasaan. Penguasa lebih nyaman dengan sanjungan dan pujian, walaupun ia sadar bahwa sanjungan dan pujian tersebut jauh dari nilai kemaslahatan.

Untuk itu, sudah seyogianya kita semua terutama para pemimpin untuk secara sadar dan sungguh-sungguh belajar memetik kearifan dan kebajikan dari kisah penuh makna Khalifah Umar bin Khattab ini. Semoga.

Muhammad Hamka

Gunung Padang Miliki Ruang Ritual Pengorbanan


Sketsa imajiner Gunung Padang 2

"Pengorbanan ritual hingga saat ini masih kami percayai berupa hewan."
Salah satu fungsi ruang yang berada di dalam struktur situs Magalitikum Gunung Padang diperkirakan merupakan tempat penyimpanan peralatan ritual masa lampau. Ruangan berukuran 10x10x10 itu makin menunjang adanya dugaan kegiatan persembahan dari masyarakat kala itu.

Perkiraan tersebut disampaikan Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat yang menjadi salah satu pakar dalam Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, Dr. Pon Purajatnika, Minggu, 24 Juni 2012.

“Terlihat dari struktur religi yang masuk pada tiga konsep sakral, megah dan monumental. Ketiga unsur ini semua, tampak pada konstruksi situs megalitik ini,” tegasnya.

Ia menjelaskan rekam jejak persembahan bisa dilihat dari permukaan gunung hingga ke bagian dalam. Pembentukan ruang di permukaan hingga di bagian bawah, yang sekarang masih dicari, dianggap saling berkaitan. Untuk bagian atas gunung sendiri, terlihat adanya pembagian yang sangat tegas.

Tim memperkirakan, bangunan berbentuk limas di teras pertama bagian tengah, menjadi pusat dari kegiatan ritual. Di tempat ini, ritual pengorbanan dilakukan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat kala itu.

"Pengorbanan ritual hingga saat ini masih kita percayai berupa hewan. Ini diperkuat dengan keberadaan ruang di sebelahnya yang lebih dekat ke arah timur. Ruang ini diperkirakan sebagai kandang tempat penyimpanan hewan sebelum dikorbankan," ungkap Pon.

Keberadaan pintu masuk di sebelah timur yang kini sedang dibuktikan oleh para arkeolog, diduga dekat dengan tempat pengorbanan ini. Hal ini makin memperkuat dugaan keberadaan ruang sebagai tempat penyimpanan peralatan pemujaan pada masa itu.

Pada bagian teras pertama, tim menemukan adanya pembatasan dengan teras kedua berketinggian 8,6 meter. Di lokasi ini diperkirakan terdapat singgasana berupa altar kecil di bagian tengah. Singgasana ini diduga sebagai singgasana para tokoh di masa itu yang menyaksikan sesembahan.

Ruang kedua hingga kelima diperkirakan sebagai ruang tertutup bagi masyarakat umum. Ruangan ini tampaknya didesain bagi para tokoh, terlihat dari strukturnya yang tidak terlalu padat dengan undakan setiap teras lebih leluasa.

Sejajar teras ketiga, tim arkeologi mencoba membuktikan adanya lorong masuk ke bagian dalam di sebelah timur. Tim arkeolog mencoba meneruskan hasil temuan dari tim geolog yang disesuaikan dengan sketsa Gunung Padang. Tim juga mencoba menggunakan informasi dari masyarakat setempat yang menyatakan pernah menemukan lorong masuk gunung tersebut.

Ruang yang berada di bagian perut situs megalit Gunung Padang diperkirakan sebagai penghubung. Di tempat ini, diperkirakan berbagai peralatan ritual disimpan baik. Tim berasumsi, ruang tersebut merupakan gudang perlengkapan.

VN

Penjelasan Ilmiah Tiga Mitos di Gunung Padang


Wisatawan mencoba mengangkat batu gendong di Gunung Padang. (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

Wisatawan mencoba menggendong batu yang tak diketahui berapa beratnya.

Percaya tak percaya, ada banyak mitos yang beredar seputar peninggalan purbakala di Indonesia. Misalnya, siapa saja yang bisa memegang arca Kunto Bimo, yang ada dalam stupa pada teras pertama sebelah kanan di Candi Borobudur, konon permintaannya akan terkabul.

Hal yang sama juga diyakini di situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sang juru kunci, Dadi, menyebutkan ada tiga titik yang ramai dikunjungi masyarakat.

Yang pertama adalah mata air Kahuripan yang berada di pintu masuk situs. "Siapa yang meminumnya diyakini awet muda," kata dia kepada VIVAnews.com.

Tak hanya itu, banyak pesinden dan penyanyi sengaja datang, mendaki jalan terjal, untuk meminum air itu. Sebab, diyakini air tersebut punya efek gurah, bisa membuat suara mengalun merdu.

Titik ke dua yang juga sering dikunjungi adalah batu gamelan di teras pertama, biasanya oleh pesinden dan pemusik. Batu tersebut memiliki suara nyaring bila dipukul. Lain tempat, lain juga nada yang dikeluarkan.

Dadi menambahkan, titik ketiga adalah batu lahun alias batu gendon yang ada di teras keempat. "Dari dulu sudah diyakini, siapa yang bisa memangku batu itu keinginannya terkabul," kata dia.

Pantauan VIVAnews.com, wisatawan ramai-ramai mencoba menggendong batu yang tak diketahui persis berapa beratnya. Ada yang hanya bisa menggeser batu itu, lainnya susah payah berusaha menggendongnya, mayoritas tapi gagal total.

Ketua Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang bidang Arkeologi, Dr Ali Akbar, memberi penjelasan ilmiah terkait mitos yang ada di Gunung Padang. "Yang namanya situs atau tempat religi biasanya ada mata air," kata dia kepada VIVAnews.

Mata air mempertegas alur religi masyarakat purba terdahulu yang mengarah pada pemujaan di Gunung Padang. "Dan biasanya airnya merupakan air murni, alami, yang memiliki kualitas jauh lebih baik dari air biasa."

Menyehatkan dan menyegarkan, pastinya. Tapi, soal khasiat awet muda, menurut Ali, hal itu hanya kepercayaan masyarakat, belum ada bukti ilmiahnya. "Itu terkait kepercayaan, mungkin saja. Saya hanya mengatakan yang logis," kata dia.

Terkait batu gamelan, Ali menjelaskan, di Gunung Padang memang ditemukan susunan batuan, diduga bukan alami alias buatan manusia, yang menimbulkan resonansi. "Entah siapa yang membuat, batu itu memang bisa menimbulkan resonansi," kata dia.

Bagaimana soal batu gendong yang konon bisa membuat doa orang yang bisa mengangkatnya terkabul. "Itu nggak bisa dijelaskan secara ilmiah apa kaitannya batu dengan harapan orang," kata Ali.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat yang menjadi salah satu pakar dalam Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang, Dr. Pon Purajatnika, mengatakan, salah satu fungsi ruang dalam struktur di perut Gunung Padang diduga sebagai tempat penyimpanan peralatan ritual.

“Terlihat dari struktur religi yang masuk pada tiga konsep sakral, megah dan monumental. Ketiga unsur ini semua, tampak pada konstruksi situs megalitik ini,” tegasnya.

VN

Menakar Usia Punden Gunung Padang


Sketsa imajiner Gunung Padang

Jika terbukti 10.500 SM, situs ini bisa mengubah peta peradaban dunia.

Usia situs megalitik Gunung Padang ditaksir hampir mencapai seratus tahun. Tapi sejak pertama kali “ditemukan” arkeolog Belanda N.J. Krom pada 1914, belum banyak penelitian yang berusaha mengungkap kapan punden berundak ini pertama kali didirikan.

Saat itu, Krom yang menulis temuan ini dalam "Rapporten Oudheidkundige Dienst" (Buletin Dinas Kepurbakalaan) mendeskripsikan Gunung Padang memiliki empat teras bertingkat. Krom juga menulis punden berundak itu dibangun dari batu andesit berbentuk columnar joint.

Dalam laporan itu, dia menduga punden berundak ini berfungsi sebagai kuburan dari masa prasejarah. "Di tiap teras bukit itu terlapisi dan tertutup oleh batu-batuan, yang juga dilengkapi dua batu tajam," tulis Krom.

Sepertinya, setelah Krom, tidak ada lagi penelitian lain mengenai gunung misterius ini. Sebab, saat “ditemukan kembali” oleh tiga penduduk setempat pada tahun 1979, situs ini tertutup oleh hutan dan semak belukar. Tiga penduduk itu kemudian melaporkan temuan mereka ke Penilik Kebudayaan Kecamatan Campaka, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Seksi Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur.

Sejak tahun 1979 itulah arkeolog kembali meneliti Gunung Padang. Mereka berupaya mendokumentasikan Gunung Padang secara lengkap. Hingga kemudian pada tahun 1982, tim arkeolog yang dipimpin R.P. Soejono mengetahui bahwa situs Gunung Padang merupakan bangunan punden berundak yang berukuran sangat besar.

Tapi, hingga kini, belum ada penelitian yang secara khusus menyusuri berapa sebetulnya usia bangunan bersejarah ini. Selama ini, situs ini dimasukkan dalam periodisasi megalitikum atau masa yang ditandai dengan penemuan batu-batu besar. Periode itu berlangsung sekitar 2.500 SM hingga 500 SM.

Pembicaraan mengenai usia Gunung Padang kembali menarik perhatian publik saat Tim Bencana Katastropik Purba--yang terdiri dari ahli-ahli geologi—ikut meneliti Gunung Padang. Keterlibatan tim ini dalam meneliti Gunung Padang bisa dibilang berawal dari sebuah kebetulan.

Awalnya, mereka berusaha meneliti siklus bencana yang terjadi di Nusantara sejak masa lalu. Gunung Padang pun menjadi obyek penelitian karena lokasinya dekat patahan aktif Cimandiri. Tim kemudian melakukan uji geolistrik, geomagnet, dan georadar untuk mengetahui kondisi geologi gunung ini. Selain itu, juga dilakukan pengeboran dan carbon dating untuk mengetahui penanggalan situs ini.

Dua peradaban?

Hasil carbon dating Tim Terpadu mengejutkan. Saat pertama kali mengungkap hasilnya dalam sebuah diskusi di Gedung Krida Bhakti, Sekretariat Negara, Jakarta, 7 Februari silam, salah satu anggota tim, Dr. Danny Hilman, mengatakan situs ini berasal dari 6.700 tahun lalu atau sekitar 4.700 SM. Tapi kemudian, hasil carbon dating lain mengungkapkan temuan yang lebih mencengangkan. Dari sampel pengeboran di Teras 5 pada kedalaman 8 hingga 10 meter, hasilnya menunjukkan situs ini didirikan sekitar 10.500 SM!

Danny memberi penjelasan soal perbedaan ini. Angka 4.700 SM itu disimpulkan dari hasil carbon dating di dekat permukaan. “Di sekitar kedalaman empat meter," kata geolog terkemuka ini kepada VIVAnews, 26 Juni 2012. Sedangkan angka 10.500 SM berasal dari dari sampel yang diambil dari yang lebih dalam. “Itu adalah perkiraan usia maksimal, yang paling tua,” kata dia.

Selain itu, Danny berasumsi situs megalitik ini boleh jadi pernah digunakan oleh dua peradaban berbeda. Satu berasal dari masa sekitar 4.700 SM. Satu lagi dari yang usia maksimalnya 10.500 SM. "Saya curiga ini berasal dari dua peradaban. Tapi ini masih perlu diteliti lebih jauh. Kami melakukan penelitian dengan imaging dan melihat struktur-dalam berdasarkan penelitian georadar, geomagnet, dan geolistrik. Jadi, atas dan bawah itu bukan satu konstruksi."

Perspektif arkeologi

Meski carbon dating memperlihatkan hasil yang fenomenal, para arkeolog yang bergabung di Tim Terpadu tidak mau tergesa-gesa menyimpulkan. Menurut koordinatornya, Ali Akbar, arkeologi mengedepankan metode penelitian berdasarkan apa yang bisa dilihat, terutama yang berada di permukaan. "Arkeolog bekerja dari apa yang diketahui. Karena itu, arkeolog mencari dari apa yang ada di permukaan terlebih dahulu, bukan dari apa yang ada di dalam," katanya.

Karena itu, langkah pertama para arkeolog adalah membandingkan struktur bangunan Gunung Padang dengan temuan megalitik lain, seperti di Pasir Angin, Lebak Cibadak, dan Pugung Raharjo.

Dalam penelitian ini, tim arkeologi mendapati sejumlah temuan lain. Dari penyisiran permukaan di sisi timur dan barat punden, mereka antara lain menemukan batu tegak di dekat struktur yang diduga merupakan tangga. Temuan ini memiliki kemiripan dengan temuan megalitik lain, yang berasal dari periode 2.500 SM hingga 1.500 SM.

Dari hasil ekskavasi, tim arkeologi juga menemukan pecahan tembikar dan serpihan batu yang diduga merupakan limbah pembuatan beliung persegi. Dari pecahan tembikar itu diketahui bahwa "tekniknya masih sederhana, memperlihatkan tradisi di masa neolitik." Ali juga mengatakan limbah beliung persegi merupakan artefak yang umum ditemukan di peninggalan megalitik dari masa 2.500 SM.

"Tidak ditemukannya logam juga memperlihatkan bahwa periodisasi megalitik ini memang berasal dari masa yang lebih tua, karena logam baru ditemukan di masa perundagian pada 500 SM," tutur Ali.

Ali lalu menjelaskan, periodisasi megalitik memang tidak memiliki batasan tahun yang statis. Selama ini, periodisasi megalitik berada di antara neolitik dan paleometalik. Masa megalitik itu ditandai dengan bangunan besar yang terbuat dari batu, karena itu tanda-tanda periodenya tidak ditemukan sama di tiap wilayah. "Kalau di Indonesia, yang seangkatan itu peninggalan megalitik dari yang paling tua 2.500 SM hingga yang paling muda 500 SM," kata Ali.

Beda pandangan?

Meski terkesan berbeda pendapat soal usia situs Purba ini, tim arkeologi dan tim geologi membantah tidak satu pandangan. Menurut Ali, mereka hanya bekerja berdasarkan kaidah ilmu masing-masing. Dia juga mengatakan bahwa hasil carbon dating masih bersifat relatif. "Itu bisa saja menunjukkan usia lapisan tanah, tapi belum menunjukkan lapisan budaya."

Senada dengan Ali, Danny Hilman pun mengatakan bahwa hasil carbon dating tidak bersifat absolut. "Untuk 10.000 SM itu usia maksimal yang ada di dalam. Yang di permukaan, usia maksimalnya 4.700 SM. Tapi, seperti apa tepatnya, masih terus dilakukan pencarian," katanya.

Karena itu kedua tim sepakat untuk sementara ini menyebut usia dari temuan yang ada di permukaan. “Berasal dari periode 4.500 SM hingga 2.800 SM,” demikian Tim Terpadu mengambil kesimpulan sementara.

Soal prediksi berasal dari tahun 10.500 SM, Tim menyatakan belum bisa memberikan kepastian. "Karena bisa saja itu merupakan umur material pasir yang dibawa dari tempat lain. Tapi, paling tidak ini sudah membuktikan bahwa lapisan batuan-tanah sampai kedalaman 15 meter adalah sebuah konstruksi bangunan, bukan lapisan batuan alamiah," Tim menyimpulkan.

Soal ini, Ali menekankan, jika Gunung Padang benar terbukti berasal dari masa 10.500 SM, maka temuan ini niscaya akan mengubah peta peradaban dunia. (kd)

VN

Indonesia Miliki Bahasa Terkaya di Dunia


Bahasa di Indonesia merupakan sepersepuluh dunia (Amr Dalsh/Reuters)


Sepersepuluh bahasa di dunia berada di Indonesia

Provinsi Bali kembali menjadi tuan rumah perhelatan internasional. Kali ini, Pulau Dewata itu menjadi tuan rumah digelarnya Festival Linguistik Indonesia yang diselenggarakan oleh International Lexical Functional Grammar Assotiation (ILFGA) di Kampus Universitas Udayana.

Wakil Ketua Penyelenggara, I Nyoman Aryawibawa menjelaskan, acara yang bakal diikuti oleh 12 negara itu diharapkan bisa menjadi tonggak penting ilmu linguistik di Indonesia. Alasannya, sepersepuluh lebih dari bahasa-bahasa di dunia ada di Indonesia.

"Ini yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang paling kaya dan beragam kebahasaannya," kata Arya, Kamis 28 Juni 2012.

Dengan pertimbangan kekayaan itu pula, Indonesia menjadi laboratorium alami bagi penelitian kebahasaan. "Ini sangat penting untuk pengembangan dan terobosan teoritis ilmu bahasa dan penerapannya," tutur Arya.

Meski dokumentasi dan penelitian sudah dilakukan banyak kalangan, namun Arya menilai, masih banyak bahasa-bahasa di Nusantara yang belum terdokumentasikan dengan lengkap dan baik.

Lewat perhelatan ini, Arya berharap Indonesia bisa sejajar dengan negara maju dalam keilmuan, termasuk linguistik. Selama ini, Indonesia dianggap cukup ketertinggalan baik dalam kuantitas maupun kualitas sumber daya manusia yang andal.

Untuk itu, dirinya memandang perlunya pendidikan, penelitian dan kegiatan lain yang terkait dengan liguistik. Semua itu dilaksanakan secara intensif, berkelanjutan dan berkualitas tinggi serta berstandar internasional guna mengimbangi persaingan global yang semakin ketat.

Acara itu sendiri terselenggara atas inisiatif Universitas Udayana bekerjasama dengan Australian National University (ANU) dan Max Planx Institute, Jerman serta organisasi Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI). (eh)

VN

Misteri Satelit Aneh di Tata Surya


Kawah satelit Mimas sebesar Australia (wolaver.org)


Benda langit ini memiliki kawah seluas Australia.

Benda ini serupa dengan Bintang Mati pada film Star Wars. "Bintang Mati" ini terlihat berada di dekat cincin Saturnus. Ternyata, ini satelit Saturnus bernama Mimas. Satelit ini ditemukan pada 1789 oleh William Herschel.

Lekukan pada Mimas yang mirip "Bintang Mati" itu hanyalah kawah yang dikenal sebagai Herschel. Kawah ini melebar sejauh 80 mil, meninggalkan jejak raksasa pada satelit hanya 246 mil.

Kawah ini memiliki dinding tinggi 5 mil. Bagian terdalam kawah berukuran 6 mil.

Mimas berukuran mencapai proporsi bumi. Kawah itu meninggalkan bekas pada satelit ini hingga berukuran lebih luas dari benua Australia.

Masih tersimpan misteri mengenai penanda panas satelit ini.

NASA membuat peta terperatur resolusi tinggi dan gambar satelit es Saturnus ini. Gambaran yang dibuat pesawat luar angkasa Cassini ini mengungkap pola permukaan satelit ini. Temuan itu menunjukkan daerah panas.

"Satelit lain biasanya menangkap spot cahaya. Tapi, Mimas ini lebih aneh dari yang kami duga," ujar ilmuwan proyek Cassini di Laboratorium NASA, Amerika Serikat.

"Ini memberikan kami teka-teki baru," imbuhnya seperti dilansir dari Daily Mail.

Para ilmuwan bekerja menggunakan spektrometer komposit inframerah untuk memetakan suhu Mimas. Mereka mengira dengan lancar bisa mengetahui variasi puncak temperatur pada awal sore dekat ekuator.

Ternyata, bagian terhangat terjadi pada pagi pada sepanjang salah satu lingkar satelit. Ini membuat satelit serupa ikon game Pac-Man ini memiliki temperatur sekitar 92 Kelvin atau minus 294 derajat Fahrenheit. Bagian lain satelit lebih dingin, sekitar 77 Kelvin (minus 320 derajat Fahrenheit).

Bagian hangat hanya berukuran kecil. Titik ini muncul di sekitar Herschel dengan temperatur sekitar 84 Kelvin (minus 310 derajat Fahrenheit).

"Kami tidak bisa menjelaskan pola hasil pengamatan temperatur permukaan Mimas. Kawah raksasa Herschel menjadi tersangka utama keanehan ini," ujar penyidik utama dari NASA Goddard Space Flight Center, Dr. Mike Flasar.

"Energi hantaman yang menciptakannya beberapa juta tahun lalu diperkirakan menjadi sepertujuh energi gravitasi khusus Mimas. Ukuran yang lebih besar dari itu dapat merobek satelit ini. Kami ingin mengetahui pola temperatur anomali pada sisi lain Herschel. Ini belum diamati lebih dekat lagi," ujar Flasar.

"Kami menduga perbedaan suhu menunjukkan perbedaan tekstur pada permukaan," ujar John Spencer selaku anggota tim spektometer komposit inframerah berbasis di Institut Penelitian Southwest, California, AS.

"Ini mungkin sesuatu perbedaan antara bagian tua, salju padat, dan salju yang baru turun," imbuhnya.

VN

Bulan Terbesar di Saturnus Punya Laut Bawah Tanah?

Headline
IST

Pesawat tanpa awak Cassini milik NASA menemukan bukti terbaru, yakni air di salah satu bulan milik planet Saturnus. Seperti apa?

Diwartakan ChicagoTribune, pesawat Cassini menemukan bukti kuat akan laut bawah tanah di bulan terbesar milik Saturnus, Titan. Demikian ungkap para ilmuwan.

Masuknya Titan juga menambah daftar diketemukannya bukti keberadaan air di sejumlah objek angkasa seperti Europa (salah satu bulan milik Jupiter) dan Enceladus (salah satu bulan milik Saturnus lainnya).

"Bukti baru cukup kuat mengindikasikan bahwa Titan cukup basah," ujar ahli planet dari Cornell University.

Bukti ini didapat setelah melakukan observasi enam kali melintasi Titan oleh Cassini, selama 2004 dan 2011.

Menyingkap Isi Gunung Padang

Diduga lebih besar dari Borobudur. Di dalamnya ada ruang besar?

Seorang ayah dan anak lelakinya berjalan hati-hati di punggung Gunung Padang. Bukit setinggi lebih dari 800 meter di Desa Karyamukti, Cianjur itu sarat pepohonan besar dan batuan purba raksasa. Mata mereka tajam melihat sekeliling. Telinga menyimak suara, antara desiran angin dan dengung lebah liar.

Mata si bocah menangkap kerubungan tawon di kejauhan. Nalurinya sebagai pencari madu terpancing. Dia berlari mengikuti arah binatang itu terbang, menuju sebuah gua di lereng bukit sebelah timur. Liang itu beratap batu, dindingnya disusun dari menhir panjang.

Menduga di sanalah lebah bersarang, si bocah nekat masuk ke dalam gua yang gelap. Tak sampai dua meter melangkah, tiba-tiba sepasang tangan ayahnya menariknya ke luar. “Jangan masuk, ada ular,” kata sang ayah panik. Nafasnya tersenggal.

Setelah menjauh, sang ayah berkisah liang itu adalah lorong keramat, kawah Gunung Padang. Konon di dalamnya ada ruangan berisi harta karun yang dijaga ular besar. “Orang yang masuk ke sana tidak akan pernah bisa ke luar.” Semua warga desa tahu cerita itu. Tapi tak satupun berani melanggar pantangan.

Empat puluh tahun berselang, seorang pria separo baya menunjuk ke lokasi gua terlarang itu. Ia ingat rute itu: dari teras bukit pertama lurus, patokannya pohon cempaka tua yang tak seberapa tinggi, lubang batu itu dekat hamparan pohon bambu. “Tapi sekarang guanya sudah tidak bisa dimasuki, tertutup longsoran,” kata dia.

Ia juga ingat, ada batu besar limas di teras pertama bukit, tapi kini tak lagi tersisa. Hancur tertimpa pohon ditebangi masyarakat akhir 1970-an lalu. “Sebelumnya di sini hutan, banyak pohon gede ditebang. Ada mahoni, campuran,” kata dia.

Pria itu bernama Dadi. Usianya 52 tahun, juru kunci sekaligus saksi hidup keberadaan lorong batu itu. Ia tak menyangka pengalaman masa kecilnya, saat ia berusia 12 tahun, menjadi petunjuk penting. Bahkan, itu bisa jadi awal dari sebuah ekskavasi kolosal menguak peradaban nusantara yang hilang.

Benarkah celah di dinding batu itu adalah gua?

Kelihatannya, itu juga bukan isapan jempol. Belakangan, pemindaian georadar dan geolistrik menunjukkan adanya celah setinggi 4 sampai 5 meter tertimbun tanah, di lokasi yang ditunjukkan sang kuncen. Diduga itu pintu masuk ke perut Gunung Padang.

Kamar misterius
Kamis 21 Juni 2012 siang, enam lelaki bekerja keras membabat tumbuhan liar setinggi dua meter. Hari itu Kamis, 21 Juni 2012, mereka merapat ke dinding curam bukit sebelah timur Gunung Padang. Di sisi lain, ada empat lelaki merangkai peralatan diangkut enam koper hitam. Ada antena berbentuk huruf T terbalik, diikat tali dan kotak sensor kecil . Dua antena ini disambung oleh satu kabel panjang terhubung pada sebuah komputer.

Pada pukul 3 sore, alat itu siap digunakan di jalur yang sudah bersih dari alang-alang. Dua orang mengangkat dan menggeser tiang, satu sibuk mengatur panjang pendek kabel, satu lainnya mencatat. Dilarang keras menyalakan alat komunikasi saat itu.

Para pria itu adalah tim geolog. Dipimpin Dr Danny Hilman, dan dibantu sejumlah warga, mereka sibuk melakukan pemandaian geolistrik. Cara ini bisa melihat anomali dan struktur di bawah tanah hingga kedalaman 20-30 meter. “Dari hasil geolistrik terlihat ada struktur menarik. Kelihatannya bukan struktur geologi alam biasa,” kata Danny Hilman kepada VIVAnews.

Hamparan batu purba itu pernah memukau sejarawan Belanda, N.J Krom saat melihatnya di tahun 1914 lalu. Tapi Tuan Krom waktu itu hanya melihat permukaan belaka. Struktur lebih spektakuler justru tersimpan di perut bukit, berupa punden raksasa terkubur --rahasia peradaban yang menanti ribuan tahun untuk diungkap.

Para ilmuwan yang tergabung dalam Tim Terpadu Penelitian Mandiri itu kini mencoba membongkar rahasia itu dengan memakai teknologi, sesuatu yang belum begitu canggih pada abad ketika Tuan Krom menelitinya.

Dengan teknologi, tim menemukan struktur high resistivity (batuan keras) berbentuk seperti cekungan atau “cawan raksasa” di perut Gunung Padang. Posisi cawan ini kira-kira sekitar 100 meter dari puncak, atau setara level tempat parkir di permulaan tangga untuk naik ke situs.

Kejutan lain yang membuat para ahli terperangah adalah penampakan tiga tubuh “very-high resistivity” di bawah situs. Dalam konteks struktur di sekitarnya, yang paling mungkin penampakan itu adalah ruang kosong atau chamber.

Apa fungsi kamar itu belum terjawab.

Danny mengatakan, perlu penelitian lanjutan membongkar fungsi kamar besar itu. “Belum bisa diketahui karena tidak ada catatan. Tim tidak ingin berspekulasi sebelum bisa membukanya,” kata dia.

Apapun itu, naluri keilmuwan tim menuntut rahasia itu dikuak. “Kami ingin membuka tabir chamber ini. Kami tidak peduli isinya apa, karena dengan terkuaknya chamber, apapun misteri akan bisa dipecahkan,” kata ahli gempa LIPI itu. Selain memperkuat kesimpulan awal, tim juga mencari jalan masuk ke ruang itu.

Tak sekedar ruang kosong, hasil survei geomagnet memperlihatkan anomali magnetis yang tinggi di beberapa lokasi. Salah satunya persis di samping struktur yang diduga chamber besar. Untuk diketahui, anomali magnetis tinggi bisa berasosiasi dengan timbunan barang-barang terbuat dari bahan metal atau logam.

Meski ada keyakinan masyarakat sekitar itu adalah kamar harta karun yang dijaga ular besar, Danny menegaskan tak ada logam mulia dalam konstruksi bangunan megalitikum Gunung Padang. Lagi pula, mereka tak sedang berburu harta karun. “Tim melakukan riset bukan untuk mencari harta karun berupa logam mulia,” ujarnya.

Dari riset ini sepintas bisa dilihat manusia yang hidup di zaman lampau itu adalah bangsa berperadaban maju. Sebab, untuk membangun konstruksi situs megalitikum serupa Gunung Padang, dibutuhkan kemampuan dan pemahaman teknologi.

Saat pengeboran, tim menemukan material pasir halus di kedalaman 4 meter. “Jangan-jangan ini bantalan untuk menahan guncangan gempa. Diduga sudah ada pengetahuan kegempaan di masa itu. Kalau terbukti benar, itu luar biasa.”

Anggota tim lainnya, Dr Boediarto Ontowirjo mengatakan, dari survei pencitraan bawah permukaan yang sudah dilakukan, ada indikasi struktur bangunan tidak hanya setinggi 15 meteran di bagian atasnya saja, tapi sampai setinggi 100 meteran ke bawahnya, sampai level parkir-pintu masuk. Atau bahkan sampai 300 meteran ke Level Sungai Cimanggu.

“Ini memang masih perlu survei yang lebih komprehensif. Tapi kalau ternyata hal ini benar, maka dia sesuatu yang "truly extraordinary",” kata dia. Singkatnya, Situs Gunung Padang ini bukan produk artefak dari masyarakat purba yang masih primitif.

Ia adalah produk peradaban tinggi, mahakarya arsitektur dari zaman pra-sejarah.

Temuan baru
Tiga lelaki berseragam coklat, topi rimba ala Indiana Jones masuk ke kotak ekskavasi seluas 2,5 x 2,5 meter yang dipagari tali kuning. Mereka giat menyingkirkan tanah dengan sekop, menyikat batu dengan kuas, sambil sesekali mengelap keringat di dahi.

Dipimpin arkeolog Dr Ali Akbar, tim itu mendapat temuan baru. Salah satunya, batuan bersimbol garis dan lengkungan saat melakukan ekskavasi di sisi timur, di kedalaman 1,5 meter. “Asumsi sementara, batu bergaris simetris tiga buah di lereng timur, sejajar teras ke dua, adalah penanda arah masuk. Kami sedang lakukan penelitian lebih dalam dan melibatkan ahli dalam tanda-tanda purba ini untuk membacanya,” kata Ali Akbar.

Belum bisa dipastikan apakah ini pintu masuk ke bagian teras atas atau ke bagian dalam chamber – yang ditemukan para geolog. Mereka juga masih mencari bagian dari batu melengkung yang ditemukan di lubang sejajar dengan teras pertama di sebelah timur.

Tim itu juga menemukan struktur bangunan di barat dan timur Gunung Padang yang tertutup tanah dan semak belukar. Susunan batu di sisi timur berupa teras batu (terasering), yakni sejenis konstruksi bangunan mencegah longsor. Masing-masing teras umumnya memiliki ketinggian 2 meter dengan jarak antar teras juga sekitar 2 meter. Panjang sisi miring terasering tersebut mencapai lebih dari 200 meter. Sedikitnya terdapat 100 tingkat. Mirip dengan yang ada di Machu Picchu, Peru.

Selama ini, bangunan dianggap hanya terdapat di sisi utara sampai selatan. Ternyata kini ia mempunyai sisi timur dan barat. Menurut Ali, luasnya minimal 15 hektar. “Kalau dibandingkan Borobudur yang luasnya 1,5 hektar jadi 10 kali lipat. Kemegahannya belum kelihatan karena tertutup semak belukar,” kata dia. “Kalau kita buka ini megah sekali.”

Ali menambahkan, ekskavasi Gunung Padang bakal makan waktu lama. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit lapisan tanah disingkap, agar batu yang ada tak bergeser. “Kami harapkan ini bisa ditindaklanjuti oleh para pemangku kepentingan. Bisa dibayangkan, saat Borobudur ditemukan kondisinya sama, tertutup tanah, ditumbuhi pohon-pohon. Butuh puluhan tahun untuk membukanya, lalu dipugar, dan baru bisa dinikmati.”

Itu kerja besar yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Kecanggihan teknologi memudahkan pengungkapan. “Mulai 15 Mei hasil yang diperoleh sudah banyak,” kata Ali Akbar.

Tempat sakral
Warga di sekitar Gunung Padang mengkeramatkan situs ini. Mereka menganggap lokasi Raja Sunda, Prabu Siliwangi yang gagal membangun istananya dalam semalam. NJ Krom, arkeolog Belanda, itu bahkan menduganya sebagai kuburan. Sementara, pakar lain menyebut itu lokasi pemujaan masyarakat purba, ditandai adanya batu yang mengeluarkan suara musik. Dan arahnya ke Gunung Gede.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Barat, Dr. Pon Purajatnika berpendapat, secara arsitektural, Gunung Padang punya ruang makro dan mikro. “Ruang makro itu lingkungan sekitar Gunung Padang, sedangkan ruang mikro itu zona utama tempat Gunung Padang,” kata dia saat dihubungi VIVAnews. Pon juga termasuk salah satu tim peneliti Gunung Padang itu.

Zona utama, kata Pon, adalah tempat ritual keagamaan berorientasi atau berkiblat ke Gunung Gede, yang berada di sebelah utara Gunung Padang. “Tempat ini bukan tempat sembarangan, karena sakral dan pusat peradaban,” ujarnya.

Zona utama itu sangat luas. “Secara arsitektur bangunan Gunung Padang tidak mungkin untuk beberapa orang saja, ini untuk sebuah komunitas yang besar, bisa ribuan orang, kira-kira 1.500 orang,” kata dia. “Itu baru di puncaknya belum di teraseringnya.”

Logika arsitektur manusia zaman dulu mencari tempat tinggi untuk menyembah Tuhan. Kebetulan, di Jawa Barat berlimpah gunung. Itu juga juga mendasari Pon membantah dugaan struktur di Gunung Padang adalah sebuah istana. “Itu bukan istana, ini punden berundak, tempat sakral untuk ritual keagamaan,” kata dia.

Pon, yang membuat sketsa imajiner Gunung Padang, menjelaskan, penggunaan ruang-ruang di permukaan sangat beragam.” Secara umum di 5 teras ada pola ruang-ruang. Teras 1 itu ruang untuk masyarakat dan untuk sesaji,” jelas dia.

Teras dua, dia menambahkan, adalah tempat untuk pemimpin umat, penasehat. “Di sini ada tempat duduk batu bersila,” kata dia.

Sementara di teras 3 dan teras 4 yang menghadap barat, untuk ritual malam. “Di ruangan di teras 5 ada tempat duduk buat orang yang dianggap paling pintar. Ini menghadap ke utara ke gunung Gede.” Sementara untuk chamber yang ditemukan tim geologi, Pon menduga, itu bisa jadi ruang penyimpanan alat. “Ada catatan khusus soal struktur konstruksi yang tahan dari berbagai bencana, sudah dipertimbangkan dari kedalaman 20 meter.”

Bangunan Gunung Padang, menurut Pon, tak mungkin berdiri sendiri di tengah hutan belantara. “Di sekitar wilayah itu kemungkinan ada pemukiman, pemakaman atau tempat perburuan,” kata dia.

Pon juga terkesima oleh ukuran punden itu. Biasanya, ukurannya 20 x 30 meter, atau lebih kecil. “Kalau punden ini besar, luasnya bisa sekitar 75 hektar”, ujarnya. Sepanjang pengetahuan Pon, jika tersingkap, Gunung Padang adalah punden berundak terbesar di dunia.

Lalu, kapankah struktur bangunan itu bisa disingkap? Tentu, itu tak bisa dilakukan dalam semalam. Struktur bangunan saja, kata geolog Dr Ali Akbar, baru bisa disibak sekitar dua tahun. “Ini berdasarkan pengalaman ekskavasi Angkor Wat di Kamboja,” ujarnya. (np)

VN

Minggu, 24 Juni 2012

Al-Khawarizmi dan Angka Nol

Al-Khawarizmi dan Angka Nol




Matematika (Ilustrasi)

Jangan sepelekan angka nol. Bayangkan, apa jadinya jika deret angka hanya ada sembilan angka (1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9) saja tanpa nol? Tentu akan muncul permasalahan- permasalahan, misalnya, dari mana muncul angka puluhan, ratusan, ribuan, jutaan, atau puluhan juta?


Nah, dengan adanya nol, semua permasalahan itu pun terpe cahkan. Berkat angka nol, deret hitung menjadi semakin luas dan berfungsi sebagaimana mestinya.

Selain fungsinya yang penting, angka nol juga mempunyai sejarah panjang. Dari manakah sebenarnya angka ini berasal? Dan, siapa pula penemunya? Mungkin banyak yang mengira, ilmuwan Eropalah penemunya. Sejatinya, angka nol justru ditemukan oleh ilmuwan Muslim. Dia adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi. Ia lahir di Khawarizmi (sekarang Khiva), Uzbekistan, pada 194 H/780 M.

Tak banyak informasi yang menjelaskan secara mendalam mengenai sosok dan riwayat hidup Al-Khawarizmi. Tetapi, sejarah singkatnya terdapat dalam kitab Al-Fihrist Ibn an-Nadim, yang juga menjelaskan karya-karya tulisnya.

Di situ disebutkan, Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara tahun 813 hing ga 833. Setelah Islam masuk ke Persia dan Baghdad menjadi pusat ilmu serta perdagangan, banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India mendatangi kota tersebut, termasuk Al-Khawarizmi.


Di sana, ia menjadi bagian dari para ilmuwan yang bekerja di Bayt al-Hikmah (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma’mun Ar-Rasyid, khalifah ketujuh Dinasti Abbasiyah. Oleh guru besar studi Islam Temple University AS, Mahmoud Ayoub, Bayt al-Hikmah disebut sebagai institusi pendidikan tinggi pertama di dunia Islam dan juga Barat. Di lembaga ini, Al- Khawarizmi belajar ilmu alam dan matematika, juga terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.

Dulu, sebelum Al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan menggunakan semacam daftar yang membedakan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterus nya. Daftar yang dikenal sebagai abakus itu berfungsi menjaga setiap angka dalam bilangan agar tidak saling tertukar dari tempat atau posisi mereka dalam hitungan.

Sistem tersebut berlaku hingga abad ke-12 M, ketika para ilmuwan Barat mulai memilih menggunakan raqm al-binji (angka Arab) dalam sistem bilangan mereka. Raqm albinji menggunakan angka “nol” yang diadopsi dari angka India, meng hadir kan sistem penomoran desimal yang belum pernah digunakan sebelumnya.

Nah, lewat buku pertamanya, Al- Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al- Muqabalah (Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan), Al-Kha warizmi memperkenalkan ang ka nol yang dalam bahasa Arab yang disebut shifr. Karya monumental itu juga membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat.

Buku itu diterjemahkan di London pada 1831 oleh matematikawan Inggris, Fredrick Rosen, dan selanjutnya diedit dalam bahasa Arab pada 1939 oleh dua matematikawan Mesir, Ali Mustafa Musyarrafa dan Muhammad Mursi Ahmad. Sebelumnya, pa da abad 12, karya ter sebut juga diter- jemahkan oleh se orang mate matikawan asal Chester, Inggris, Robert (Latin: Robertus Castrensis), dengan judul Liber Algebras et Al-mucabola.

Masih pada abad yang sama, buku berbahasa Latin itu kemudian diedit oleh matematikawan asal New York, LC Karpinski. Versi ke duanya, De Jebra et Almucabola, ditulis oleh Gerard da Cremona (1114–1187), matematikawan dan penerjemah asal Italia. Buku yang ditulis Gerard itu disebut-sebut lebih baik dan bahkan mengungguli buku Fredrick Rozen.

Dengan demikian, meski telah diperkenalkan pada pertengahan pertama abad ke-9, angka nol baru dikenal dan digunakan oleh kalangan ilmuwan Barat dua setengah abad kemudian. Menyusul diperkenalkannya angka nol oleh Al- Khawarizmi maka untuk pertama kalinya nol digunakan sebagai pemegang tempat dalam notasi berbasis posisi. Dunia perlu berterima kasih pada ilmuwan yang satu ini karena dengan angka nol yang diperkenalkannya, bilangan 2012 dan 212 dapat dibedakan.

Pada abad ke-12, matematika wan Muslim asal Spanyol, Ibrahim ibn Meir ibn Ezra, menulis tiga risalah mengenai angka yang membawa simbol- simbol India dan pecahan desimal ke Eropa hingga men dapatkan perhatian dari sejumlah ilmuwan di sana. Risalah ber judul The Book of The Number itu menjelaskan tentang sistem desimal untuk bilangan bulat dengan nilai tempat dari kiri ke kanan. Ibn Ezra menggunakan nol dengan sebutan galgal (yang berarti roda atau lingkaran).

Selanjutnya, pada 1247, mate matikawan Cina, Ch’in Chiu-Shao, menulis Mathematical Treaties in Nine Sections yang menggunakan simbol O untuk nol. Dan pada 1303, Zhu Shijie menggunakan simbol yang sama untuk nol dalam karya nya Jade mirror of the Four Elements. Sistem angka tersebut selanjutnya juga berkembang di Eropa.

Al-Khawarizmi, ilmuwan yang berada di balik penemuan besar ma te matika abad ke-9 itu, wafat di Baghdad pada sekitar 850 M

Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Devi Anggraini Oktavika

Inilah 12 Kaum yang Dibinasakan Allah

Inilah 12  Kaum yang Dibinasakan Allah




Gurun pasir (ilustrasi)

Oleh: Syahruddin El-Fikri


Dalam Alquran, banyak sekali diceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang. Berikut adalah kaum-kaum yang dibinasakan.

Kaum Nabi Nuh
Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yang ingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14).

Kaum Nabi Hud
Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

Kaum Nabi Saleh
Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

Kaum Nabi Luth
Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

Kaum Nabi Syuaib
Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha: 40, dan Alhajj: 44).

Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah) (QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

Firaun
Kaum Bani Israil sering ditindas oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan. Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

Ashab Al-Sabt
Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).

Ashab Al-Rass
Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena mencampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

Ashab Al-Ukhdudd
Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).

Ashab Al-Qaryah
Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri) adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).

Kaum Tubba'
Tubaa' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).

Kaum Saba
Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan oleh Nabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19).

Redaktur: Heri Ruslan

Debat Ilmuwan Soal Usia Situs Gunung Padang


Situs Gunung Padang (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)

Ada yang memperkirakan 10.000 sejak sebelum Masehi.
Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang masih belum membuat kesimpulan yang solid. Tim yang beranggotakan para pakar dari berbagai latar belakang keilmuan ini masih mencoba mencari rantai penyambung di antara pemikiran-pemikiran mereka.

“Kami masih belum bisa mengeluarkan kesimpulan yang solid dari penelitian Situs Megalitik Gunung Padang saat ini,” ucap Deni Hilman Natawijaya selaku ketua dari tim ini kepada VIVAnews.

Ia mencontohkan soal umur situs. Dari hasil pemindaian menggunakan teknologi georadar, geolistrik dan pengeboran diters ketiga beberapa waktu lalu, tim geologi memutuskan usia situs ini sejak 10.000 tahun sebelum Masehi.

“Ini umur maksimal dari uji karbon yang kami lakukan dari sampel yang diambil dari beberapa kedalaman dan titik pengeboran,” ujarnya. Hasil uji karbon tersebut dilakukan di laboratorium milik Badan Tenaga Atom (Batan).

Hasilnya mutlak umur maksimal dari situs Gunung Padang 10.000 tahun sejak sebelum Masehi. Ini berbeda dengan umur batuan yang ada di bagian bawah yang bukan konstruksi di mana umurnya bisa mencapai jutaan tahun.

Sementara Arkeolog Universitas Indonesia yang menjadi bagian dalam tim ini mengatakan, “Bagi arkeolog, data itu apa yang terlihat secara kasat mata. Dan dapat disentuh meski bentuknya bisa apapun. Persepsi keilmuan kita agak berbeda dengan tim geologi."

Ali menjelaskan hingga hari ini timnya masih memperkirakan usia situs Gunung Padang ini berada di umur 2.500 sejak sebelum Masehi. Asumsi ini berdasarkan hasil eskavasi di mana ditemukan beberapa guratan pada batu yang rapih. “Dari referensi yang kami pakai ini berasal dari zaman neolitik di mana catatan pada masa itu hampir mirip dengan kondisi temuan di kawasan situs Gunung Padang saat ini,” ucapnya.

Sementara itu pakar Geografis Universitas Indonesia Taqyuddin mengatakan timnya menemukan serpihan-serpihan dan beberapa benda yang diperkirakan digunakan para manusia prasejarah ini untuk membentuk bebatuan yang ada di situs Gunung Padangi. Benda dan serpihan itu ditemukan di kawasan Gunung Ukir yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi Gunung Padang saat ini.

“Dari yang kami temukan di Gunung Ukir dan masih dalam penelitian zaman pembuatan situs ini mengacu ke era neolitik. Di mana ada kesamaan dan kesempurnaan di batu batu bergores yang ditemukan di sekitar kawasan Gunung Padang, terutama di bagian pintu masuk di sebelah Timur,” ujarnya.

VN

FOTO: Ekskavasi Singkap Misteri Gunung Padang

Tim arkeologi melakukan ekskavasi dengan fokus di wilayah timur.





Tim Arkeologi Melakukan Ekskavasi di Gunung Padang (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)


Tim arkeologi melakukan ekskavasi di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, hari ini, Minggu 24 Juni 2012. Fokus tim arkeologi dipusatkan di kawasan timur situs peninggalan peradaban Megalitik dari 2.500 tahun silam.



Ekskavasi dilakukan setelah melakukan perbandingan data-data georadar dan geolistrik, yang telah dilakukan tim geologi.



Tim arkeologi melakukan ekskavasi dengan membuka dua kotak ekskavasi seluas 2x2 meter, dengan kedalaman sekitar 1 meter. Ekskavasi dilakukan di teras pertama dan ketiga.



Dalam penelitian ini, tim juga menemukan sejumlah batuan bersudut yang diasumsikan merupakan buatan manusia. Ini berdasarkan konstruksi melengkung pada batu bersudut tersebut.



Selain itu, kemarin tim arkeologi menemukan beberapa menhir atau batu tegak yang diduga mengarah ke pintu masuk situs Gunung Padang. Di menhir itu terdapat garis tegas horizontal yang berjumlah tiga garis.



Seperti apa kesibukan yang dilakukan tim ekskavasi? Anda bisa melihatnya dalam galeri foto















































  • Seekor anjing melintas di situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/06/2012). Foto: VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi





















  • Taqyuddin, ahli geografi, menunjukkan batu bergaris yang terdapat pada situs Megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/06/2012). Foto: VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi





















  • Situs Gunung Padang di Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/06/2012). Foto: VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi





















  • Tim Arkeologi melakukan ekskavasi di situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/06/2012). Foto: VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi





















  • Tim arkeologi melakukan ekskavasi di situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (23/06/2012). Foto: VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi

























Menyingkap Misteri Gunung Padang



Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang mulai mengungkap sejumlah temuan baru terkait Situs Megalitikum Gunung Padang yang terletak di Cianjur, Jawa Barat. Diduga, pintu gerbang situs itu berada di sebelah timur, bukan di sebelah utara seperti yang diyakini selama ini. (Foto: VIVAnews/ Anhar Rizki Affandi)









Para Ilmuan: 'Partikel Tuhan' Sudah di Depan Mata

Headline
upi.com

Pencarian atas Higgs Boson atau 'Partikel Tuhan' sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Kini para ahli mengklaim, partikel paling diantisipasi ini segera ditemukan.

Ilmuwan di Large Hadron Collider (LHC), Swiss telah melakukan analisa pada hasil percobaan tabrakan partikel sejak kemunculan petunjuk Higgs Boson pada Desember 2011 lalu. Hasilnya akan diumumkan pada konferensi internasional untuk Fisika Energi Tinggi di Melbourne Juli mendatang. Demikian diberitakan Majalah Wired seperti dikutip oleh UPI.

Higgs Boson muncul pada akhir abad 20 untuk menggambarkan interaksi dari semua sub-atom partikel dan gaya. Partikel-partikel seperti Quarks dan W Boson sudah ditemukan pada empat dekade sebelumnya, tetapi Higgs Boson ini tetap membuat para ahli kebingungan.

Karenanya, para ahli terus melakukan penelitian pada partikel ini. “Dasarnya sudah jelas. Ada sesuatu yang tampak seperti Higgs Boson,” tulis ahli matematika Peter Woit dari Columbia University, AS, di dalam blog-nya.

TI